Alister Reygan: Benci

1.4M 81.6K 6.5K
                                    

Dentuman musik begitu kencang, kerlap-kerlip keindahan malam manyapa satiap insan yang tengah asyik menari di atas dancefloor.

Cowok tampan yang tengah berjalan masuk ke dalam sebuah club tersebut disambut riuh oleh teman-temannya.

Cowok itu tersenyum manis, senyumannya mampu melumpuhkan setiap cewek yang melihatnya, begitu memabukkan.

"Rey!" panggil Iqbal sambil melambaikan tangannya.

"Lo telat 20 menit bro!"

Alister atau yang sering disapa dengan Rey itu menatap jam di tangannya, ia langsung mengedikkan bahunya seperti tak berdosa.

"Santai... Baru jam 12 malem."

"Semakin malem semakin semangat dong pastinya," balas Iqbal.

Rey menaikkan kedua alisnya tanda setuju.

"Lo liat cewek yang lagi joget di sana?" tanya Iqbal sambil menunjukkan cewek yang sedang menari dengan rok mini.

"Uh, seksi banget bro."

Rey berdecak sambil tertawa meremehkan. "Dasar cowok murahan!"

Andra yang dari tadi terdiam langsung membalas Iqbal.

"Kampret lo, tante-tante kek gitu masih aja lo lirik, Bal." Andra mendorong bahu Iqbal yang sedang tertawa.

"Seenggaknya, dia lebih padat berisi."

Rey dan Andra saling menatap heran, mereka tertawa kecil sambil mengacak-ngacak rambut Iqbal.

Tak lama, cewek tersebut membalikkan wajahnya, mereka dapat melihat kecantikan dan juga kesan nakal dari cewek itu. Iqbal langsung tersenyum, tapi ternyata ia malah menatap Alister, ia tersenyum genit padanya membuat Alister jijik.

"Rey, dia senyum sama lo tuh," ucap Andra.

"Padahal gue yang senyum," balas Iqbal memelas.

"Selalu... Saja Alister Reygan."

Rey mengacuhkan mereka, ia menggoyangkan kakinya untuk menikmati setiap alunan musik.

Rasanya Cowok itu ingin bergoyang untuk melepaskan penat, tapi ia lebih memilih duduk dan minum dengan temannya.

Di dancefloor terlalu banyak cewek, ia yakin saat ia datang ke sana akan banyak cewek yang memperbutkannya untuk bisa menari bersamanya. Membosankan.

Apa tidak ada hal yang lebih menarik lagi?

"Kita balik kapan nih? Besok masuk sekolah, hari senin lagi. Lo tau kan hari senin itu gurunya siapa?" tanya Andra kepada Iqbal.

"Dasar bocah lo! Kebiasaan, jam segini lo pasti ngajak balik."

"Gue males aja dengerin nyokap gue ngomel-ngomel."

Alister mengacuhkan mereka, ia mengeluarkan sebatang rokok lalu menghisapnya dengan perlahan.

"Alana sama Tasya ke mana?" tanya Alister.

"Mereka lagi ke toilet."

Ya. Iqbal, Andra, Alana dan Tasya. Mereka adalah teman satu genk Alister. Mereka berlima selalu dijuluki sebagai penuasa sekolah karena tidak ada yang berani kepada mereka.

Terutama yang selalu menjadi sorotan semua orang, Alister Reygan. Cowok yang sering di panggil Rey itu sering disebut sebagai pemimpin dari genk mereka.

Mereka berlima adalah biang masalah di sekolah, tidak ada satupun siswa dan siswi yang tidak mengenal mereka berlima. Terakhir, Alister mendapat masalah karena sudah memukul ketua osis yang berani menghalanginya.

Entahlah, Alister sangat tidak suka dengan ketos itu.

"Rey!"

"Rey!"

Alana dan Tasya berlari mendekati Rey dengan semangat. Mata mereka berbinar saat melihat Rey datang.

"Gue pikir lo ga bakal datang, Rey," ucap Alana.

"Biasanya, bokap lo langsung nyusul dan-" ucap Tasya berhenti saat melihat pria paruh baya dengan wajah amat sangat marah datang menghampiri mereka.

"Maksa lo pulang," lanjut Tasya pelan.

Alister dengan santai menatap Papanya yang terlihat marah besar melihat anaknya hampir tiap malam menghabiskan wakti di club.

"Sial!" Alister menggebrakkan meja lalu mematikan rokoknya.

"Nggak usah dipaksa, bisa pulang sendiri kok," ucap Alister pada Budi, Papa kandungnya.

"Rey, dengerin Papa!"

"Rey!"

Alister langsung berjalan melewati Papanya begitu saja, ia keluar dari club tersebut dan memasuki mobilnya.

Kesal, rasanya sangat kesal memiliki Papa yang over protective. Cowok itu membanting stir dan dengan kecepatan penuh ia pulang menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, Alister memicingkan matanya, menatap Mama yang sudah menunggu kepulangannya.

"KENAPA?!" bentak Alister.

"Rey! Mama sama Papa khawatir, kenapa kamu terus-terusan pulang malem kaya gini? Ini udah jam satu malem. Belum lagi besok kamu sekolah, Mama nggak suka kamu-"

"Cukup, Ma. Rey capek."

Alister menutup telinganya, ia pusing setengah mati jika Mamanya yang cerewet mulai berkicau.

Alister langsung pergi ke lantai atas menuju ke kamarnya, kesal rasanya mendengar ocehan Mama dan Papa setiap hari. Ia mengembuskan napas beberapa kali dan menutup matanya di atas kasur.

Ia tersenyum kecil, mengingat besok hari seni dan banyak sekali tugas yang belum ia kerjakan. Tenang saja, ia bisa meminta teman sekelasnya untuk mengerjakan tugasnya.

Teman sekelas yang selalu ia pekerjakan sebagai budak.

Mungkin besok akan menjadi hari yang sangat menyenangkan untuk Alister.

Tak lama kemudian, cowok itu terlelap dengan dinginnya malam.

Love you readers...

Update setiap hari ya, semoga bisa hehe

Thankyou❤

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang