8. Angin yang Meruntuhkan

21.1K 1.3K 33
                                    

Happy reading!

***

Alex melempar helmnya sembarangan ke atas sofa. Dia juga ikut membanting tubuhnya, menatap langit-langit rumah. Dia masih tidak percaya dengan fakta yang baru saja ia ketahui. Diandra adalah anak Delon Sertoadji, pemilik yayasan tempatnya sekolah. Dan hari Senin kemarin, dia menembak Diandra di depan ayahnya.

Jika di sekolah Pak Delon terlihat tenang dan wibawa, di rumahnya pria itu sangat hangat dan juga seru. Bahkan, siapa yang akan menyangka kalau bule satu itu adalah pria yang sudah memiliki putri berusia 18 tahun jika dilihat dari caranya berpakaian. Jeans hitam dipadukan dengan kaos The Beatles berwarna hitam. Belum lagi dengan topi baseball putih bergaris biru yang dipakai secara terbalik. Nyetrik abis!

"Kenapa baru pulang, Dek? Udah makan belum?" kakak Alex yang bernama Raka ikut bergabung di sofa.

"Perut gue udah penuh, Bang! Makan enak tadi. Gratis lagi!" Alex mengacungkan dua jempolnya dan masih menatap langit-langit.

"Makan dimana?" Raka membenarkan kaca matanya yang turun karena keringat bercucuran. Ia baru saja selesai makan ayam geprek dengan sambal yang sangat pedas.

"Di rumah calon pacar," Alex menatap abangnya sekilas dan tersenyum bangga.

"Calon pacar? Bukannya lo udah punya pacar?"

"Nih, baru aja mau gue putusin," Alex merogoh ponselnya. Lalu mencari nama kontak 'Pacar Lucknut', nomor ponsel Siska. Raka hanya menggeleng melihat tingkah adiknya itu. Satu keluarga besar sudah tahu bagaimana playboynya anak yang satu itu.

Raka masih memperhatikan gerak-gerik adiknya yang saat ini sedang menempelkan ponsel ke telinganya.

"Halo, Sis."

"..." Alex tersenyum culas pada kakaknya. Tapi Raka sama sekali tidak menanggapi sikap jahil adiknya. Dia tidak akan pernah menang.

"Gue cuma mau ngomong. Kita putus."

"..." kening Alex mengernyit. Dia menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Berisik lo! Karena lo udah nyelakain Diandra, makanya gue minta putus!"

"..." Alex memutar matanya jengah.

"Udah! Pokoknya lo udah jadi mantan gue. Bye!"

"Masih aja lo bikin patah hati anak gadis orang lain. Kapan lo benernya sih, Dek? Gue aja pusing tahu gimana badungnya lo."

"Kalo Diandra dapet, gue nggak bakalan godain cewek lain lagi, Bang," Alex tersenyum bangga sambil menepuk dadanya cukup keras. Memperlihatkan bahwa dia kali ini sungguh-sungguh.

Raka hanya mengangguk. Dia tidak ingin tahu lebih lanjut bagaimana kelakuan adiknya. Raka hanya ingin fokus pada kuliahnya saat ini. Cukup Alex yang membuat kedua orang tuanya pusing.

Meskipun nakal dan selalu berbuat onar, tapi orang tua Alex sangat menyayanginya. Hanya saja sang ibu yang jarang ada di rumah untuk urusan sosialitanya. Sudah jelas ayah mereka sibuk mencari nafkah untuk mengganjal perut anak istri serta masa depan mereka. Dan mungkin karena anak laki-laki, baik Alex maupun Raka tidak berlarut-larut dalam keadaan rumah yang kurang harmonis.

"Bang!" Alex menyenggol lutut Raka dengan kaki kirinya yang masih terbungkus kaos kaki. Raka hanya bergumam menjawab panggilan adiknya. "Bantuin gue dong."

"Bantu apaan?"

Kemudian Alex membenarkan posisi duduknya menjadi condong ke depan. Menatap kakaknya lekat-lekat. Kemudian dia menghembuskan nafas panjang setelah berdecak keras.

Rude Beautiful Girl [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang