DTM Part 9

14.3K 1.6K 143
                                    


Pagi itu Aland sedang berdiri di depan jendela kamarnya, matanya yang tajam menatap lurus ke arah pemandangan taman yang ada di bawah.

Udara pagi yang dingin menerpa tubuhnya yang setengah telanjang.

Peluh tampak membasahi sekujur tubuhnya yang tegap dan sekarang terlihat semakin kekar.

Pria itu baru saja berlari maraton menyusuri jalan yang tidak jauh dari kediamannya bahkan sebelum semua orang bangun dari tidur mereka.

Karena setiap hari, hal itu kini menjadi rutinitas yang tidak akan pernah di lewatkan oleh Aland.
Mengingat pemuda itu sedang berusaha merealisasikan apa yang sudah dia katakan pada Casey beberapa minggu lalu.

Aland pernah bilang pada Casey,jika sekarang ini adalah gilirannya untuk menjaga remaja itu.

Dan Aland tidak main-main dengan ucapannya, pria itu melakukan latihan cukup keras untuk menunjukkan pada Casey jika dirinya serius dengan ucapannya saat itu.

Kini Aland berubah menjadi pria dengan kemampuan yang lebih hebat dari Casey.

Soal tenaga, dirinya tidak lagi di pandang sebelah mata.

Mengingat Aland yang memang mewarisi darah seorang pemimpin.
Sifat dominannya sangat terasa ketika pria itu sedang melakukan sesi latihan beratnya.

Bukan hanya beladiri namun Aland tidak segan melakukan semua hal berbau kekerasan untuk mengasah kemampuannya dan kesigapannya dalam bertarung ataupun menggunakan senjata.

Pria itu melakukan semua itu agar dirinya mampu menjaga Casey dan juga janin yang sedang di kandung oleh pemuda itu.

Aland memejamkan matanya, lamunannya melayang ke hari di mana dirinya mendengar dari Dokter jika Casey sedang hamil dan sekarang sudah masuk ke bulan ke dua.

Pria itu ingin sekali menyentuh perut Casey, mengelusnya dan bicara pada janin yang ada di dalamnya.

Tapi mengingat sampai sekarang dirinya masih belum bisa mengatakan apa yang terjadi pada Casey.
Hingga memaksa pemuda itu  memendam ke inginannya di dalam hati.

Aland membuka matanya begitu mendengar suara Casey yang sedang mengerang kesal di kamar sebelah.

Pria itu secepat kilat berlari dan menerobos masuk ke dalam kamar Casey yang memang tidak di kunci.

Aland mencari-cari keberadaan pemuda itu dengan mengikuti suara erangannya yang ternyata dia berada di dalam kamar mandi.

"Casey...?!"
Pekik Aland melihat pemuda itu duduk di ubin dengan tubuh lemas.
"Kenapa kau duduk di sini...?"

Aland membantu Casey berdiri dengan melingkarkan tangan remaja itu ke lehernya.

Casey mendesah, pemuda itu melepaskan rengkuhan Aland begitu dirinya kembali berdiri.
Dia membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari wastafel di depannya.

Sambil melihat pantulan bayangan dirinya di cermin pemuda itu mengambil handuk bersih yang ada di samping cermin itu dan menyeka wajah tampannya yang terlihat kepayahan.

Remaja itu melempar handuk yang baru saja di pakainya serampangan.
Casey kembali melihat bayangan di cermin kali ini dia bukan melihat dirinya tapi remaja itu menatap ke arah Aland yang berdiri di sampingnya tanpa berpakaian mengingat pria itu sebenarnya ingin mandi setelah keringat di tubuhnya sedikit mengering.

"Ada apa...kau sedang tidak enak badan...?"
Tanya Aland yang menyentuh kening Casey namun segera di tepis tangan itu.

"Setiap pagi entah kenapa aku selalu mual, tapi kali ini semakin parah...
Sepertinya ada yang aneh dengan tubuhku.
Aku merasa lemas dan terkedang ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman di sini..."
Ujar Casey sambil mengelus perutnya.

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBWhere stories live. Discover now