epilog

551 34 5
                                    

Pada dasarnya semua yang kita lewati itu sudah direncanakan oleh tuhan, mau tidak mau itu sudah menjadi jalannya, seperti hubungan Ratu sekarang mau tidak mau mereka harus berpisah, tapi perpisahan itu bukan akhir dari segalanya, jarak bukan penghalang dari sebuah hubungan, memang sulit, kepercayaan adalah kuncinya, sebagai orang yang menghargai kepercayaan itu maka harus bisa menjaga hatinya agar tetap sama.

Sudah sekitar enam tahun Ratu pergi dari negaranya, semata-mata mengejar ilmu di negara orang, well itu hanya bullshit karna kepergianya bukan karna itu, orang tuanya sudah mau berdamai dengan Ratu,walaupun perlu perjuangan mati-matian untuk membujuk keduanya, dan itu berhasil karna dalam satu tahun terakhir Ratu membenarkan semua ucapannya, bekerja di sebuah entertain ternama di Seoul, masalah pertunangan itu sudah resmi dibatalkan, karna katanya David sudah punya wanita yang di sukainya, walaupun tidak ada yang tau itu siapa.

"ngapain sih lo kesini mulu?" Ratu membuka pintu apartemennya dan menatap kesal orang yang baru saja memencet bel di pintu apartemennya itu, jelas ini masih terlalu pagi untuk bertamu dirumah orang. Bukannya menjawab orang yang di ajak nya bicara malah masuk kedalam tanpa membalas pertanyaannya.

"heh jangan duduk disitu.." Ratu berlari kecil karna orang itu duduk di sofa yang belum sempat di bereskannya, ya memang apartemennya sangat berantakan dan kotor sekarang, itu karna Ratu sibuk beberapa hari ini.

"berisik banget lu, nih beresin.." dia melempar baju Ratu yang berada di atas sofa.

"HIA..!!" Ratu meneriaki orang itu, tapi ngga didengerin. "Davidddddd" Ratu ngegoyangin tubuh David biar cepet-cepet bangkit dari sofanya.

"berisik gue cape.. bikinin makanan sana" kata David lagi sambil memejamkan matanya.

"enak aja..sana beli, ngga ada bahan makanan disini" jawab Ratu kesal sambil memungut beberapa sampah plastik bekas camilan di sekitaran sofa. "kerjaan lagi ya Dav?" tanya Ratu lagi.

David membuka matanya "ya.." jawabnya.

"ohh sama perusahaan mana lagi?"

"perusahaan lo"

"ko?"

Ratu mikir dulu, otaknya masih lelet, dia ngga sejenius itu walaupun kuliah di luar negri.

"mau kerja sama iklan sama anak buah lo" kata David lagi karna melihat ekpresi bingung Ratu.

David emang membangun perusahaan fashion di Jakarta dia sedikit melenceng dari perusahaan orang tuanya, jelas ayahnya punya rumah sakit besar di Jakarta, dan dia bikin brand sama mall, dari mana nyambungnya coba.

"gue belum sehebat itu bisa nyebut mereka anak buah gue" jawab Ratu masih sibuk ngeberesin sekitaran sofa.

"makanya kawinin CEO nya biar lo jadi bos" celetuk David sembarangan yang membuat Ratu sedikit mencibir, udah serius juga.

"yaa lo pikir gue ngawinin kakek-kakek yang udah umur 60 taun" jawab Ratu kesal, dia lalu keluar dari apartemennya sambil membawa beberapa baju kotor menuju loundry zone dilantai dasar.

Pintu tertutup, David lalu membuka matanya, dia menatap nanar sebuah jendela kaca besar di hadapannya yang menunjukkan keindahan kota ginseng itu. Tidak lama David berdiri menyusul Ratu kebawah. Ngga lupa membawa mantel dan syal Ratu yang tergantung di kursi kerjanya.

David sudah sampai di loundry zone dengan Ratu yang menjadi satu-satunya orang yang sedang berdiri memasukkan baju-baju kotornya kedalam mesin cuci, David menghampirinya membantu Ratu memasukkan bajunya, setelah selesai David lalu memasangkan mantel kebadan Ratu, yang langsung mendapatkan tatapan heran.

"temenin gue sarapan" kata David sambil merapikan mantel di tubuh Ratu.

Ratu Cuma ngangguk-ngangguk sambil memasang syalnya sendiri, ini Desember jadi Seoul lagi dingin banget, semua orang bakal pake mantel sama syal kalau mau keluar rumah. Ratu sama David keluar dari apartemennya menuju kedai terdekat disana.

Nobody HurtWhere stories live. Discover now