2

1.4K 265 51
                                    

Kesempatan


Chanyeol

Gue percaya sama kata-kata expect the unexpected. Nyokap selalu bilang kalo one day you're gonna feel surprised just because something bound to happen even though you didn't predicted it before.

Tapi gue nggak nyangka bakalan jadi se-surprised gini, ngeliat cewek yang dulu pengen banget gue temuin lagi berdiri membelakangi gue, ngantri minuman. Awalnya gue nggak yakin karena cuman keliatan punggungnya si cewek. Tapi pas cewek itu noleh ke samping, ngerogoh sesuatu di dalam tasnya, gue yakin seratus persen kalau itu beneran Yoona.

Bulan ini tuh gue serasa mau gantung diri. Kerjaan seolah nggak ada udahnya. Padahal gue berusaha ngerampungin semuanya tepat waktu. Dengan tanpa terkecuali. Beberapa minggu yang lalu, hari dimana seharusnya gue nemenin Nyokap sekaligus ketemu sama desainer cantik itu, Wendy temen kantor gue nelpon. Panggilannya singkat, tapi mampu membuat hari yang gue pikir bakalan berwarna berubah seketika jadi abu-abu.

Isi percakapan gue dengan dia padat dan jelas, mengharuskan gue buat berangkat ke Malang. Ngegantiin bang Donghae si senior konsultan yang izin mendadak gara-gara istrinya mau melahirkan. 


Yeah, great


Dengan setengah terpaksa, gue dianterin Jinyoung ke stasiun. Rencana gue buat tidur seharian pun musnah karena nyatanya gue harus tidur meringkuk di kursi kereta, yang entah kenapa nggak kerasa nyaman hari itu.

Kelar ngerjain tugas di Malang, gue berharap balik ke Jakarta bisa leha-leha sebentar. Tapi lagi-lagi itu cuman rencana doang. Karena realitanya gue kembali dihadapkan dengan kerjaan yang menumpuk dan tuntutan klien yang bikin kepala mau meledak.

Gue bersyukur gue masih bisa menjaga kewarasan gue. Meskipun harus ngerelain jam tidur yang makin berkurang (atau malah udah nggak ada jam tidur bagi gue) dan konsumsi kopi yang makin meningkat, itu semua sebanding dengan kepuasan gue denger pujian dari klien dan kepala divisi. Proyek gue sukses besar.

Untuk merayakan keberhasilan project kali ini, gue dan anggota tim yang lain di beri kebebasan untuk seminggu kedepan. Such a reward because we were going all out on this one. Dan disinilah gue berakhir, di kedai kopi langganan anak-anak kantor, bareng anggota tim yang lain. Ngalor ngidul ngomongin hal-hal ringan yang nggak ada kaitannya sama kerjaan. Actually, gue udah nggak terlalu memperhatikan omongan anak-anak waktu ngeliat sosok cewek itu masuk dan jalan ke counter, gabung ke antrian.

"Hai, Yoona?"

Gue percaya kalau Tuhan selalu punya jalan. Bukan bermaksud sok religius atau gimana, tapi guru Agama gue selalu menekankan kalau manusia bisa berencana dan berusaha tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan.

Dulu gue pengen banget dipertemukan lagi dengan Yoona, cewek yang entah kenapa impressed me at the first hello. Gue sampe nyogok-nyogok nyokap dengan gulai kambing kesayangannya, tapi gara-gara kerjaan akhirnya nggak dipertemukan. Sekarang, ketika nama cewek itu bahkan udah hampir gue lupain, secara ajaib dia muncul dengan sendirinya dideket gue. Dan gue tahu, kalau ini adalah jalan yang diberikan Tuhan untuk mempertemukan kita berdua.

Tentu aja gue nggak mau kehilangan kesempatan lagi. Semoga gue bisa dapet nomornya kali ini.

Sedikit nggak menghiraukan obrolan anak-anak yang masih heboh ngebahas pertandingan Arema vs Persipura semalem, gue berjalan menghampiri cewek itu. Menyentuh pundaknya pelan.

Our UniverseNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ