9.Ta' Ala

2.5K 122 0
                                    

Bian tak habis pikir, ntah mengapa ia membicarakan soal perasaan dan keadaan hatinya, ia tak berniat untuk membuka luka itu namun ini sudah terdengar oleh Asyhilla. Asyhilla membuka tas selempangnya, ia memberikan Al-Quran kecil kepada Bian.

"Kalo kamu ada masalah, jangan marah-marah lagi ya. " ucap Asyhilla yang memberikan Al-Quran tersebut.

Bian mengambil Al-Quran itu, ia tak bermaksud marah kepada Asyhilla sejak saat itu namun ia tak bisa mengendalikan sikap emosionalnya, ia terlebih kagum kepada Asyhilla, ia berubah. Sekarang Asyhilla yang sudah lebih taat.

"Kamu boleh pake ini. Dari semenjak putus, kamu jadi sering marah marah. Berantem. "

"Maaf ya Syhil, aku buat keributan mulu. " ujar Bian.

Asyhilla mengangguk, dan ia nampaknya sudah terlalu lelah. Bian menyuruh Asyhilla tidur, dan disaat Asyhilla tertidur Bian mulai membaca lembaran-lembaran Kitab Suci Al-Quran tersebut, entah apa yang membuatnya untuk membaca Al-Quran di dalam Bus tersebut namun yang jelas dan pasti Allah S.W.T lah yang menggerakan hati Fabian.

Aduh, mau bangunin tapi ntar dia ge er lagi, -gumam Bian yang mengacak-acak rambutnya.

"Bi, buruan turun. " ujar Boy yang menunggu dipintu Bus.

"Iya, tapi ini gimana?" Ujar Bian yang nampak kebingungan membangunkan Asyhilla.

"Udah gendong aja napa. "

"Dia nggak mau kali. "

Avi datang masuk kedalam bus, dan menepuk pundak Asyhilla perlahan. Ia mencoba membangunkan Asyhilla.

"Syhill, udah sampe. " ujar Avi sepupu Asyhilla.

Asyhilla terbangun, ia malah tak enak hati dan merasa keberatan serta merepotkan Fabian, mereka pun turun dari bus bersama-sama. Mereka berjalan sekitar 1 km untuk menuju ke tempat perkemahan.

"Lo belum capek?" tanya Avi yang berjalan bersamaan.

Asyhilla menggeleng, Bian melirik ke Asyhilla dan sebaliknya, saat dua pasang mata saling menatap,

"Astaghfirullahaladzim. " ujar Asyhilla menundukkan pandangannya.

"Gue bukan setan kali Syhil. " sahut Bian yang mendengar ucapan Syhilla.

"Udah kalian ini, berantem mulu. " ujar Avi yang berpindah ke sebelah Asyhilla untuk menengahi mereka.

Dari jauh, Nata mengetahui adanya Bian, dan Nata berteriak.

"Fabian. " panggil Nata.

Fabian melambaikan tangannya, Malik yang berada didepan mereka berjalan berdampingan dengan Sesil.

"Lo kenapa sih, nggak mau deket-deket gue?" tanya Sesil dengan nada centil.

"Bukan makhrom, Sesil. " jawab Malik.

"Kenapa? Karena gue nggak pake jilbab?" ucap Sesil yang berdiri didepan Malik sehingga menghentikan langkah Malik. "Kalo gue pake jilbab, gimana?" ujar Sesil yang bertanya pada Malik yang berjalan ke arah kanan untuk meneruskan perjalanannya. Sesil memakai tudung jaketnya, ia lalu menarik tali yang berada ditudung itu.

"Kalo ini gimana?" ucap Sesil sembari menampakkan rambutnya yang tertutup tudung jaket.

"Masa pake celana pendek?" ujar Malik.

"Cantik enggak, malah kek orang gila ada." ucap Fabian yang melirik Sesil.

"Nggak usah ikut campur, ya lo!" Kesal Sesil sembari menunjuk ke adah Fabian.

"Kalo kamu mau belajar, jangan karena aku, " ucap Malik. "Tapi harus karena Allah, " sambung Malik.

"Tapi kan?- "

"Udah, ayo bentar lagi sampe. " ujar Malik yang menoleh kebelakang.

Kok Sesil bisa deket sama Malik yah, dan Malik nggak deket lagi sama Syhilla, gumam Bian yang heran.

Sesil sudah beberapa kali mendekati Malik. Menurut Sesil, Malik itu lucu. Alasan klasik orang untuk jatuh cinta. Saat sampai di puncak, Sesil sangat menikmati pemandangan yang sangat sejuk. Melihat pepohonan yang tersusun rapi. Karya tuhan yang sangat ia kagumi.

Sesil kembali melirik Malik yang sedang berkeliling mengitari area kemah. Sesekali Malik mengeluarkan ponselnya, sekedar untuk mengabadikan keasrian hutan. Sesil tak tinggal diam, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengajak Malik berfoto.

"Foto sama gue yuk!"

Malik mengiyakan ajakan Sesil. Dan foto tersebut Sesil jadikan wallpaper handphonenya.

Sementara Avi, sibuk menjaga Asyhilla. Mengantarkan makanan Asyhilla. Sesering mungkin mengecek Asyhilla. Dan sebanyak mungkin berfoto dengan Asyhilla.

Fabian berusaha untuk tidak memikirkan ego nya. Tidak memikirkan apa yang terjadi pada dirinya dan Asyhilla. Ia selalu mencoba untuk bersikap seperti biasa, walau tak ada ikatan. Sedangkan Asyhilla, yang memilih untuk memperbaiki dirinya demi memantaskan diri dihadapan sang pencipta, memilih untuktetap bersikap baik kepada Fabian. Karena tidak ingin bermusuh hanya karena hubungannya kandas.

Relationship Goals [REVISI]Where stories live. Discover now