29.Cinta

2.2K 88 0
                                    

Selasa siang, Fabian mengajak Asyhilla untuk jalan-jalan. Namun, Fabian tiba-tiba membatalkan jalan-jalannya. Asyhilla yang sudah rapi dengan blouse wolfish berwarna baby blue dan kulot crepe berwarna hitam dengan flatshoes putih dan hijab berwarna navy kembali kekamarnya, dan ia tertidur.

"Oh, yaudah nggak apa-apa. Iya. Wa'alaikumussalam, "

Tutup Asyhilla.

Asyhilla duduk dikursi, meletakkan tasnya dimeja bersama ponselnya. Avi yang baru bangun saat jam menunjukkan pukul 11 siang, menjumpai Asyhilla yang mengantuk.

"Loh? Bukannya mau jalan?"

Asyhilla meraih ponselnya, membuka Instagram dan melihat instastory beberapa teman-temannya. "Nggak jadi. " bete Asyhilla.

"Kalo ngantuk kekamar gih, " ujar Avi.

Asyhilla tertidur pulas, 15 menit kemudian Fabian datang membawakan bunga.

Avi yang melihat kedatangan Fabian segera menghampiri pintu.

"Masuk Bi, tapi Syhillanya baru aja tidur. Mau gue bangunin?" Tanya Avi.

"Nggak usah Vi, gue tunggu aja sampe dia bangun. "

"Oh yaudah. "

Avi menemani Fabian diruang tamu, menonton acara tv lalu bercerita seputar kampus. Hampir 1 jam sudah Asyhilla tertidur, saat adzan Dzuhur berkumandang ia terbangun dalam kondisi terkejut. Ia bermimpi bertemu dengan Malik. Ia melihat Malik tersenyum kearahnya, dan itu membuat ia rindu. Ia menangis di kamar, karena keadaan rumah sedang sepi yang lainnya sedang pergi kerumah Elisa calonnya Revan, suara tangis Asyhilla malah terdengar hingga kebawah.

"Tunggu bentar ya Bi, gue keatas dulu, " Avi menaiki tangga dan menuju ke kamar Asyhilla. Ia mengetuk pintu kamar Asyhilla.

Tok tok tok

"Syhill? Lo udah bangun?"

Asyhilla tak menjawab.

"Syhill! Lo nangis. Lo kenapa?" Avi mencoba membuka pintu kamar Asyhilla, namun terkunci. Ia panik dan berusaha mendobrak.

Fabian yang mendengar suara Avi bertanya Asyhilla kenapa? Ia menjadi penasaran dan menuju kekamar Asyhilla. Avi mengatakan bahwa Asyhilla menangis didalam kamar, ia panik dan berusaha mendobrak pintu. Lalu ia ingat, kunci pintu kamar Eyang sama dengan kunci pintu kamar yang Asyhilla tempati. Ia bergegas turun dan membuka laci di ruang keluarga, ia menemukan kunci itu dan bergegas menuju ke kamar Asyhilla. Ia berhasil membuka pintu, ia melihat Asyhilla yang menangis dengan wajah yang ia tutupi selimut.

"Lo kenapa? Lo mimpi ketemu hantu? Atau mimpi di kejer anjing galak. "

Suara Asyhilla tersendat-sendat, ia masih dalam keadaan berurai air mata. "A-aku mim-pi ke-temu Ma-lik.."

Fabian tak bisa berkata banyak, ia tahu kekaguman Malik pada Asyhilla sangat melekat. Apalagi, dalam detik-detik terakhirnya ia masih sempat menuliskan surat untuk Asyhilla. Fabian tau, mungkin Asyhilla rindu dengan sosok Malik.

"Besok mau ke makam Malik?" Tanya Fabian yang berdiri didekat pintu kamar.

Asyhilla hanya mengangguk, dengan air mata yang perlahan dihapus oleh Avi. Avi mengambil tissu dan memberikannya pada Asyhilla.

Avi menuju balkon kamar Asyhilla.  "Buang tuh ingus, " ledek Avi.

Avi berhasil membuat Asyhilla tersenyum. Asyhilla menghapus Air matanya yang sudah membasahi jilbabnya, ia lalu turun kebawah. Kini Fabian dan Asyhilla berada di ruang tamu. Sedangkan Avi pergi kedapur membuatkan minum.

Relationship Goals [REVISI]Where stories live. Discover now