Dua puluh empat

1.2K 42 0
                                    

"Jadi begitu ya pak.."
"Hehe bisa diatur pak.."

papa benar benar terlihat senang malam ini, karna beberapa hari terakhir terlihat sedikit murung, mungkin karna pekerjaan yang membuatnya begitu, sangat berbeda jauh dengan malam ini sehabis memutuskan sambungan telponnya dengan teman atau kerabat kerjanya itu, senyuman mengambang sempurna di wajah lelaki yang sangat Ratu cintai itu.

"Emm Ratu kamu besok libur kan jadi besok dirumah aja, papa mau ngomong" kata papa masih berkutat dengan koran dan kopi manis di atas meja makan.

"Sekarang aja pa.."kata Ratu, karna Ratu ngga tau apa yang bakal dia lakuin besok, bisa jadikan dia tibatiba diajak jalan sama temen terus ga mau nolak.

"Besok.." papa melirik Ratu yang langsun diam tidak berkutik, kata-kata yang keluar dari mulut papa emang ngga bisa di ganggu gugat lagi, tanpa pamit Ratu langsung meninggalkan papa nya menuju kamar.

**

"Siapa sih ma yang mau dateng.." kata Ratu sambil bantuin ibu menata makanan penutup di meja makan, Ratu keheranan karna tidak biasanya mama nya memasak sebanyak ini.

"Kamu bakal tau sendiri nanti.."

"Aduhh maaf yaa jadi repot repot kerumah saya, ayo silahkan duduk dulu" suara ayah terdengar menyambut tamu yang ditunggu tunggu itu datang, Ratu sudah berjalan mau menengok tamu itu mama nya malah mencekal tangan Ragu biar ngga kemana-mana.

"mama kesana dulu ya..kamu lanjutin yaa" kata ibu sambil memberikan beberapa sendok ketangan Ratu.

"Jadi bagaimana...." suara papa yang lumayan kencang membuat Ratu bisa mendengar secara jelas apa yang mereka bicarakan.

"Non.." Bi Asih tiba tiba ngagetin ntah datang dari mana.
"Kata mama non dandan yang cantik sekarang" kata Bi Asih mengambil sendok yang diberikan mama tadi mengambil alih pekerjaan Ratu.

"Ehh kenapa bi? Ada urusannya sama aku ya??"

"Turutin aja non cantikkku, udah sana yang cantik yaaaa.."

Ratu terus kekamar memakai dress simple merah muda, sama rambut di cepol keatas, dengan make up senatural mungkin.

"Ratu udah belom, kemeja makan ya kalo udah.." mama udah manggil, terus Ratu langsung keluar kamar dan menuju meja makan.

Disana sudah ada sepasang suami istri kira kira umur 50 atau 60 tahunan, dilihat dari pakaian wanitanya sepertinya dari keluarga super berkecukupan.

"Duhh udah cantik aja anak mama" kata mama sambil tersenyum memandangi Ratu yang berjalan menuju meja makan.

"Cantik juga anak kamu ini.." kata pria paruh baya itu ngeliatin Ratu intens.

"Kamu ini pah, ngga berubah dari dulu" kata istrinya yang Ratu bilang gayanya high class tadi.
"Ehh jeng maaf ya anak saya terlambat tadi sih katanya udah di jalan" kata perempuan high class itu lagi.

"Biasa aja jengg"

Tokk..tokkk

"Ma bentar ya Ratu ke toilet dulu" Ratu minta izin, menjaga etika dengan orang yang lebih tua.

Sesampainya di toilet sebenarnya Ratu ngga ngapa ngapain, ntah kenapa Ratu gugup sama anak nya tante itu, belum tau nama tante itu karna emang kami belum mengenalkan diri masing masing.

Setelah Ratu ngerasa cukup lama berada disini, Ratu mutusin kembali kemeja makan.

"Udah selesai Ratu?" Kata tante itu dengan ramahnya. Dan Ratu hanya mengangguk sambil tersenyum mengiyakan.

"Ini kenalin David anak tante..." kata nya sambil merangkul pundak lelaki itu.

Betapa kaget nya Ratu ketika laki-laki itu menunjukkan wajah nya, dia David gayss David yang duduk dibelakang Ratu.

"Davidd?!?"

"Haii Ra"

"Ohh jadi kalian udah kenal ya.. baguss banget ini.." terdengar gelak tawa dari dua pasangan senja, yang menurut Ratu tidak ada lucu-lucu nya.

"Jadi gini Ra.."
"Papa sudah setuju sama pak Tio buat ngejalin hubungan perusahaan.."
"Papa tau kamu pasti keberatan karna ini sangat mendadak tapi ini demi keluarga sayang.." kata papa halus, ya Ratu hargai kejujuran papa lebih dulu.

"Maaf pa ma om tante Ratu permisi dulu"
Lalu Ratu langsung berjalan menuju kamar, sekarang apa? Dulu David datang sendirian aja dan mama papa lagak lagak nya juga seperti perjodohan, sekarang dia datang sama orang tuanya juga untuk perjodohan, apa perusahaan sebegitu berharganya hingga seseorang menjadi jaminannya.

Cengklek

Ratu ngebuka pintu kamarna, tapi seseorang mencekal tangannya, lalu di tarik nya menuju pintu belakang.

"Apa?" Kata Ratu dengan suata menantang setelah sampai di taman belakang rumahnya.

"Dengerin dulu Ra" kata David bingung menenangkan Ratu, David tau Ratu pasti syok banget sama kedatangan keluarganya hari ini, terlihat dari raut wajahnya yang masih terlihat kebingungan.
"Denger ya, gue juga ga mau perjodohan ini oke? Kita cari jalan keluarnya, lo suka Iqbal kan? Dan gue juga suka sama Ta.."

"Talita" kata Ratu langsung menyambung kalimat yang sempat membuat David terbata menyebut nama itu.

"Iya..kita cari jalan keluar nya ya, biar kita bisa bahagia tanpa perlu nyakitin siapa siapa"

Ratu lalu duduk di salah satu ayunan tempat dia biasa duduk santai dengan diikuti David yang juga ikut duduk di sampingnya.

"Waktu Talita maksa gue jadi pasangan prom nya, dari situ dia mulai deketin gue, dan gue selaku cowo welcome dong.." kata David sambil menceritakan bagaimana ceritanya selama ini sama Talita, Ratu hanya memandang David datar, wanita ular itu mau nya apa sih?.

"Ohh jadi itu alesan lo gaada di kelas dan selalu pindah pindah duduk bahkan ga keliatan beberapa hari ini"

"Ciee nyariin" kata David ngeledek di sela sela pembicaraan serius malam ini.

"Apaan si"

"Lo tau ga si Dav, Iqbal itu hatinya bercabang"

"Maksudnya gimana Ra?"

"Di hati dia itu ga cuman gue, ada Talita juga, yaa gue tau si Talita emang udah lama deket sama Iqbal, tapi gimana yahh.."

"Lo harus tau Ra, setau gue ya.. ini setau gue.. Iqbal itu emang suka mainin cewe, tapi ntah kenapa gue ngerasa lo cocok ama dia"

"Dari mana lo tau Dav? Dukun lo? Brengsek dia tuh"

"brengsek brengsek gitu juga lo cintan lo demen hilih"

"asu banget itu mulut"

*

*

*

Nobody HurtWhere stories live. Discover now