DTM Part 26

11.2K 1.3K 119
                                    

Pagi itu Aland sudah bisa pulang, satu bulan di rawat di rumah sakit membuat penampilannya sedikit berubah.
Rambutnya nampak lebih panjang, kulitnya semakin putih dan cara jalannya agak berbeda.
Karena cideranya membuat tulang kakinya retak menyebabkan pemuda itu berjalan dengan sedikit pincang.

Rery mendesah lemah, dia mengendarai mobil dengan sangat pelan.
Dadanya berdebar dengan sangat keras, apa yang akan terjadi jika Aland tau Casey pergi dan sudah satu bulan ini belum di temukan.
Rery jadi ketakutan, padahal Lathan sudah bilang padanya jika Lathanlah yang akan memberitahukan perihal Casey pada Aland.

Aland melirik Rery yang mengendarai mobil dengan wajah tertekan.
Lagi-lagi kekasih Lathan itu yang datang ke rumah sakit.
Padahal Aland berharap Casey yang akan datang menjemputnya dan menyambutnya di pintu rumah sakit, tapi itu hanya jadi angan semu baginya.
Karena selama dia berada di rumah sakit malah Rery yang datang untuk merawatnya.
Meski agak kecewa pada Casey, tapi Aland masih memaklumi kekasihnya mengingat kondisi Casey yang sedang mengandung benihnya.
"Terima kasih sudah datang"
Ucap Aland pada Rery yang sedang duduk di sampingnya sambil mengemudi.

"Iya..."
Jawab Rery sekenanya.
Saat ini Aland dan Rery sedang berada di dalam mobil menuju gedung apartemen mereka.

Mata Rery terlihat melirik Aland sesekali, tapi dirinya tetap diam.
Pemuda itu benar-benar berharap bisa mengajak Aland berjalan ke tempat lain dari pada harus kembali ke apartemen.
Dia tidak mau wajah bahagia Aland karena sudah bisa keluar dari rumah sakit berubah sedih saat dia tau soal Casey.

"Rery, apa ada masalah...?"

Rery tersentak kala mendengar pertanyaan itu.
"Tidak ada"
Elaknya berbohong.

Aland tersenyum, pemuda itu mendesah lemah.
"Kau itu sama sekali tidak pandai berbohong, apa kau tau itu...?"

Rery menoleh ke arah Aland sebentar sebelum kembali melihat ke jalan.
"Aku tidak berbohong, jangan sok tahu soal diriku"

Aland tersenyum tipis, ia tidak mau mendesak Rery walaupun dirinya sama sekali tidak puas dengan jawaban Rery barusan.
Pemuda itu menoleh ke arah luar, melihat pemandangan di luar jendela mobil yang sedang melaju.

Di luar nampak lalu lalang orang-orang sedang melakukan aktifitas mereka masing-masing.

Rery tidak banyak bicara membuat Aland semakin ingin tahu ada apa dengan orang yang pernah di cintainya ini.
Meski saat ini mereka sudah memilih untuk berpisah dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Nyatanya rasa perduli Aland pada Rery sama sekali tidak berkurang, dan begitu pula Rery pada Aland.

Aland lagi-lagi mendesah, dia masih belum mengalihkan tatapannya dari pemandangan yang ada di luar jendela.
"Apa Casey baik-baik saja....?"
Tanya Aland setelah dirinya terdiam beberapa saat.

Rery tidak menjawab, pemuda itu menginjak pedal Gasnya sedikit lebih dalam dan perlahan menambah kecepatan mobil yang di kendarainya.

"Casey, baik-baik sajakan...?"
Pertanyaan Aland di ulang lagi, pemuda itu menoleh ke arah Rery seraya menegakkan tubuhnya.
"Rery...?"
Aland mulai melihat ketidak wajaran dari raut wajah Rery ketika dia bertanya soal casey, pemuda itu mengulurkan tangannya dan menyentuh bahu Rery.

Rery masih diam, pemuda itu menelan ludah.
Dia semakin dalam menginjak pedal gas.

"Rery, jangan membuatku khawatir.
Casey baik-baik sajakan...?!"
Tanya Aland dengan meninggikan suaranya

Rery menoleh ke arah Aland sekilas.
"Kau bisa lihat sendiri saat kita sudah sampai di Apartemen"

Jawaban Rery membuat Aland bungkam, ada perasaan berkecamuk memenuhi dadanya.
Keduanya terdiam sampai akhirnya Rery membelokkan mobil ke parkiran apartemen dan berhenti di sana pada saat itu pula Aland segera membuka pintu mobil.
Dia buru-buru turun dan berjalan dengan langkah sedikit cepat karena kakinya saat itu belum pulih benar.

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBWhere stories live. Discover now