7

978 237 33
                                    

Rayuan


Chanyeol
Saya tunggu didepan ya

Setelah gue mengiyakan ajakan jalan Chanyeol hampir sebulan yang lalu, cowok itu jadi rutin nyamperin gue ke butik. Entah untuk sekadar makan siang bareng, jemput gue pulang atau dateng buat nemenin gue lembur sketching. Nggak jarang juga gue diajak dateng ke kantornya buat nemenin dia, atau gue dateng atas kemauan gue sendiri buat nganterin dia makanan.

Kayak sekarang. Cowok itu dateng buat ngajak gue jalan-jalan. Dan gue dengan senang hati menerima ajakannya.

"Na, mbak titip Seojun sebentar ya," mbak Jessica dateng ke ruangan gue sambil ngegandeng si kecil Seojun. "Klien mbak ada yang minta ketemu buat ngebahas desain gaun pengantin. Tempatnya agak jauh dari sini, tapi mbak gak bawa perlengkapan apa-apa buat Seojun. Jadi mbak titip dia ya."

"Yah mbak. Aku mau pergi sama Chanyeol."

"Yaudah ajak Seojun sekalian. Titip dia ya Na. Mbak buru-buru."

Mbak Jessica menepuk-nepuk puncak kepala Seojun kemudian berlalu pergi setelah mencium pipi kanan dan kiri gue tergesa-gesa. "Byee!"

Gue melongo. Aduh gimana nih? Udah terlanjur janji kan sama Chanyeol dan cowok itu lagi nungguin gue didepan. Semoga aja Chanyeol gak masalah kalo Seojun ikut.

"Seojun mau jalan-jalan gak?"
Si bocah mengangguk-angguk riang, menjulurkan tangannya minta digendong. "Oke. Ikut mbak jalan-jalan ya..."

Gue beranjak keluar untuk menghampiri Chanyeol yang lagi nunggu di lobi depan. Sambil menggendong Seojun yang untungnya kooperatif hari ini. Bocah kecil yang biasanya lari-larian aktif itu sekarang lebih tenang dan mau gue gendong pelan-pelan.

"Hai. Maaf ya nunggu lama."

Chanyeol yang lagi main hape mendongak dan tersenyum ke arah gue. "Enggak kok. Baru aja berapa menit."

Pandangan Chanyeol teralihkan ke arah Seojun. Dia bangkit dan berjalan mendekat, "Oh hai jagoan. Nama kamu siapa?"

Seojun sontak menyembunyikan mukanya ke leher gue. Dia emang tipe-tipe yang pemalu sama orang baru. Wajah Chanyeol melembut.

"Sorry ya," gue meringis, sedikit gak enak sama tingkah si bocah, "Seojun masih penakut kalo sama orang baru."

"Gak apa-apa. Namanya juga anak-anak."
Chanyeol tersenyum maklum, "Mau berangkat sekarang?"

"Yuk."

Chanyeol berjalan memimpin langkah kita mendekati mobilnya yang diparkirkan gak jauh dari pintu masuk.

"Dia anak siapa Na?" tanya Chanyeol memulai percakapan setelah hening berapa menit. "Gak mungkin anak kamu kan? Kita aja belom nikah."

Gue menghentikan langkah dan sontak mendelikkan mata gue ke arah cowok itu. Yang dibalas dengan kekehan jahil Chanyeol.

Sumpah ya makin lama kenal sama Chanyeol, gue harus mempersiapkan hati sama omongan dan candaan blak-blakan cowok itu. A direct and mischievous person I've ever meet.

Gue mengulurkan tangan kiri gue buat mencubit lengan dia.

"Aw aw... Ampun nyonyaaa."

Chanyeol meringis, padahal gue tahu cubitan gue gak kerasa apa-apa di lengan gedenya.

"Tapi kalo kita punya anak, kayanya bakalan mirip Seojun deh."

Tangan gue kembali terulur buat nyubit dia lagi. Tapi sebelum gue berhasil menyentuh kulitnya, dia udah nahan tangan gue dengan sebelah tangannya, sementara tangannya yang kanan bergerak mengacak-acak puncak kepala gue.

Shit! That damn gestures!

"Candaaa. Tapi kalopun iya, ya pasti mirip kamu lah kan anak kamu."

"Chanyeol ih!"

Cowok itu terkekeh puas.

"Okay, okay. Serius sekarang. Dia anak siapa?" tanya Chanyeol setelah berhasil masuk ke kursi pengemudi dan mulai menghidupkan mesin mobil.

"Anaknya mbak Jessica," jawab gue melepaskan tas tangan gue dan meletakkannya di sudut belakang kursi. "Mbak Jessica harus ketemu klien dan dia nitipin Seojun ke saya. Gak apa-apa kan kalo dia ikut kita?"

Chanyeol tersenyum lebar, "Gak apa-apa dong. Sekalian latihan buat kita biar tahu cara ngurus anak tuh kayak gimana."

Ini cowok bener-bener ya?

Chanyeol beralih ke arah Seojun, gak menghiraukan gue yang masih melotot ke arahnya.

"Hai jagoan, om punya permen loh buat kamu."

Seketika Seojun yang masih menyembunyikan wajahnya di leher gue, memutarkan kepala dan menatap Chanyeol antusias. " 'men?"

Chanyeol mengangguk, "Iya. Permen."

Tiba-tiba Seojun melepaskan rangkulan tangan kecilnya dari leher gue dan beralih menjulurkan kedua tangannya ke arah Chanyeol, " 'm 'men!"

Chanyeol tertawa. Dan harus gue akuin, skill ngerayu dia ternyata bukan cuman berlaku ke cewek-cewek doang. Anak kecil juga luluh sama rayuan dia. Wow.

"Sekarang duduk manis sama tante. Om anterin kamu ke ke tempat yang ada banyak permennya. Oke?"

Seojun menepuk-nepukkan tangannya antusias. Dan gue tertawa kecil ketika si bocah menggeserkan badannya, beralih duduk tenang ke arah depan dengan kepala yang menyandar ke perut gue. Wah, kenapa jadi bocah penurut kayak gini?

Gue mendongak dan mendapati Chanyeol tersenyum lebar melihat tingkah kooperatif Seojun.

"Anak kecil bisa nurut juga ya sama kamu."

"Tantenya aja bisa saya taklukin, kenapa anak kecil engga?"

"Dihhhh."

Chanyeol tertawa puas sebelum mulai melajukan mobil meninggalkan pelataran butik, bergabung dengan mobil-mobil lain di hiruk pikuk kota Jakarta.

Chanyeol tertawa puas sebelum mulai melajukan mobil meninggalkan pelataran butik, bergabung dengan mobil-mobil lain di hiruk pikuk kota Jakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Our UniverseWhere stories live. Discover now