Chap 20. Dear Alister

889K 63.4K 6.3K
                                    

Ini beneran loh, typo itu emang susah, dari semenjak pertama nulis cerita tetep aja typo, padahal udah di cek beberapa kali wkwk

Bantuin lagi ya, biar dibenerin🙏

Jangan lupa vote sama komentarnya💕

Love you readers...

Alister menatap Ana, matanya yang indah dengan rambutnya yang terurai panjang, bibirnya tersenyum tulus membuat Alister tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

Ana langsung memetik bunga itu, dan menciumnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi aku suka bunga mawar, meskipun rasanya sakit."

Alister menghampiri Ana sambil mengerutkan keningnya dengan memasang wajah tanda tanya.

"Kenapa sakit?"

"Karena dulu aku pernah dikasih mawar sama cinta pertama aku."

Perasaan apa ini?

Bagaimanapun, Ana itu cewek normal yang bisa jatuh cinta. Tapi kenapa tetap saja ada yang sedikit mengganjal.

Sepertinya kali ini Alister sangat berat untuk tersenyum, bahkan sedikitpun tidak bisa.

"Bunga mawarnya jelek, ga ada bagus-bagusnya."

Ana hanya tersenyum kecil, tidak mau berkata apa-apa selain tersenyum.

Masih dengan posisi merunduk dan memegang mawar itu, sementara Alister berkacak pinggang sambil menatap Ana yang tengah memegang bunga mawar sialan itu.

"Lagian lo mau-mau aja dikasih bunga jelek kek gitu!" Alister terus menggerutu dan itu sukses membuat Ana tertawa.

"Sekarang kita mau ngapain ke sini?" tanya Ana sambil tersenyum. Pandangannya kini beralih menatap danau yang membuat matanya segar.

Alister berjalan menuju sebuah pohon besar yang rindang, batangnya yang kokoh sangat sempurna untuk dijadikan tempat berteduh.

Alister dapat melihat rumah pohon yang tua. Sederhana memang dan tidak terlalu mencolok, bahkan kayu-kayunya terlihat usang dan kotor.

Rasanya, dulu saat Alister masih kecil pohon itu tidak besar seperti sekarang, batangnya yang rindang begitu...menyeramkan?

Tapi tetap saja tempat ini menyimpan banyak kenangan, membuat rasa menyeramkan itu sirna seketika.

"Mau naik ke atas?" tanya Alister.

"Boleh."

Pertama Alister mengizinkan Ana untuk naik terlebih dahulu. Perlahan tangannya mulai memanjat satu persatu tangga kayu yang tua itu.

Ana tidak mengerti kenapa Alister mengajaknya ke atas sana. Kenapa dia tidak membawa teman-tannya saja ke tempat rahasianya ini?

Entahlah, Ana tidak bisa menolaknya. Setelah sampai di atas sana, Ana bisa melihat danau yang luas dengan angin sepoy-sepoy yang begitu menyejukkan hatinya.

Alister menatap Ana yang tengah tersenyum, sambil mengambil sebuah floppy hat yang menggantung di atas paku, topi bundar berukuran mini tapi masih pas untuk Ana.

"Lo diem deh di situ," ucap Alister sambil mengeluarkan sebuah buku khusus untuk menggambar.

Ana memegang topi itu sambil tersenyum, Alister heran kenapa Ana terlihat bahagia sekali dengan topi lama seperti itu, bahkan sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Ana masih terus tersenyum membuat Alister tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

"Tetep senyum, jangan berenti senyum," ucap Alister sambil mengambil pensil dan mulai menggambar Ana dengan cekatan.

Dan...setelah hampir setengah jam Ana memandangi danau itu Alister memberikan sebuah kertas, di sana terdapat gambar Ana tengah tersenyum memakai topi tersebut.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang