16.Ada Rasa

2.2K 90 0
                                    

Asyhilla menghentikan laju kendaraannya ke area parkir, lalu ia memasuki toko dipinggir jalan, sembari mencari pernak-pernik dan kado untuk Avi yang sebentar lagi berulang tahun.

Saat ia sedang melihat-lihat, ia tak sengaja bertemu Fabian yang sedang mengambil gelang berwarna hitam yang terjatuh dari gantungannya.

"Bi?" panggil Asyhilla yang nampak ragu.

Fabian meletakkan gelang di gantungannya lagi, ia melihat sosok wanita dengan dress pink yang hampir menyapu lantai, dan jilbab abu-abu muda yang menutup sekujur rambutnya.

"Assalamu'alaikum? Asyhilla, "

"Wa'alaikumussalam, "

"Kamu mau beli sesuatu?"

"O.. Ng.. Iya Syhill, "

Merekapun mengobrol sembari memilih pernak-pernik, Asyhilla membeli gantungan kayu dengan ukiran berlafadzkan ayat suci Al-Quran, lengkap dengan ukiran nama Avi yang sengaja ia request saat di kasir.

Fabian berniat untuk mengajak Asyhilla mengobrol di taman, dan Asyhilla mau, mereka pergi ke taman kota dan membeli ice cream disana. Mereka pun berbincang-bincang.

"Ohya Syhill, kamu tadi beli apa?"

"Ini? kalo kamu?" Asyhilla menunjukkan gantungan untuk Avi.

"Cuma gelang sih, " Fabian mengeluarkan gelang di paper bag berukuran kecil, "Buat kamu aja, " ujarnya.

"Tapi itukan punya kamu, "

"Nggak apa-apa, ohya itu Al-Qur'an kamu, aku lupa balikin, "

Asyhilla melihat gelang dan Al-Quran kecilnya dalam paper bag berwarna pink itu. Asyhilla memakai gelang pemberian Fabian di tangan kanannya, gelang berwarna hitam yang kontras di kulit putih Asyhilla.

"Makasih ya, " senyum Asyhilla.

Lalu Asyhilla menceritakan juga soal keadaan Malik, jelas Fabian kaget selama ia mondok tak ada komunikasi dari luar dan ia hanya fokus pada satu tujuan yaitu Takwa kepada sang Kuasa. Asyhilla mengajak Fabian untuk kerumahnya, mereka berjalan berdampingan Asyhilla dengan motornya, dan Fabian dengan Mobilnya. Sesampainya dirumah Asyhilla, Avi yang temgah berbaring di sofa kaget melihat Asyhilla pulang bersama seorang lelaki.

"Assalamu'alaikum, "

"Wa'alaikumussalam, loh?" kaget Avi.

"Siang Vi, apa kabar, " salam Fabian.

"Siang, kok kalian bisa bareng? Eh lo udah kelar modok Bi?"

"Alhamdulillah iya Vi, "

"Tunggu bentar yah, " ujar Asyhilla yang menuju ke tangga.

Asyhilla masuk ke kamarnya, ia mencari kotak bekal miliknya. Lalu ia turun dan menuju ke dapur.

"Vi? Roti panggang yang di tupperware biru mana?"

"Udah gue makanlah, " ujar Avi yang menggonta-ganti channel tv.

"Avi kan udah dibilang! Itu buat Malik, "

"Lagian, orang sakit di kasih roti, buatin sup ayam kek, "

Asyhilla pun memutuskan untuk membuat sup ayam, ia mencari bahan-bahan di kulkas.

"Bantuin yok, Bi, " ujar Avi.

Fabian dan Avi mendekat,

"Untung ada ayam di kulkas, Vi, "

Fabian dengan senang hati ikut membantu membuat sup, Avi dan Fabian memotong sayur dan Asyhilla merebus ayam.

"Mama kamu mana, Syhil?" tanya Fabian yang sedang memotong wortel.

"Mama lagi ikut arisan, "

"Arisan ndasmu? orang mama ikut pengajian, "

"Hah! seriusan Vi?" Asyhilla mengecilkan kompor, ia nampak begitu senang mendengar kabar tersebut. Karena mamanya jarang ada dirumah, sulit sekali rasanya beraktivitas dilingkungan komplek.

"Iya, tadi mama Avi yang ngajakin, "

"Alhamdulillah, kalo mama udah rutin ikut gituan lagi. "

"Papa kamu, Syhill?"

"Papa masih dikantor jam segini, "

Akhirnya, sup ayam buatan mereka sudah siap, Avi dan Fabian mencicipi sup buatan mereka dan ketika mamanya pulang mereka berangkat ke rumah sakit.

Disepanjang perjalanan, tak ada sepatah kata yang mengisi cerita dimobil Fabian karena Asyhilla menaiki mobil Avi, dan Fabian sendirian dengan mobil convertible miliknya.

Sesampainya di rumah sakit, Asyhilla sangat senang mendengar kabar bahwa Malik sudah mulai pulih.

"Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumussalam, " dengan nada berat Malik menjawab salam.

"Hai? Apa kabar? udah sehat?"

Malik hanya mengangguk, dan Fabian melontarkan senyum ke arah Malik.

"Wih, ada bunga tuh, dari siapa?" tanya Avi yang melihat bunga mawar merah penuh dengan rangkaian rapi dan kertas bertuliskan "Semoga lekas Sembuh Malik,from Rossa"

"Aku bawain kamu sup ayam, tadi kita bertiga yang masak. "

"Makasih ya, Syhill, "

Avi terdiam ketika ia melihat senyum manis terukir dibibir Asyhilla. Ia ragu untuk mengatakannya, namun ia takut jika nanti perasaan ini tak tersampaikan.

"Syhill, " panggil Malik kepada Asyhilla yang sedang membuka bekalnya.

"Ya, "

"Selamat siang, mas Malik. Periksa dulu ya, "

Seorang suster masuk ke kamar Malik, Asyhilla kemudian mendekati jendela nampaknya ia takut ketika Malik diperiksa, ia takut melihat jarum suntik yang kini menancap pada selang infus yang mengalir ke tangan kanan Malik.

"Masih ya, Syhill?" ujar Avi.

Asyhilla mengangguk perlahan lalu, duduk di sofa yang berada disisi kiri Malik.

Susterpun keluar.

"Kenapa?"

"Syhilla, takut jarum suntik. " ujar Fabian datar bersamaan dengan Avi.

"Ciyeee kompak, " ledek Asyhilla.

Malik mengarahkan matanya kepada sosok yang tengah duduk dengan mata yang tertuju pada kedua orang lelaki yang kini sedang saling usil.

Kini kau cantik, bukan hanya bagiku namun dimata Sang Kuasa pun kau telah menyempurnakan tampilanmu, -gumam Malik.

Mata Malik masih tertuju pada sosok gadis dengan tas punggung yang ia pangku di atas rok berwarna tosca dengan atasan sweater berwarna putih dan hijab tosca yang mengkombinasikan tampilannya dengan sepatu flatshoes berwarna hitam.

"Astaghfirullah, "

"Kenapa? Ada yang sakit?" kaget Asyhilla.

Kok Asyhilla perhatian sama Malik ya? apa itu nggak terlalu berlebih, sedangkan helooo?mantan lo disebelah gue neng?, -batin Avi yang melirik Bian menatap Asyhilla dan Malik.

Apa aku berhak mencintaimu, Syhill, dengan waktu yang tak tau kapan akan habis ini, -batin Malik

Relationship Goals [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora