Chapter 12 | Tuan sejuta dollar

22K 1.5K 4
                                    



Kadang, Fatimah merintih. Mengadu dan mempertanyakan nasib hidup yang dilewatinya akhir-akhir ini. Hidup seorang diri, ditinggal oleh orang yang dicintai, dan berakhir dengan terdampar di tempat yang awalnya tidak dia kenali.

Semuanya berubah. Kehidupan Fatimah yang awalnya berwarna, harus digantikan oleh hidup baru yang kini berwarna abu. Masa depannya, tergadaikan. Mimpinya, bahkan sempat terlupakan. Ia, berusaha mati-matian untuk membantu mewujudkan mimpi orang lain, sementara mimpinya sendiri harus rela ia kuburkan. Semuanya, sudah ditata secara rapih pada awalnya. Lulus sekolah menengah pertama, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas, dan setelah itu ia akan kulaih dengan mengambil jurusan yang selama ini ia idam-idamkan. Semuanya sudah terbungkus rapih, namun bungkusan itu dihancurkan paksa, bungkusan itu seolah terlempar ke tengah jalan dan kemudian diterjang kendaraan hingga hancur berkeping-keping. Tak ada lagi yang tersisa, semuanya ikut hancur dengan kepingan duka.

Kedua orang tuanya meninggal, ia menjadi yatim piatu, dan tak lama setelah itu, Fatimah dibawa oleh seseorang yang mengaku sebagai Kakeknya. Fatimah, dibawa oleh Kakeknya ke Ibukota, ia dipertemukan dengan dua orang anak perempuan yang mengaku sebagai Kakaknya. Saat itu, Fatimah merasa memiliki keluarga baru. Mereka bersikap sangat baik pada Fatimah, menganggap Fatimah seolah-olah adik kandung mereka. Namun, hal itu tak bertahan lama. Waktu demi waktu berlalu, kedok yang digunakan oleh semua keluarga barunya itu, perlahan terbuka. Mereka tak menganggap Fatimah sebagai keluarga, Fatimah dijadikan sebagai budak yang harus menuruti semua keinginan mereka. Membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian mereka, dan perlahan setelah Fatimah lulus dari sekolah menenagah atasnya, Fatimah dipaksa untuk bekerja dan mengurungkan niatnya untuk berkuliah.

Semua itu, harus dilakukan Fatimah semata-mata hanya untuk membalas kebaikan Kakeknya yang sudah mau berbaik hati merawat dan juga membesarkan Ayahnya. Fatimah, dijadikan alat untuk memuaskan kebutuhan mereka tanpa perlu bekerja keras untuk mendapatkannya.

"Setetah banyak penawaran yang aku berikan padamu, kau masih ragu juga?"

Fatimah mendesah. Kesempatan yang selama ini ia tunggu, telah datang. Kesempatan untuk kembali merangkai mimpi, untuk kembali menghidupkan harapan yang awalnya telah mati, kini datang menghampiri. Namun kenapa ragu yang mendatangi? Fatimah ragu, ragu akan segala hal.

Apakah harus ia menukar dirinya sendiri untuk mewujudkan harapan itu? Jikalau iya, segala sesuatu pasti menanggung resiko. Apakah selama ia terikat dengan Kean, Fatimah yakin jika ia tidak akan jatuh cinta dengan Kean? Kenapa hal itu yang selalu mengundang ketakutan bagi Fatimah? Fatimah sudah pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat dia cintai, Fatimah hanya tidak ingin jika ia kembali harus merasakan sakit akibat kehilangan lagi. Fatimah benci itu. Fatimah tidak ingin mengakhiri, tapi bagaimana jika Kean yang melakukan itu? Mengakhiri hubungannya dengan Fatimah?

"Semuanya sudah siap Fatimah. Segala sesuatunya akan berjalan lancar jika kau mau mengikuti segala hal yang tercantum dalam surat perjanjian yang aku buat," ucap Kean sambil menyesap kopinya.

Fatimah mengalihkan tatapannya. Matanya, menerawang melihat aktivitas ramai yang dilalui dengan penuh kegembiraan. Apa di sini hanya Fatimah yang sedang dilanda duka? Semua orang, mengobrol dan bersenda gurau layaknya tak punya masalah. Suasana di sekitar restoran, pun begitu. Semuanya penuh warna, hanya Fatimah yang abu-abu.

Awalnya, saat Jessie menjemput Fatimah siang tadi, ia hanya pergi berdua saja dengan wanita berambut ombre itu. Tapi ternyata tidak seperti itu. Beberapa waktu yang lalu, Jessie di telpon oleh Kean. Wanita itu, diminta oleh Kean untuk datang ke restoran yang letaknya tak jauh dari butik tempat ia dan Fatimah mencari gaun pernikahan. Jessie bilang, Kean sedang ada meeting dengan rekan bisnisnya di sana, dan pada akhirnya Jessie diminta oleh Kean untuk datang ke tempatnya bersama Fatimah.

Pure Love [Sudah Diterbitkan]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora