20.Yang Tak Terduga

2K 89 0
                                    

Pohon nan rindang membawa semilir angin menghembus dengan syahdu, sejuknya...

Kala pagi itu, Asyhilla berjalan menuju taman kampus. Seorang pemuda menatapnya dari jauh.

"Eh? Lo kenal dia nggak?"

"Kenapa?"

"Gue naksir deh kayaknya, "

"Anak kek gitu, mana mau pacaran?"

"Kalo gue bisa pacarin dia gimana?"

"Coba aja, "

Seorang pemuda mendekat, dengan jaket hoodie berwarna abu-abu dan celana jeans serta sepatu kets berwarna navy, pemuda itu bernama

"Gue Brian?"

Asyhilla tersenyum,

"Assalamu'alaikum?"

"Eh, wa'alaikumussalam, "

"Ada apa?"

"Mm, gue suka sama lo? Lo mau kan jadi pacar gue, "

Sejenak Asyhilla tersenyum menahan tawa,

"Maaf, tapi saya nggak bisa, "

"Kenapa?" Brian duduk di kursi taman kampus.

"Saya nggak pacaran, haram hukumnya, " senyum Asyhilla yang membuka buku.

"Kalo gue lamar mau?"

"Nggak semudah itu, kalo kamu cuma bilang mau ngelamar, yah semua orang bisa ngomong gitu, " Asyhilla menutup bukunya, lalu beranjak dari kursi. "Saya, duluan ya, " senyum Asyhilla.

~~~

" Syhillaaaaa!!!" Teriak Dhian.

"Gueee mau tunangan!!!!!" Sumringah Dhian,

"Serius? Alhamdulillah. " Peluk Syhilla.

"Papa, sama orang tua si doi ngejodohin kita, tapi gue belum tau sih siapa orangnya,"

"Tapi gue percaya, Papa pasti milih orang yang tepat." Senyum Dhian.

Mendengar kabar dari Dhian keluarga merekapun berkumpul di rumah Dhian.

Yogyakarta,

Asyhilla menuju rumah kediaman Dhian, Syhilla yang tak bisa berangkat bersama keluarganya yang lain terpaksa menyusul karena tugas akhir semester.

Ia sampai di area perumahan yang asri, rumah besar dengan pagar yang menjulang tinggi menjadi tempat pemberhentian Asyhilla.

"Makasih ya, pak, " Syhilla memberikan ongkos kepada supir taksi yang menurunkan kopernya.

Ia menarik koper tersebut dan membunyikan bel yang berada diluar pagar rumah Dhian, tak lama seorang pemuda datang membukakan pintu pagar rumah tersebut.

"Avi!!"seru Asyhilla.

"Lama banget sih, gue nggak ada temen berantem disini, " ujar Avi yang menarik koper Asyhilla.

Kini mereka masuk ke pekarangan rumah Dhian,dan masuk kerumahnya.

"Orangnya udah dateng ya, Vi?"

"Belom Syhill, emang kenapa? Gue aja nggak tau calonnya yang mana?"

"Oo, nggak apa-apa sih, penasaran aja, "

"Ya sama sih, gue juga penasaran soalnya kita nggak ada yang tau, kecuali bokapnya Dhian. "

Asyhilla mencium tangan semua orang yang ada di rumah itu, ada oma, opa, dan eyang.

"Lama banget toh nduk, ndak pernah kesini, eyang kangen lo, "

"Maaf ya eyang, baru bisa kesini, " peluk Asyhilla.

"Ah, eyang. Avi nggak dikangenin, "

"Kamu kan kalo minggat ya,kesini terus toh?" Ledek Eyang Putri.

"Eyang ah, jangan kasih tau, "

Eyang Putri menatap lembut ke arah Asyhilla dan merekapun saling bercerita antara Eyang dan cicitnya itu. Sedangkan Avi, duduk memainkan handphone disamping Oma Hana dan Opah Zain.

"Vi, kamu udah tau? Calonnya Dhian?"

"Belom sih, oma. Avi juga belum dikasih tau. Katanya Dhian mau dikasih tau, tapi nggak mau jadi cuma Om Bram yang tau."

Grup chat di Whatsapp sudah mulai ramai akan perbincangan tentang pernikahan.

Eh, katanya temen kita udah mau ada yang manten nih?

Hah? Serius?

Yaelah, gakpapa kali ah. Udah dewasa juga kan? Udah kuliah.

Emangnya siapa?

Itu loh Vi, kabarnya sih si Fabian, tapi gue nggak tau juga sih.

Avi kaget, beberapa bulan tak terdengar kabar Fabian malah akan menikah? Sama siapa? Itu yang ada dibenak Avi.

"Syhill? Lo masuk grup chat sekolah kan?"

"Tadinya sih masuk Vi, tapi kemarin pas dibandara hp aku kebanting pas lari gegara kesiangan hehe, ya alhasil case nya kebuka semua sama batrenya. Eh pas udah di pesawat sim cardnya malah nggak ada. " Jelas Asyhilla.

"Oo, "

"Emangnya ada berita apa?" Asyhilla mendekat.

"Nggak ada kok, "

Asyhilla menatap ke arah Avi dengan tatapan sinis dan bibir yang menyamping ke kiri.

Maaf Syhill, gue tau lo mungkin gak apa-apa, tapi seenggaknya gue ngejaga perasaan lo, - batin Avi.

Dhian pulang dari Mall, ia membawa banyak paper bag yang memenuhi bagasi mobilnya.

"Syhillaaa?" Teriak Dhian.

"Haii?" Sapa Asyhilla.

Dhian menghempas semua paper bag yang memenuhi tangan mungilnya itu.

Pelukan hangat mendarat di tubuh Asyhilla, ia ikut bahagia sepupunya kini akan segera melepas masa lajangnya,

"Lo, kapan nikah?"

Asyhilla menggeleng, "Belum tau, "
"Udah, buruan lamaran gih, oh ya Syhill, calon gue hari ini datang loh, "

"Iya?"

"Iya, ntar aku kenalin ya, eh tapi aku juga nggak kenal sih, papa yang bakal ngenalin.

Semua keluarga sudah berkumpul sore itu, menyiapkan makanan untuk makan malam bersama.

Malamnya, suara ketukkan pintu memecah kegelisahan di sebuah rumah mewah yang sekarang ditempati Asyhilla.

"Iya, bentar ya, aku buka, "

Asyhilla menghampiri pintu berwarna coklat dengan ukiran itu. Dan ia melihat seorang pemuda berpakaian rapi, dengan kedua orang tuanya pula. Dan pemuda itu,

"Iya, tunggu bentar, "

Asyhilla mendekati pintu, perlahan ia buka pintu itu dan ucapan salam terdengar.

"Assalamu'alaikum, "

"Wa'alaikumussalam, " jawab Asyhilla.

Relationship Goals [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang