6.Tinggal Kenangan

2.8K 116 0
                                    

Setelah mengantar Sesil ke kantor, Fabian kembali ke kelasnya dan menaruh tasnya, kini ia sedang berjalan menuju kantin. Sesampainya ia dikantin yang belum terlalu ramai, ia mengambil minuman di lemari es dan membayarnya kepada ibu kantin. Lalu ia memilih untuk tetap berada di kantin dan duduk sendirian.

"Fabian?" sapa ketua kelas, kelas Asyhilla yang merupakan pentolan anak IPA, sahabat Bian.

Fabian menoleh, dan ia melihat sosok yang memanggilnya tersebut yaitu Boy. "Woi? Apa kabar Sob?" ujar Fabian.

"Alhamdulillah sob, baik. Udah lama nih nggak ngeliat lu ke kelas gue. Oh ya gue mau ngajakin tour gabungan nih?" ujar Boy tersebut.

"Ooo gitu, boleh boleh, kapan?" Ucap Fabian yang menghiraukan pertanyaan Boy karena memang ia sudah lama tidak ke kelas Boy yang notabenenya adalah kelas Asyhilla.

"Rencananya sih minggu depan, ini khusus anak IPA IPS tapi cuma sekita-kita an aja gitu. " ujarnya.

"Wah, asik tuh, bolehlah kalo gitu. " ujar Bian yang meminum-minumannya.

"Yaudah, kalo gitu lo kasih tau temen lo ya. "

Bian mengangguk dan tersenyum, Boy yang meninggalkan Bian sendirian dikantin membuat Bian sejenak berpikir.

Apa Asyhilla ikut? gumamnya.

Dikelas Asyhilla yang sedang ribut dengan masalah tour kepuncak, Asyhilla malah teringat akan Bian yang waktu itu juga ikut tour ke puncak saat kelas 10. Saat itu, saat mereka telah berkumpul di aula sekolah, Bian yang berangkat kesekolah bersama Asyhilla hampir terlambat karena kesiangan.

Tapi Alhamdulillahnya, saat mereka sampai disekolah para guru sedang mengabsensi siswa. Lalu saat mereka masukke bus, Asyhilla yang mulanya duduk dengan Wulan malah bertukar menjadi Fabian, karena saat itu kelas 10 belum penjurusan IPA IPS.

Flashback On

Ditengah perjalanan Asyhilla tertidur, dan Bian yang duduk di barisan kiri di kursi kanan melihat Asyhilla yang kepalanya bersandar di kaca bus, lalu Bian menyuruh Wulan untuk bertukar tempat duduk. Dengan perlahan Bian mengangkat kepala Asyhilla, yang bersandar dikaca, telapak tangan Bian menyetuh pipi halus Asyhilla dan ia menyandarkan kepala Asyhilla di pundaknya.

Beberapa jam kemudian, Asyhilla terbangun ia merasa tangannya terasa hangat, dan ketika ia melihat tangannya ada genggaman hangat penuh kasih sayang dari pacarnya.

"Bian. " kaget Asyhilla yang menatap wajah Bian yang berada disampingnya.

"Udah bangun, udah mau sampe loh Syhill. " ucap Bian yang menyentuh pipi Asyhilla lagi, dan menyandarkan kepala Asyhilla di pundaknya, Asyhilla menatap kejendela kaca Bus nampak pemandangan hijau nan dingin dari desa tersebut.

Sesampainya di puncak, Bian menceritakan bahwa Asyhilla sangat tertidur pulas, dan ialah yang menyuruh Wulan untuk bertukar tempat duduk.

"Tadi, kamu ngiler loh. " ujar Bian yang berjalan bersama Asyhilla menuju ke arah aula berkemah.

Asyhilla panik, ia malu saat Fabian berkaa sedemikian. "Serius? Masih ada nggak?" tanya Asyhilla yang mengusap mukanya, khawatir masih ada air liur yang berbekas di pipinya.

Bian menunjuk ke dadanya. "Ini, di sini Syhil. "

"Loh? Jantung kamu kenapa?" tanya polos Syhilla.

"Bukan itu, tapi iler kamu nyangkut di hati aku. " gombal Bian.

Syhilla tersipu malu, pipinya memerah bak udang rebus. Sesampainya di aula, mereka pun mendirikan Tenda. Lalu saat malam tiba, Bian mengetuk Tenda Syhilla yang tempati bersama teman-temannya, Wulan dan Asti.

"Syhilla?" panggil Bian.

"Iya. " ujar Syhilla yang perlahan membuka resleting tenda dan keluar dengan sweater berkancing berwarna abu-abu dan celana tranning 3/4 berwarna navy, dengan rambut yang ia ikat satu dengan poni.

"Kamu laper nggak?" tanya Bian.

Asyhilla melirik ke kiri dengan bibir yang ikut bergerak ke kiri. Lalu ia menggeleng, tak lama terdengar suara perut yang kosong dari Fabian.

"Kamu mau ditemenin kan, yaudah yuk, ke api unggun sekarang. " ujar Asyhilla yang menarik tangan Bian.

Mereka merebus mie, di atas api unggun yang hangat 2 insan masak bersama di tengah udara yang dingin. Lalu Bian mengeluarkan seseuatu dari dalam Jaket Hoodie hitam nya.

"Makasih ya Syhill, udah jadi pacar sekaligus sahabat sekaligus musuh dalam hidup aku, aku nggak pernah nyangka ketemu kamu sosok yang buat hati aku bertahan. Dan makasih untuk rasa bangga kamu ke aku yang kamu bilang ke orang lain, dan terutama soal rasa sayang yang jarang kamu ungkapin ke aku, tapi ke orang lain. " ucap Bian yang sedang menuang bubuk mie ke dalam piring.

"Sayang itu bukan dari seberapa sering kita bilang sayang ke orang yang kita cinta, tapi wujud dari rasa itu yang kita ungkapin sama orang lain. " ujar Syhilla yang sedang mengaduk mie didalam panci.

Flashback Off

Syhilla terhanyut dalam semua kenangan yang membawa hatinya terenyuh. Jika sudah menahun tak ada kebiasaan bahkan peristiwa yang kita lupa bersama sang pacar, ya walaupun sudah menjadi kenangan.

"Syhil? Lo ikut nggak?" ucap Asti yang sedang menghitung banyaknya siswa yang ikut.

"Aku ikut. " ucap Syhilla meyakinkan hatinya bahwa ia tetap ikut, walau ada atau tanpa adanya Bian.

Relationship Goals [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang