Empat belas

2.3K 61 1
                                    

Ratu kembali kekelas, lalu duduk di kursinya menelungkupkan wajahnya di meja, mood Ratu tiba-tiba rusak, Dhirga bahkan langsung di suruh kembali ke kelasnya karna Ratu enggan di ganggu dengan bacotan tidak jelas Dhirga.

Tapi cowok satu itu malah kembali kekelas Ratu dengan lagak seolah-olah mereka belum bertemu tadi pagi.

"Woii" Dhirga tiba tiba datang.

"Apaan" Ratu.

"Lo ga pulang ya kemaren" Dhirga.

"Pulang lah" Ratu.

"Jutek banget si santai aja kali" Dhirga.

"Auu ahh" Ratu.

Ratu kembali menelungkupkan wajahnya dimeja.

"Eh Ratu medusa" kata Dhirga sambil mengacak acak rambut Ratu.

"Apaan si, ancur nih" jawab Ratu dengan juteknya, sambil merapikan rambutnya yang sudah acak acakan. Hobi baru ya ngacak ngacak rambut orang.

"Yaudaaa maaf maaf..."
"Kenapa sih lo jutek banget hari ini lagi ada masalah apa??" Dhirga.

"Gapapa cuma lagi ga mood aja" Ratu.

Sandiwara yang baik, Ratu hanya mengikuti permainan Dhirga.

"Misi...." Nada menyenggol Dhirga yang dari tadi menduduki kursinya.

"Awww, kasar deh lu jadi cewe Nad" Dhirga.

"Bodoo" jawab Nada.

TENGG..TENGG

bel masuk berbunyi, Ratu melihat jam tangannya, ya menunjukkan tepat jam 08.00 pelajaran segera di mulai.

"Udahh... udahh pacarannya, nanti guru nya masuk.." kata Vino melewati Ratu dan Dhirga menuju kursinya.

"Paansi pacaran muka lo" kata Ratu pada Vino.

"Udahh udahh gue balik ke kelas ya" kata Dhirga beranjak dari duduknya. Ratu hanya mengangguk meng-iyakan.

Perlajaran pertama di awali dengan pak Sejarah, biar dikata kelas Ipa , sejarah tetap ada, pelajaran Bu Meta yang super duper membosankan, biasanya ga banyak yang di kelas, pada bolos semua, paling yang tinggal cuma orang orang kutu buku yang niat banget belajar.

Nada tidak bicara apapun , selain mengeluarkan hp dan sibuk memainkan game.

Ting..

sebuah pesan masuk, itu notif dari David.

David: Udah dimakan bekalnya?

Ratu: Ngasih makanan diet biar apa?

David: Lohh gue pikir lo vegetarian

Ratu: Enggaalah

"Ehh Ra keluar yokk..bosen nih" Nada menyenggol lengan Ratu. Ratu mengangguk meng-iyakan. mereka memutuskan kekantin setelah keliling keliling sekolah karna ga dapet tempat yang srek.

"Eh Ra lo tau ga katanya, nih sekolah ada setannya, tapi kayaknya bukan setan sih.." bisik Nada ke arah Ratu.

"Tapi manusia yang nyamar jadi setan buat ngilangin berkas berkas kan?" jawab Ratu seolah-olah sudah pernah bertemu dengan 'setan' itu.

"Loh ko lo tau berkas yang ilang" Nada.

Ratu berpikir sejenak, apa dia harus nyeritain Nada tentang kejadian malam tadi, tapi dia pasti bingung dong kenapa Ratu disekolah malem malem, sendirian lagi. Tapi lebih baik cerita ajalah Nada gamungkin bocor juga kali, siapa tau kan bisa ketangkep tu setan gadungan yang ngurung Ratu kemaren.

"Nad lu diem aja ya.."

"Iya emang gue pernah bocor" ekspresi Nada yang menunjukkan kadar kekepoan tinggi membuat Ratu ingin sedikit main dengan gadis ini.

"Kemaren kan ujan tuh pas sore sore mau malem gitu, terus gue ada ninggalin sesuatu gitu, eh waktu gue ambil tu barang ujan deh deres banget.. teruss" Ratu.

"Teruss teruss apa??" ekspresi wajah Nada masih sama keponya membuat Ratu menahan ketawanya yang ingin segera menggelegar menertawakan teman sebangkunya itu.

"Terus gue basah deh" jawab Ratu di akhiri tawa garing, yang tidak membuat Nada tertewa sedikitpun.

"Apaansih kalo cerita tuh yang bener kali" sahut Nada dengan wajah masamnya.

"Iyaa ntar dulu gue belom selesai"
"Nah gue lanjutin tuh ngambil barangnya terus gue neduh di perpustakaan, ga lama gue ketiduran kan, karna dingin.." Ratu sengaja meng- skip dikit di bagian Iqbal yaa Ratu gakuat lah ceritainnya, dia masih teringat yang tadi pagi emang ga sakit sih cuma pedih.

"Terus ada ga tu setan?" Tanya Nada yang masih dengan level ke-kepo-an yang melebihi tingkat dewa.

"Gue lewatin kelas 12 ips 3 nah gue liat cowo gitu di sana, lagi buka buka berkas gitu, cuma gue bingungnya kenapa di kelas 12 ips bukan di ruang guru bingung ga lo??.." Ratu, sebenarnya melihat orang itu dan membuat suara gaduh karna kecoa yang tiba-tiba mendejkati kakinya, cuma pura pura ngga liat aja biar netijen penasaran. *autonampol

"Iya sih yaa aneh banget tu setan.."

"Bukan setan Nad bukan, berani taruhan gue.."

"Iya iya terserah deh.. baca tuh notif dari tadi ga denger apa, budek ato apa sii ni anak" kata Nada menunjuk hp Ratu yang dari tadi mati nyala karna notif.

Ratu membuka notif itu, semua dari David, ga jelas dah tu anak nanya mulu, dimana lah, belajar lah apalah, pusing bacanya.

"Dari siapa?" Tanya Nada

"Biasalah dari David.." Ratu.

"Buat gue ajadeh, mubajir cowo tajir, lo anggurin gitu" kata Nada dengan senyum jahilnya.

"Ambil aja gratis buat lo" Ratu.

*

Di belakang sekolah ada segerombolan anak laki-laki yang biasanya main main disana, jarang ada anak cewe yang kesana kalo ga di bully ya pasti minta di bully kalo berani nongkrong di sana.

"Lo denger ga gue bilang bakar tu berkas bukan di buang buang di sana" kata laki-laki itu, sepertinya dia ketua geng.

"Punya otak ga sih lo" tambah temannya lagi, sambil mendorong kepala laki-lakiyang sudah berlutut didepan kaki si ketua geng.

"Gue ketahuan ka, ada cewe yang.."

'BRUKK' satu pukulan mendarat di pipi cowo itu.

"Ini udah mau ujian tau lo!?, kalo berkas itu masih ada dan belom lo bakar, gue bongkar semua nya di depan kepsek kalo lo yang ngancurin berkasnya"

"Jangan ka jangan gue janji..janji pasti gue bakar" kata nya sambil menunduk.

*

*

*

Nobody HurtWhere stories live. Discover now