Tiga puluh satu

523 23 2
                                    

"Penasaran ya sama gue"
Perempuan itu lalu membuka topinya secara perlahan, bukan main, Ratu sempat tidak percaya dengan orang di hadapannya itu, dia bahkan sampai menutup mulutnya kaget.

"Kenapa? Kaget?" Bisiknya di telinga Ratu yang sukses membuat seluruhbulu kuduknya berdiri.

"Talita!Lo..lo ngapain?" Tanya Ratu perasaan takut nya mulai berganti menjadi emosi, Ratu menatapnya sinis.

"Santai aja, kita kan temenan, tapi sayangnya gue udah ngga nganggep lo teman"

"Gue tau lo ngga pernah nganggep gue temen, oke! Kita ngga usah temenan lagi"

"Ngga semudah itu" jawab Talita, wanita ini sudah mengeluarkan senjatanya, pisau kecil, tapi telihat sangat tajam, Ratu mentapnya tidak percaya, perasaan takut kembali lagi, Ratu mencoba menjauh dari Talita, tapi kenyataannya Talita malah mendorong tubuh Ratu keujung toilet. Mendorong tubuhnya sampai jatuh kelantai

"Ko lemah banget, gaasik tau kalau lo nyerahin diri lo cuma cuma ke gue.." Talita sudah berjongkok memegang wajah Ratu, Ratu benar benar takut, kenapa Talita senekat ini, apa yang merasukinya, setaunya Talita itu anak baik baik.
"Nangis lo?" Tanya Talita lagi, benar Ratu sangat ketakutan sampai sampai air matanya jatuh, sebenarnya dari tadi sudah ditahannya, tapi Talita sudah menyakiti fisik dan mentalnya sekarang.

"Kita bisa ngomongin ini baik baik Tal.." kata Ratu yang mulai terisak.

"Ngomongin baik baik?" Talita mengulanginya memberikan senyum miring meremehkannya kearah Ratu.
"Lo temen paling bangsat tau lo!" Bentak Talita, perempuan itu kini menyeret Ratu memasuki toilet paling ujung, dan mengunci pintunya.

"Mau ngapain lo!" Ratu berdiri, menyamakan posisinya dengan Talita, Ratu lalu mendorong Talita lumayan keras, Talita tidak goyah sedikitpun, malahan Talita mendekatinya memainkan pisau kecil ditangannya, ujung pisau yang tajam itu Menyentuh pipi Ratu halus, sampai menimbulkan goresan tipis mengeluarkan cairan merah di pipinya, Ratu meringis, ini hanya luka kecil, tapi hatinya sekarang lebih sakit, Ratu memejamkan matanya, menumpahkan segala kesalahan kedirinya, dia salah dia mengubah seorang Talita yang baik menjadi monster seperti ini, air matanya tidak bisa berhenti malah membuat lukanya tambah perih.

"Jangan nangis, nanti Iqbal marah"

"Talita sadar lo! Lo kenapa sih!"

PLAKK

satu tamparan mendarat dipipi kiri Ratu, perih, panas, air matanya tambah deras, Ratu memegang pipinya. Ratu mencoba mencari hpnya, tas nya dikebelakangkan, sedangkan tangan satu nya dengan hati hati mencari hp. Saat Talita membelakanginya akhirnya ia bisa menemukan hp nya, mencari nomor Iqbal karna hanya dia yang paling dekat posisinya sekarang.

"Halo" suaran Iqbal diseberang sana lumayan keras, membuat Talita kembali berbalik karna mendengar suara Iqbal samar-samar dari belakangnya.

"BALL TOLONG...BAL TOLONG!!" Ratu berteriak sambil memegang erat ponselnya, dan Talita langsung merampasnya paksa, tapi tenaga Ratu juga tidak kalah kuat dengan Talita.

"KAMU DIMANA..HALO..!!RATU KAMU BAIK BAIK AJAKAN.." suara disebarang sana membuat emosi Talita tambah memuncak, Talita menendang perut Ratu, Ratu lalu reflek melepaskan hp nya dan jatuh sambil menahan sakit diperutnya. Talita mengambil hp nya lalu langsung mematikan sambungan itu.

"ANJING LO!!" Bentak Talita, sambil memak-maki Ratu yang sudah duduk lemas di lantai sambil memegang perutnya.
"BANGUN LO! JANGAN LEMAH!" Talita menarik kerah baju Ratu memakasa gadis itu berdiri, ingin sekali Ratu membalas perbuatan Talita sekarang, tapi tenaganya sudah lemah menahan perutnya yang sangat sakit, Berkali kali Talita menampar dan menendang tubuh Ratu, namun sayang nya Ratu benar benar tidak bisa melawan tubuhnya sudah sangat sakit bahkan mungkin untuk duduk normal saja tidak bisa.
"Bangun lo! Lawan gue.." Kata Talita lagi, suara meremehkannya yang sangat jahat, telinga Ratu mulai hening dan tatapannya buram ntah karena air matanya, atau memang kesadarannya mulai berkurang, Talita bisa saja membunuh Ratu sekarang juga, agar Iqbal bisa menjadi miliknya seutuhnya, namun dia tidak mau langsung membunuh gadis ini, Talita masih ingin bermain-main dengannya.

"RATU!"

teriakan dari luar membuat Talita terpaksa harus menghentikan permainannya.

"Denger baik baik Ratu, kalau lo bilang gue ngelakuin ini sama lo, keluarga, Iqbal, Dhirga sama semua temen deket lo bakal terancam! Gue ngga segan segan nyakitin mereka semua!" Kata Talita berbisik di telinga Ratu, Ratu masih bisa mendengar ancaman perempuan itu, dia hanya mengangguk sambil menutup matanya dan semua menjadi gelap.

BRAKK

Pintu toilet terbuka, sosok Iqbal yang pertama kali muncul terlihat, sedangkan Talita dan Ratu masih di dalam toilet.

"SIAL!" maki Talita, lalu membuka pintu toilet, untung nya ada dua pintu, pintu belakang yang bersebelahan dengan toilet tempat dia bersama Ratu sekarang menjadi jalan alternatifnya.

"WOII!!" Teriak Iqbal melihat perempuan yang berhasil lolos melarikan diri. Iqbal berusaha mengejar perempuan melewati tangga darurat, dia sempat tersenyum karna sempat melihat tulisan balkon didinding, 'apa perempuan ini bodoh malah melarikan diri kebalkon?' Batinnya bersorak gembira.

Pintu balkon terbuka, Talita menatapnya tak percaya, bodoh, dia terlalu bodoh sekarang, tidak mungkin dia melompat dari mall 15 lantai ini.

"STOP DI SITU!" Suara Iqbal sudah terdengar di belakangnya, Talita mendekati ujung pembatas balkon.

"Jangan loncat! Lo ngga akan langsung mati, manusia ngga semudah itu buat mati" kata Iqbal lagi sambil mendekati perempuan yang membelakanginya itu.

Sekarang Iqbal benar-benar sudah beradatepat di belakang perempuan itu. "Lo siapa?" Tanya Iqbal pelan, namun yang ditanya tidak juga menjawab.
"kayanya gue kenal tubuh lo" Iqbal mulai menyentuh penutup kepala perempuan itu, namun tangannya di tepis kasar, dan perempuan itu membuka sendiri penutupnya.

"LO?!?!"

"kenapa?" Tanya Talita melihat ekspresi Iqbal, Iqbal tidak menjawab dia hanya menatap tidak percaya.

"Kenapa lo ngelakuin itu?"

"Karna gue udah muak dengan sandiwara murahan lo itu!"

"Sandiwara apa?"

"Lo udah lupa, lo lupa ingatan?"
"GUE NGGA AKAN SEGAN SEGAN BILANG KE RATU KALAU LO ITU COWO BRENGSEK IQBAL!" Teriak Talita, wajahnya merah padam, mengutuk berkali kali laki laki didepannya ini.
"BAJINGAN LO!" Maki Talita lagi.

"Gue bakal kasih tau Ratu suatu saat nanti Tal.."
"Gue mohon jangan sakiti Ratu lagi.."
"Ini urusin kita berdua Tal.." Iqbal sudah berlutut di kaki kaki Talita, dia mengesampingkan harga dirinya sebagai laki laki.

"NUNGGU LO YANG BILANG?"
"SAMPE GUE MATI JUGA LO GABAKAL NGOMONG BAL!" Talita masih menatap murka laki laki di depannya ini, dia bahkan mengeluarkan semua sumpah serapah di hadapan Iqbal.

"Gue bakal bilang, habis ini"

*
*
*

jadi ya gitu, Iqbal itu cowo yang punya seribu satu rahasia, ntah itu keluarga atau masa lalunya.

Nobody HurtWhere stories live. Discover now