DTM Part 18

12.6K 1.3K 96
                                    

Casey menjatuhkan diri ke atas sofa begitu dirinya sampai di apartemen Aland.
Pemuda itu nampak membuka mantel hitamnya yang membuat dirinya sedikit gerah.

Ternyata setelah di tinggal oleh Aland, Lathan sama sekali tidak merubah apapun di sana.
Bahkan asbak dari kaca yang dulu pernah di jatuhkan Casey hingga membuat retak di bagian atas asbak tersebut masih ada di meja.

"Apa kau baik-baik saja...?"
Tanya Aland memastikan keadaan Cesay mengingat mereka baru saja melakukan perjalanan yang cukup melelahkan.

Casey menoleh ke arah Aland dengan tatapan malas.
"Aku tidak apa-apa...hanya saja aku merasa sedikit lapar"

"Mau ku buatkan sesuatu...?"

Casey mengerutkan dahinya, tiba-tiba saja di otaknya tercetus ide gila, dia ingin memakan Napolitan buatan Aland juga Furai Ebi.
Entah apakah dirinya mampu menghabiskan itu semua yang pasti dia ingin memakan masakan itu.

Casey serta merta berdiri, dia mendekati Aland yang baru saja duduk di sofa yang terletak di depannya.

"Aku mau makan masakan jepang..."

"Apa...??"

"Aku mau kau membuatkan ku Furai dan juga Napolitan"

"Makanan apa itu...???"
Pekik Aland yang awam soal masakan jepang, bagai mana dirinya bisa membuatkan apa yang Casey mau sedangkan dirinya tidak tahu jenis makanan itu.

"Sudah ku katakan itu masakan jepang, aku mau kau membuatkannya untuk ku..."

"Bagai mana aku bisa membuatnya kalau aku saja tidak pernah memakannya...?"

Mata Casey melotot, bibirnya nampak mengerucut.
Pemuda itu merasa kesal begitu mendengar Aland tidak segera mengiyakan kemauannya.
Dan sekilas malah seperti enggan untuk menurutinya.

"Kau bilang ingin memasakkan sesuatu untuk ku...!!''
Bentak Casey kesal hingga membuat Aland naik pitam.

Dirinya sudah lumayan lelah menyetir mobil sendiri dengan kecepatan rendah agar membuat Casey nyaman.
Perjalanan yang biasanya di tempuhnya dalam waktu singkat sekarang dia harus menghabiskan waktu hampir dua kali lipat untuk mencapai tujuan.

Dadanya bergemuruh, dia mendesah lemah begitu memandang perut Casey.
Dia jadi ingat pemuda di depannya itu sedang mengandung anaknya.
"Aku mengerti, akan ku buatkan"
Kata Aland dengan nada pasrah.

Baru saja dia duduk dan sekarang terpaksa bangkit lagi untuk membuatkan makanan yang di inginkan Casey.
Sedangkan dirinya tidak tahu apa itu makanan Ebi Furai...
Apakah sejenis udang goreng...?

Aland mengeluarkan ponselnya mencari tahu semua itu di internet.
Dia berjalan dengan matanya yang sesekali menatap layar ponselnya.
Pria itu melangkah menuju ke dapur, tepatnya ia berjalan ke lemari pendingin.
Dirinya mendesah lemah, tidak ada apa-apa di dalam sana.
Lemari pendingin itu bersih seperti baru saja di beli.

Aland mendesah, sepertinya dia harus membeli bahan makanan di minimarket pinggir jalan.

Pria itu menutup lemari pendingin sebelum beranjak dari dapur, matanya menatap Casey yang duduk di sofa dengan mengelus perutnya yang dia rasa sedikit begah.

"Apa perutmu sakit...?"
Tanya Aland langsung berhambur mendekati Casey dengan wajah panik.

"Tidak, hanya aku merasa kurang enak di bagian ini..."
Ujar Casey meringis sambil menunjuk bagian perutnya yang dia maksud.

Aland meletakkan ponselnya ke atas meja lalu duduk di depan Casey.
Dia menyingkap t-shirt yang di pakai pemuda itu hingga terlihat perut Casey mulai berubah tidak lagi datar seperti dulu.

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBWhere stories live. Discover now