10.Memperhatikanmu

2.7K 116 0
                                    

Flashback On

Hawa sejuk puncak seolah mengetuk kaca bus, Fabian terbangun kala itu Asyhilla masih tertidur pulas, dalam perjalanan yang sudah hampir mendekati tempat perkemahan, Fabian menatap wajahnya, iya dia orang yang Fabian damba, Bian tak pernah menyangka bahwa kini Syhilla mantan pacarnya itu sedang berusaha memperbaiki dirinya demi Ridho Allah Ta' Ala. Sakit tentu, tapi ini semata-mata untuk-Nya, Bian ingin rasanya belajar menjadi seorang Imam yang baik dimata pencipta-Nya dan teruntuk jodohnya kelak, tapi luka itu selalu terbuka, menganga dalam jeritan hati terdalam walau Bian adalah laki-laki namun semua manusia berhak dan wajar untuk sakit hati.

Flashback Off

Bian berjalan bersama Asyhilla dan Avi, disusul Wulan yang berjalan dibelakang mereka, Wulan yang mengetahui bahwa Fabian memperhatikan Syhilla, akhirnya angkat bicara saat Asyhilla jauh dari Bian.

"Lo masih suka kan Bi sama Syhilla?" tanya Wulan yang duduk mendekati Bian.

"Maksud lo?" ujar Bian yang menarik nafas panjang.

"Gue liat kok Bi, Syhilla juga masih suka sama lo. "

"Lo serius!" kaget Bian.

"Yaelah Bi, kalian itu udah lama kali, nggak mungkin move on secepet itu, tapi kalo lo mau balikan sih, gue agak ragu jawabnya. "

"Kenapa?"

"Dia udah berubah Bi, dia lagi memperbaiki diri, dan dia keknya lebih mau kalo lo ngomong langsung deh, ya ngelamar gitu? Ta'aruf, nikah. "

"Gila! Gue belum mau nikah. "

Satu pukulan mendarat di pundak Fabian. "Ya enggak sekarang bego!"

"Ooo, maksudnya nikah setelah pacaran gitu?"

"Ya, tepat sekali. "

"Tapi, gue kan udah mantan sama dia. "

Sembari melanjutkan perjalanan, mereka tetap mengobrol dengan Wulan yang tetap men-support Fabian dan Asyhilla. "Ya, mungkin dia mau ngehapus dosa pacaran kalian dengan menikah?"

Gue nggak nyangka, Syhilla sedewasa itu, gumam Bian.

"Gue kesana dulu ya!" ujar Wulan yang menepuk bahu Bian.

Bahkan tatapan matanya pun gue masih inget, dan masih bisa gue rasain, gumam Bian yang merenung.

"Bi?"

"Sekarang apalagi!!!" ujar Bian yang frustasi sembari mengacak rambutnya. "Sekarang suara dia, nanti apa! Masa gue nggak bisa move on!!" kesal Bian.

"Bi, kita udah disuruh baris. " ucap Asyhilla yang sedari tadi berdiri dibelakang Bian.

Bian kaget, ia menoleh dan Asyhilla yang sesungguhnya.

"Eh, ka-kamu Syhill, eh maksud gue lo!" ujar Bian terbata-bata.

"Ayo!"

"Kemana?"

"Baris, Bi. "

"Ohiya iya. " ujar Bian yang berdiri dari pohon yang ia duduki tadi.

Asyhilla dan Bian berjalan bersamaan, saat itu juga Asyhilla masih terngiang-ngian ucapan Bian yang secara tak sengaja didengarnya.

"Bi?" panggil Asyhilla.

Bian menoleh kearah Asyhilla.

"Aku nggak ngelarang kamu buat ngelupain aku, tapi aku juga nggak harus dilupain kan, Bi?"

Lo bener Syhil, lo udah tau gue nggak akan bisa, gumam Bian.

Bian mengangguk, ia menuju ke barisan siswa/i untuk mendengar pengarahan dari panitia.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. "

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. "

"Selamat bergabung di perkemahan puncak tahun ini, dan untuk teman-teman SMA Dhirgantara kami ucapkan selamat datang. Adapun acara kaliini yang akan berlangsung selama 3 hari, akan dibacakan oleh Nata. " ujar Kak Dean sang ketua panitia.

"Acaranya meliputi, perkenalan, games, penampilan bakat, isoma, dan dilanjutkan tidur serta api unggun. " ujar Nata dengan kaos putih yang berkera dan traning serta topi lapangannya.

"Pembagian tenda bisa dipilih oleh ketua koordinasi, Boy dan Fabian. " sahut Dean.

"What! Loh! Ah! Si Nata tuh!" ujar Bian dengan suara kecil yang kesal dalam barisan.

"Rasain lo!" ledek Sesil yang menoleh kebelakang.

Asyhilla menoleh ke arah Bian yang berada sejajar dengannya, namun ditengahi oleh Avi.

"Cie liat-liatan. " ledek Avi.

Asyhilla tak sengaja menatap mata Bian begitu mendengar nama Bian disebutkan, dan sebaliknya Bian pun begitu tak sengaja menoleh ke arah Asyhilla saat namanya disebut.

"Itu saja terimakasih, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. "

"Wa'laikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. "

Semua peserta perkemahan bubar dari barisan, mereka mulai mendirikan tenda yang sudah disediakan, Asyhilla yang satu tenda dengan Wulan, Asti dan Sesil.

"Lo, kenal Malik kan Syhil?" tanya Sesil yang sedang membantu mendirikan tenda.

"Iya, kenapa?"

"Bantuin gue deketin dia dong, ntar gue traktir makan soto deh!!" rayu Sesil.

"Kamu itu ya, selalu inget apa yang aku suka. " senyum Syhilla yang sedang memukul paku kayu ketanah untuk menarik sisi bawah tenda.

Saat asyik mengobrol tangan Asyhilla tak sengaja terpukul oleh batu yang ia jadikan palu.

"Aw!" Asyhilla melihat tangannya yang kini berdarah.

Bian yang mendirikan tenda tak jauh dari tenda Asyhilla pun melihatnya. Bian ingin tau apa yang terjadi pada Asyhilla dengan alasan meminjam powerbank kepada Sesil.

"Ehm, ada Sesil nggak Syhill?" basa basi Bian.

"Tangan lo kenapa?" sambung Bian yang berpura-pura baru mengetahui bahwa tangan Asyhilla terluka.

Nata yang melihat Asyhilla kesakitan, mendekat dan membawa P3K.

"Syhill? Tangan lo luka? Gue bawa P3K. " ujar Nata yang menghampiri Bian dan Syhilla.

Syhilla mengangguk, menahan rasa sakit dengan melafadzhkan istighfar.

Bian membalut jari tangan Syhilla dengan kain kasa.

"Makasih ya, Nata tau dari mana?" tanya Syhilla.

"Ya dari Bian la. Orang dia dari tadi perhatiin lo. " Nata keceplosan.

Bian menepuk dahinya, ia melotot ke arah Nata.

Relationship Goals [REVISI]Where stories live. Discover now