3.Nggak Nyesel

3.6K 146 0
                                    

Budi dan Fabian dibawa keruang BK, ternyata Chintia ketua kelas mereka yang melapor perkelahian 2 orang siswa tersebut.

Saat Budi dan Fabian sampai diruang BK, Andri yang sedang konsultasi dengan guru BK pun mendengar bahwa Fabian berkelahi, dan ialah yang memberitahukan kepada Asyhilla yang sedang membaca buku.

"Syhill, pacar lo berantem tuh. " ujar Andri yang menuju tempat duduknya.

"Lo nggak ada masalahkan sama dia? Dia udah lama banget nggak berantem semenjak dia nembak lo, dan yang gue tau dia itu tipikal yang emosi kalo ada masalah. " jelas Andri.

"Aku putus sama dia, Ndri. " ucap Asyhilla.

"Loh, kok bisa Syhil? Wajar aja dia emosian gitu sampe berantem. " ujar Andri yang menarik kursi ke meja Asyhilla.

"Salah nggak sih Ndri, kalo aku mau memperbaiki diri? " tanya Asyhilla yang menutup bukunya.

"Lo mau memperbaiki apa lagi Syhill? Lo udah cantik, pinter, terkenal, ramah, baik, terus apa lagi?" tanya Andri.

"Aku mau hijrah, Ndri. " ucap Asyhilla yang membuat Andri terpaku membisu.

"O, oh lo, lo mau, mau hijrah? Ya, ng..nggak salah sih. " ujar Andri ragu-ragu.

"Aku mau belajar hijrah, Ndri. Jadikan kalo dia bukan jodoh aku, nggak terlalu sakit. " ucap Asyhilla yang tak percaya akan kata katanya sendiri.

"Tapi, apa lo nggak mikirin perasaan dia Syhill? Lo seharusnya juga bisa mikirin gimana kedepannya Syhill. " ucap Andri yang kini kembali ke kursinya.

Kata Andri ada benernya juga sih, apa aku harus ngobrol sama Bian? Gumam Asyhilla.

Asyhilla mengambil ponsel di sakunya, ia membuka list kontak di WA nya, iya mencari nama Fabian, dan berusaha mengirim pesan kepada Fabian.

Pulang sekolah nanti bisa ketemu? Ada yang mau aku obrolin ke kamu.

Pesan terkirim, dan Fabian yang masih di ruang BK berusaha membaca chat yang masuk.

"Bu, saya nggak salah! Dia yang nonjok saya!" bela Budi.

"Iya bu, saya yang salah, nggak bakalan saya ulangin. " pasrah Fabian.

Bu Rika selaku Guru BK mencatat nama mereka di buku Pelanggaran, sementara Fabian membuka Chat WA di ponselnya, dan betapa gembiranya Bian ketika ia tau bahwa Asyhilla ingin bertemu dengannya.

"Bian? kamu kan bentar lagi lepas jabatan di OSIS, dan kalian berdua udah kelas 12 jadi jangan banyak masalah. " ujar Bu Rika.

"Iya bu. "

"Yaudah sekarang masuk ke kelas. " ucap Bu Rika.

Bian dan Budi keluar dari ruang BK, dan Bian dengan cepat membalas pesan Asyhilla "Iya gue tunggu. " Asyhilla membaca balasan dari Bian. Dan ketika bel pulang sekolah berbunyi, Fabian bergegas kedepan kelas, menantikan Asyhilla.

"Awas ya! Kalo congor lu nggak bisa diem lagi! Gue mutilasi lidah lo!"

Budi hanya menyipitkan kedua matanya sembari melihat Fabian yang berjalan didepannya.

"Lo nggak pulang Bi?" tanya Riska yang keluar kelas.

"Ah, ntar ada yang gue tunggu. " ucap Bian.

"Oo yaudah kita duluan ya, yuk Tar. " ucap Riska yang mengajak Tara pulang.

"Bi?" panggil Asyhilla yang menuju kearah Bian.

Bian yang tak bisa menahan kerinduan bertemu Asyhilla, kini lega sudah bisa bertemu dan disapa Asyhilla.

"Hai? Syhill?" sapa Bian yang tersenyum lebar.

"Bi, aku cuma mau ngomong, kalo alesan kamu berantem cuma buat ngelampiasin kekecewaan kamu sama aku, aku harap kamu nggak mikirin aku lagi. " ucap Asyhilla meninggalkan Bian didepan kelasnya.

Bian kaget akan kata-kata Asyhilla.

"Lo geer banget sih jadi orang? Kan lo yang ngajakin putus? Kan lo juga yang nyuruh gue buat lupain lo, terus kenapa lo ngarep banget gue jadiin alesan pelampiasan gue?" ujar Bian.

Asyhilla menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Mungkin bener ya, aku mutusin buat Hijrah itu tanpa mikirin perasaan kamu, tapi aku nggak nyesel rela ninggalin kamu buat Hijrah. " ucap Asyhilla yang meninggalkan Bian.

Sepanjang perjalanan pulang, setiap perkataan Asyhilla selalu saja teringat di benak Fabian. Ia sampai berteriak di jalanan.

"Cewek tuh Munafik!!" teriak Bian disekolah yang kini sunyi, Bianpun meninggalkan sekolah dengan kebut-kebutan dijalanan.

"Cewek tuh semuanya sama! Ninggalin pas lagi sayang-sayangnya. Emang dia kira cewek cuma dia doang apa? Hah!" ujar Bian yang menyetir mobil dengan memukul stirnya.

"Woi! jangan berhenti pas lagi jalan dong! liat yang dibelakang juga kali! Emang ni jalan punya nenek moyang lo apa!" kesal pengendara motor yang turun dari motornya.

"Apaansih! Sewot amat jadi orang!" kesal Bian.

Pengendara motor tersebut membuka helmnya, dan dibalik helm dan motor ninjanya itu, ada perempuan tomboy yang berparas cantik.

"Lo cantik juga ya, ternyata?" ujar Bian.

"Apa kata lo!" ucap Perempuan tersebut dengan nada marah dan tangan yang siap menonjok.

Bian mengangkat kedua tangannya sembari menghalangi kepalan tangan sang pengendara motor di hadapannya. "Santai. " ucap Bian.

Perempuan tersebut memukul pintu mobil Bian, dan kembali menaikki motornya lalu pergi meninggalkan Bian.

"Syhil, lo bakal nyesel ninggalin gue. " pekik Bian.

Malamnya, Fabian malah berteriak di kamarnya sembari menyebutkan nama Asyhilla.

"Kenapa lo mutusin, gue!!! Apa salah gue, Asyhilla!!"

Relationship Goals [REVISI]Where stories live. Discover now