Chap 36. Jangan Terlalu Berharap 2

750K 52.6K 3.5K
                                    

Coba tulisin daftar cogan yang kalian tau disini, biar aku pilih-pilih cogan nanti malem wkwk

Next chapter buat 1.000 komentar ya

Kalo ada typo kasih tahu😍

Happy reading...

"Gue masukin instagram ah," ucap Alister sambil membuka ponselnya.

"Ngapain masukin instagram? Sodara bukan, pacar juga bukan!"

Balasan Ana barusan sukses membuat Alister terkejut, Ana masih tetap cemberut, dia sangat kesal karena Alister terus berkata jangan berharap padanya.

"Kok ngomongnya gitu sih?" tanya Alister heran.

Ana masih belum puas, rasanya dia ingin mendorong Alister ke danau tersebut agar merasakan amarah yang kian meledak dalam dirinya.

"Mending masukin instagram Bulan aja, terus tulis captionnya ini sahabat gue yang jomblo dari lahir!"

Alister melotot mendengar Ana, tapi dibalik rasa kagetnya Alsiter sekuat tenaga menahan tawanya.

Ya, bagaimana tidak. Saat Alister mengajarkan Ana untuk mengendarai motornya dia sengaja terus memancing Ana dengan berkata seperti itu.

"Lo belum bisa kan?" tanya Alister dan Ana mengangguk pelan.

"Jangan kepedean, oke? Gue pegang tangan lo buat ngajarin lo naik motor doang!"

Mata yang tadinya berbinar langsung padam, Alister dapat merasakannya kalau tangan Ana bergetar.

Oke, ini belum seberapa. Alister menahan tawa dibelakang sana. Tentu saja dia modus mengajarkan Ana naik motor besar, itu sudah pasti dan terlihat jelas saat Alister memegang tangan Ana.

Tapi... Kenapa dia masih belum menyadarinya? Kenapa dia malah terdiam? Apa dia tidak merasakan jika jantung Alister sudah berdetak kencang sejak dia memegang tangan Ana?

Saat mereka turun dari motor hal yang tak terduga di ucapkan oleh Ana.

"Aku yang bawa motornya kaya film romance kan nggak horor?" tanya Ana.

Deg!

Ternyata Ana dapat merasakannya. Tentu saja tidak seperti film horor, jantung Alister berdetak kencang bukan karena takut, tapi karena berada sedekat itu dengan Ana.

Ya, Ana selalu berhasil membuat jantungnya berdetak kencang, bahkan ingin copot rasanya bisa berada sedekat itu.

Tapi Alister lagi-lagi ingin melihat ekspresi wajahnya yang lucu.

"Engga ah, biasa aja."

"Bohong, buktinya kamu deg-degan terus deket aku."

Mata Ana terlihat tidak terima, Alister yang ingin tertawa langsung mengacak-ngacak rambut Ana kembali sambil berkata.

"Jangan berharap deh!"

Kali ini dia dapat melihat wajah cantiknya yang sendu, entah kenapa itu sngat lucu. Ditambah bibirnya yang cemberut, itu membuat Alister semakin ingin mencium eh bukan, mencubit pipinya.

Tapi saat berkata kalau dia ingin memasukan fotonya pada instagram Bulan, tidak bisa di sebut lagi. Matanya menatap Alister dengan tajam seperti orang serius, tidak ada bibir cemberut lagi, semuanya berbeda.

Ana membuang mukanya lalu menatap danau dengan semilir angin yang mengibaskan rambutnya.

"Gue nggak ngijijin Bulan buat update foto lo!"

"Dan Bulan nggak harus punya izin dari siapa-siapa!"

Ana mengepalkan tangannya kesal, apa cowok sinting yang di depannya ini memang kurang peka atau pura-pura tidak peka? Menyebalkan.

"Lo punya gue, ya pastinya harus ada izin!"

Ana memicingkan matanya dengan bibir yang kembali cemberut.

"Punya gue?" tanya Ana balik dengan melipatkan kedua tangannya di atas dada.

"Jangan terlalu berharap deh!" balas Ana.

Ya, ini waktu yang tepat untuk balas dendam. Seketika Ana dan Alister langsung tertawa, Ana langsung berlari menuju sekumpulan bunga mawar yang ada di dekat rumah neneknya.

Ana berhenti di tempat tersebut lalu mencari-cari tempat di mana Alister mengubur peluit pemberian Ayahnya.

"Nyari apa?" tanya Alister.

"Peluit."

Alister kaget, ternyata Ana masih ingat tentang peluitnya. Tapi... Benda itu kini sudah lenyap, Alister juga sudah tidak mau melihatnya lagi.

"Udah nggak usah dicari, pasti udah ancur."

"Nggak, peluitnya pasti ada di sini."

"Ana, denger. Gue nggak mau sedih lagi, gue nggak mau nginget orangtua gue lagi."

Ana langsung berhenti, dia berputar dan menatap Alister yang sudah putus asa. Ana lalu memegang kedua pipi Alister yang hangat.

"Meskipun orangtua kamu nggak saling sayang, tapi kamu harus percaya, mereka sayang baget sama kamu, karena kamu anak satu-satunya yang mereka punya."

Ana tersenyum lalu dengan perlahan dia melepaskan tangannya yang barusan memegang pipi Alister, tapi saat itu juga Alister menahannya.

"Yang gue butuhin cuma mereka berdua sama-sama, sejak kecil cuma itu impian gue, tapi nggak pernah terwujud."

"Kamu masih punya impian lain yang bisa terwujud."

"Cita-cita gue maksudnya?"

Ana tersenyum berkata. "Bukan, tapi ketemu sama cinta pertama kamu."

"Jadi cita-cita gue nggak penting, gitu?" tanya Alister diiringi dengan tawanya.

"Aku nggak ngedukung deh, soalnya cita-cita kamu dulu power rangers."

Mereka berdua tertawa, benar juga. Alister belum memberi tahu Ana apa cita-citanya yang ingin ia gapai saat ini. Ana hanya mengetahui cita-cita Alister yang dulu, yang polos, yang belum mengetahui apa-apa.

Alister sangat bahagia melihat Ana yang periang dan berubah drastis, tidak pendiam seperti dulu. Mungkin karena effek bullying dia jadi seperti itu.

Dia ingin menempatkan dirinya seperti Ana dan mendapatkan balasan seribu kali lipat dari rasa sakit yang Ana dapatkan selama ini.

Alister sudah terlewat kejam, selama ini yang dia lakukan hanyalah mempercayai Tasya dan Alana karena mereka selalu mendukung apa yang ia lakukan.

Rasanya Alister ingin menyerah dan pergi dari kehidupan Ana sejauh mungkin, tapi rasa cintanya pada Ana sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Ana... Maafin gue, selama ini udah jahat sama lo."

"Nggak papa, aku paham kok."

Ana tersenyum hangat, senyuman itu adalah vitamin bagi Alister, dia sangat senang jika melihat Ana tersenyum, tapi hatinya terus teriris jika mengingat Ana menangis di masa lalu.

Alister memegang tangan Ana dengan kuat, lalu menatap matanya dengan dalam. Ya, kali ini dia ingin berkata serius.

"Gue sayang sama lo, tapi gue egois kalo ngebiarin lo terus-terusan bareng orang jahat kaya gue."

Love you readers...

Aku mau edit prolog, banyak yanh salah paham sama eding cerita gara-gara prolog, nanti aku kasih tahu ya

Oke ada yang mau ditanyain?

Ig: ekaaryani01

Buat kemarin yang nanya flashback Iqbal sama Ana nanti ada di depan kalo sempet, soalnya kalo banyak flashback takut pusing wkwk

Makasih💕

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang