27.Penawaran atau Lamaran

2.1K 94 1
                                    

Mereka main basket, photobox, bermain di arena dance dan melakukan keseruan lainnya.

"Lo masih suka sama Syhilla?" Tanya Avi yang melempar bola ke ring basket.

"Perasaan gue masih sama, gue harap lo nggak berusaha jauhin gue lagi. "

"Nggak akan. Maafin gue ya Bi, gue cuma nggak mau kalo lo nyakitin Syhilla. "

"Apa dia udah ada yang lamar?"

"Belom ada, kalo lo berani datang kerumah untuk kedua kalinya. Gue harap itu untuk Asyhilla. Bukan Dian. "

Fabian kini tau, Avi sudah menyalakan lampu hijau untuknya. Selagi Fabian juga tak punya teman dekat, tak ada salahnya ia mendekati Asyhilla lagi. Lagipula, Asyhilla adalah sosok dewasa baginya. Berteman dengan mantan, terlebih lagi Fabian pernah hampir menikah dengan sepupunya.

Fabian memperhatikan Asyhilla yang nampak asyik tertawa lepas bersama Luis. Seketika Fabian tersenyum, ia teringat akan semua hal yang pernah ia alami bersama. Pergi ke toko buku, bermain di timezone, pergi makan dan masak dirumah, serta belajar bersama.

Terkadang, semua hal yang pernah kita lalui bersama adalah kenangan yang terukir abadi dalam kalbu. Tak harus dilupakan, tak harus juga dikenang. Namun bisa diingat jika sewaktu-waktu rindu.

"Gue jadi takut Vi, apa selama ini Syhilla udah move on?"

"Gak ada dalam kamus Syhilla kata-kata move on, "

"Dia cantik Vi, dia pinter, dan sekarang dia hijrah. Siapa yang nggak naksir coba?"

"Kalo bukan saudara, udah gue lamar duluan Bi, "

"Hah! Gila lo Vi!"

Avi merangkul pundak Fabian,
"Tapi nyatanya, dia adek gue. Ya walaupun sepupu sih, tapi dia adek gue. "

Luis mulai kelelahan, ia mengajak Asyhilla, Avi dan Fabian untuk makan. Luis dan Avi pergi memesan makanan, Avi sengaja memberi waktu agar Fabian bisa mengobrol dengan Asyhilla.

"Kamu pernah kangen nggak sih, Syhill?"

Asyhilla memainkan ponselnya. "Kangen tentang?"

Fabian melirik Asyhilla. "Tentang semua hal yang pernah kita lalui. Aku tadi keinget kita suka main basket, sering ke toko buku, sering makan, tempat favorit kita, semua hal tentang kita. "

Asyhilla meletakkan ponselnya diatas meja, lalu ia menghela nafas. "Kadang, nggak semua hal aku rindukan Bi. Kamu tahu kan? Aku lagi proses hijrah. Kalo aku kangen terus, kapan aku hijrahnya. Bukan berarti aku nggak kangen sama semuanya, Bi. Terkadang aku juga kangen, tapi aku bisa apa? Apa aku harus hancurin semuanya? Tahap demi tahap yang aku jalanin itu nggak mudah. Dan aku tahu, kamu juga bukan Fabian yang dulu, tapi kamu tetap sama. Kamu orang yang sama dengan kenangan yang sama. "

Fabian berpikir sejenak. "Aku udah kenal kamu, udah kenal keluarga kamu. Udah tahu semua kebiasaan kamu, 3 tahun itu bukan waktu yang singkat Syhill. Aku mau lamar kamu?"

Asyhilla terdiam. Ia tak pernah menduga hal ini terjadi detik ini juga. "Kamu.."

"Buat apa aku batalin perjodohan itu, buat apa aku kejar-kejar Avi setiap pagi di kampus? Buat apa kalo bukan cari informasi tentang kamu? Aku serius Syhill. "

Asyhilla hanya mengangguk, menandakan ia setuju. Luis dan Avi pun mendengar percakapan mereka. Mereka turut senang, sebagai seseorang yang pernah berjanji bersama Avi juga bingung harus mencari pasangan.

"Duh, gue keduluan nih!" Ujar Avi.

Asyhilla hanya sumringah, mereka makan bersama lalu pulang.

Luis berdiri, dan mengajak Avi dan Asyhilla pulang.  "Udah malem, kita pulang ya Fabian, "

"Iya kak, hati-hati. " Fabian tersenyum kearah mereka. Sembari memberi lambaian tangan kecil kearah Asyhilla. Lalu ia mengirimkan pesan.

Hati-hati calon :)

Hehe iya Bi,

Jadi rindu wkwk

Baru berapa detik pisah, suka lebay ih.

Hehe bye

Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam :)

Avi membuka pintu mobil. "Pasti lagi chatan sama Fabian tuhh, "

"Udah nggak wek, " Asyhilla menjulurkan lidahnya. Lalu ia masuk ke mobil dan pulang kerumah Eyang.

Barulah sampai dirumah Eyang, Avi sudah membeberkan info soal Fabian. Gemparlah seisi rumah. Asyhilla malah tak enak hati dengan Bram, ayahnya Dian dan Luis. Tapi mereka tahu, Fabian dahulunya memanglah mantan kekasih Asyhilla. Tak salah jika mereka kini dipertemukan kembali, jodoh barangkali.

Relationship Goals [REVISI]Where stories live. Discover now