1. Axerynda Lenanta Atmadja

20.3K 1.5K 22
                                    

Well, this is me.

"Pagi sayang, ayo sarapan dulu."

Suara merdu milik Rita menggema di ruang makan milik keluarga Wiranto. Sang kepala keluarga sendiri, Andi, sudah duduk di kursi miliknya.

Xeryn hanya memasang wajah bosan melihat sikap Rita yang selalu begitu. Heh, berhenti pura-pura seolah dia peduli. Xeryn sudah bosan dengan akting yang wanita itu perankan selama bertahun-tahun.

Tidakkah wanita itu lelah?

Walaupun Xeryn membenci wanita itu, tetap saja ia melangkahkan kaki untuk duduk di kursi miliknya. Xeryn tidak bodoh untuk melewatkan sarapan pagi dan berakhir lemas saat di sekolah nanti. Heh, dia tidak sebodoh itu, oke?

Tak lama setelah Xeryn duduk, seorang pria yang datang dengan seragam sekolah yang berbeda duduk di kursi tepat di samping Xeryn.

Benar, lelaki itu adalah kakak tiri Xeryn. Walau sebenarnya perbedaan umur mereka hanya satu tahun.

Ariando Daniel Wiranto, anak dari pria yang kini berstasus sebagai suami dari bundanya.

Perlu kalian ketahui bahwa Xeryn tidak benar-benar menerima mereka sebagai bagian dari keluarganya, walau nyatanya Daniel selalu bersikap baik pada Xeryn.

Boleh jadi, kan, bahwa Daniel melakukan itu hanya untuk menarik hati bundanya?

Heh, benar-benar keluarga bahagia.

"Bagimana sekolahmu Xeryn?" Tanya Rita memecahkan keheningan di meja makan.

Xeryn yang baru saja hendak menyendokkan makan lantas menghentikan aktivitas itu. Ia malah meletakkan kembali sendok di atas piring dengan sedikit kasar dan bangkit dari duduknya.

Semua yang berada di ruang makan itu menghentikan aktivitas mereka dan menatap Xeryn yang kini sudah berdiri.

"Maafkan Bunda. Ayo, habiskan sarapanmu." Ujar Rita dengan raut wajah panik.

Xeryn menatap datar ke arah Rita, sedetik kemudian ia memalingkan wajahnya seraya berujar dingin.
"Gue udah nggak napsu."

Andi menghela napas pelan melihat Xeryn yang kini sudah meninggalkan ruang makan. Kemudian pandangannya beralih kepada istrinya yang kini menunduk.

"Aku, kan, sudah bilang, jangan berbicara padanya saat makan. Lihat, Xeryn kehilangan sarapannya hari ini." Suara Andi lembut walau kalimatnya cukup tajam.
"Habiskan sarapanmu, cukup Xeryn yang tak sarapan hari ini. Papa tidak mau ada yang kehilangan sarapan lagi."

Daniel diam, ia menatap datar makanannya. Ini bukan kali pertama Xeryn meninggalkan makannya. Entah itu sarapan pagi ataupun makan malam. Menghela napas lelah, Daniel ikut bangkit tanpa menghabiskan makanannya.

"Daniel, makananmu tak kau habiskan?" Suara berat Andi terdengar membuat Daniel menoleh menatap sosok papanya.

"Aku berangkat."

Unexpected✓Where stories live. Discover now