DTM Part 30

17.9K 1.5K 374
                                    


WARNING....!!!
PART DI BAWAH INI BERISI KONTEN DEWASA, MOHON TIDAK MELANJUTKAN MEMBACA BAGI YANG TIDAK TERBIASA.

Aland menatap wajah Casey lekat-lekat.
Dia masih tidak percaya jika dirinya harus berusaha begitu keras untuk menaklukkan pria jantan di depannya.
Casey sangat sulit di jatuhkan, dia tidak seperti Rery yang bisa dengan mudah di buai dalam kenikmatan sentuhannya.

Casey orang yang berbeda, pemberontak yang benar-benar mengikuti nalurinya.

Aland terdengar menghela nafas lemah, saat ini dirinya dan Casey telah berada di dalam apartemen mereka.
Keduanya terlihat duduk di atas ranjang tempat tidur dalam posisi saling berhadapan.

"Apa yang kau tinju sampai luka robeknya selebar ini...?"
Tanya Casey setelah membersihkan luka di tangan Aland dan saat ini dirinya sedang mengikatkan perban ke luka tersebut.

"Aku meninju dinding lif"

Casey menatap wajah Aland sesaat sebelum kembali fokus pada perban yg dia gulungkan melingkar ke tangan kekasihnya itu.
"Kenapa sampai melakukan hal seperti itu...?"

Aland memandang Casey sambil tersenyum.
"Karena aku sangat marah padamu, dan tidak mungkin aku menghajarmu karena hal itu"

Casey mendesah, dia kini telah selesai mengikat perban di tangan Aland.
Pemuda itu tampak menatap wajah Aland dengan seksama.
"Kau berfikiran aneh-aneh tentangku dan Lind...?"

"Jelas saja, aku sampai kesal sendiri karena pikiran itu semakin jelas saat aku mendekat ke apartemen bocah itu, kalian sudah tinggal 1 bulan lebih.
Apa saja yang kalian berdua lakukan...?"

"Kami tidak melakukan apa-apa, singkirkan pikiran kotor mu itu dari otakmu"
Desah Casey yang bangkit dari duduknya, dia berniat mengembalikan kotak obat yg tadi dia ambil dari lemari di samping dapur.
Tapi Aland malah mencegahnya pergi dengan menyambar kedua tangannya hingga dirinya berdiri di depan Aland yang sedang duduk di tepin ranjang.

"Benarkah dia sama sekali tidak melakukan apa-apa padamu...?"
Tanya Aland yang mendongak memandang Casey.

Casey menghela nafas berat, pemuda itu melepas tangan Aland dan meletakkan kotak obat yang di bawanya ke atas meja lampu.
"Baiklah, dia memang melakukan sesuatu padaku"

"Melakukan apa...???!"
Pekik Aland yang menyesal hanya menembak kaki Lind, harusnya dia mengarahkan timah panasnya ke dada pemuda itu.
Tapi mengingat Aland bukan orang yang suka melukai orang lain, menciderai putra King itu sudah membuat dirinya puas.

Casey membungkuk hingga dirinya dan Aland saling bertatap muka.
Dan perlahan Casey memiringkan kepalanya dan mendaratkan sebuah kecupan sekilas ke bibir pemuda itu.
Sebelum kembali berdiri dengan tegak.

Mata Aland nampak terbelalak, dia mengercipkan mata beberapa kali.
"Dia mencium mu...?"
Pekik pemuda itu sembari memandang wajah Casey.

"Iya..."

"Dan kau hanya diam saja...??"

"Iya..."

"Jangan menjawab ku dengan nada enteng begitu...kenapa kau tidak menghajarnya saat dia melakukan itu...?"

"Memang kenapa aku harus menghajarnya...?"

Aland mengatupkan rahangnya kuat-kuat.
"Apa kau tidak masalah di sentuh oleh laki-laki lain...?"

"Ciuman tanpa perasaan seperti itu tidak perlu di permasalahkan"
Ujar Casey dengan nada suara yang kelewat santai, membuat Aland semakin terpancing emosi.
Kekasihnya ini ternyata punya pertahanan diri yang tidak main-main kuatnya.

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin