Chapter 19 | Kenyataan yang terlupakan

22.1K 1.3K 8
                                    

Btw, aku update sesuai mood ya, enggak menentu :')

↭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adzan subuh mulai berkumandang. Perlahan, dengan pasti, Fatimah membuka matanya yang awalnya masih tertutup. Ia mendesah pelan sesaat sebelum bangun. Dengan rasa kantuk yang masih menggantung di matanya, Fatimah akhirnya memilih untuk bangkit. Namun sebelum bangkit, Fatimah memilih untuk sekedar berbalik terlebih dahulu dari posisi tidurnya. Sambil menutup mulutnya yang menguap, Fatimah akhirnya berbalik, menutup sejenak matanya, dan kemudian baru ia buka kembali.

"Huu-" Fatimah menghentikan paksa uapannya. Menatap pemandangan yang ada di hadapannya dengan saksama, berharap apa yang dilihatnya tidaklah benar. Oke, Fatimah mulai memelototkan matanya.

Perlahan dengan pasti, Fatimah mendekati objek yang kini sedang diamatinya. Ia, menyentuh pelan objek yang dilihatnya, memastikan apa yang ia lihat nyata dan bukan sekedar ilusi.

Fatimah menatap lagi objek yang ada di hadapannya. Apa yang ia lihat nyata, memang benar adanya.

Menyadari sesuatu, seketika Fatimah terbelak sambil bergegas turun dari tempat tidurnya. "AAA!!!!!" Teriak Fatimah sambil dengan cepat mengambil gulingnya seolah benda itu adalah senjata untuk melumpuhkan musuh.

"Ada apa?!!" teriak Kean panik melihat Fatimah berteriak histeris, pria itu kemudian bergegas mendekati Fatimah dengan wajah panik. Rupanya, pria itu yang menjadi objek yang tadi Fatimah amati. Ckck.

Fatimah mengangkatkan guling yang dipegangnya ke hadapan Kean saat ia melihat Kean berjalan mendekat. Ia, menatap Kean dengan penuh waspada. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Fatimah dengan nada tajam sambil memegang erat guling yang dipegangnya.

Sejenak, Kean terdiam sambil menatap sekelilingnya. Dengan napas yang masih terengah karena panik, Kean akhirnya kembali menatap Fatimah, sepertinya ia sendiri bingung dengan apa yang terjadi. "Aku hanya... menumpang... tid-WHAT?! Kenapa aku berada di sini?!"

Mendengar itu, Fatimah mengerang kesal. "Jangan pura-pura tidak tahu, kau pasti menyelinap masuk ke dalam kamarku!" pungkas Fatimah.

"Apa?! Tuduhan macam apa itu!"

"Lalu? Kenapa kau bisa berada di kamarku?!"

"Hey! Ini kamarku!"

"Tapi sekarang sudah menjadi milikku. Pria macam apa yang menyelinap masuk ke dalam kamar seorang wanita?!"

"Haha, lucu sekali. Jadi, kau lupa jika aku adalah suamimu?" tanya Kean sambil tersenyum sinis. Hal itu, sontak membuat Fatimah diam membeku.

Pure Love [Sudah Diterbitkan]Where stories live. Discover now