"Hee lia kamu ngapain disitu?" Tanya beni ke monyet yg sedang makan buah itu
"Yee gue di samain sama monyet, awas lu le"
Kita tertawa semua.

"Kamu mau naik kuda?"
"Gak mau ah"
"Kenapa?"
"Gpapa si, kamu aja yg jadi kuda nya kalo nanti aku capek jalan kakinya" rayu ku ke beni
"Iya iya ntar tak gendong, apa mau di gendong sekarang?" Tawar nya
"Kan nanti kalo aku capek"

Sampai di pintu masuk, ramai keluarga yang ingin berlibur juga, lia dan beni ngantri untuk membeli tiket masuk seharga Rp. 17.000/orang. Pas masuk ternyata itu turun anak tangga, anak tangga dari batu-batu kali, jadi harus hati-hati, aku hampir jatuh karna terpeleset karna memang licin, beni menjaga ku, memegang tangan ku agar tidak terpeleset lagi.

"Sini aku gendong" tawar nya
"Ya kali mau gendong aku nurunin anak tangga kayak gini"
"Ya gpapa"
"Nggak ah, nanti aja"

Entah berapa ratus anak tangga yg aku turunin, akhirnya sampai di grojokan sewu, air terjun yg tinggi bgt, dan banyak bebatuan besar di bawahnya, dan ada dua jembatan kanan dan kirinya.

"Katanya kalo pasangan yg bisa lewatin jembatan itu hubungan bakal langgeng" beni berbicara
"Emang iya? Lewat doang mah bisa lah" jawab ku
"Iya katanya itu, jembatan kan ada dua, mereka harus situ"
"Kamu mau nyoba?" Tanya ku
Dia hanya tertawa.

Aku melepas heels ku, karna gak mungkin aku lewatin batu batuan itu pakai heels, di bawa heels aku sama beni, ramai sangat ramai, ada yg hanya sekedar duduk, ada anak kecil yang mandi di aliran air terjun itu, dan yang pasti banyak yg berfoto dgn keluarga ataupun pasangan mereka.

Embun air terjun itu mulai membasahi baju kita, saat sampai di tengah air terjun itu, dingin sekali, dan di bawah air terjun itu ada pelagi, aku tidak mengluarkan iphone ku karna pasti basah, akhirnya kita foto pakai Yi-Cam beni. Lia meminta aku dan beni untuk lebih dekat ke air terjun tapi aku menolaknya.

Akhirnya aku dan beni berjalan menjauh dari air terjun itu, aku biarkan lia dan pakce disana, aku menuju ke jembatan itu, dan kita berdiri di tengah-tengah salah satu jembatan itu sambil memandangi air terjun itu dan di sekeliling ku, beni sempatkan untuk foto berdua, agar menjadi kenangan.

Lama menunggu sambil ngobrol, lia dan pakce datang, lalu mencari tempat untuk istirahat dan makan sate, menurut ku di karanganyar itu terkenal dengan sate kelincinya, karna aku penasaran, jadi aku pesan sate kelinci satu porsi untuk ku.

Rintik ujan mulai turun, kita memutuskan untuk pulang, kita harus menaikin anak tangga lagi untuk sampai atas, rasanya ngilu paha dan lutut karna tidak pernah olahraga, sampai di atas ada tulisan "selamat anda telah menaiki dan menuruni 1250 anak tangga"

"Pantesan gue langsung kurusan" sahut lia setelah membaca itu
"Hahaha"
"Gue tambah kurus dong" jawab ku

Beni meminta untuk membeli oleh-oleh buat mama, akhirnya kita beli oleh-oleh dulu, dan air ujan mulai turun deras, buru-buru ke tempat parkir dan masuk ke mobil.

"Mas, kalau mau ke kebun strawberry masih jauh gak?" Tanya beni ke tukang parkir itu
"Enggak mas, mas naik aja lagi sekitar 3KM" jawab nya
"Oh iya makasih ya mas"

"Bang, ke kebun strawberry dulu bentar" beni ke pakce
"Oh yaudah ayo"
"Kamu jadi ke sana?" Tanya beni
"Ah gak usah deh, udah ujan gede nih, next time aja"
"Bener?" Beni menyakinkan
"Iya pulang aja yuk"
"Yaudah pulang"
"Pakce kita langsung pulang aja"

Kali ini pakce yg bawa mobil, gantian sama beni, karna beni ngantuk dan capek. Beni memang sering bedagang, jadi aku takut kalo di paksa nyetir nanti malah kenapa-kenapa.
Beni tiduran, dia rebahan badannya dan paha ku menjadi bantalnya.

Udara yg dingin, serta hujan yg turun menyertai perjalanan kami pulang,
"Kamu emang bener mau nglamar aku?" Tanya ku ke beni
"Iya bener lah"
"Tapi aku kan harus kuliah dulu"
"Iya aku juga kan mau masuk angkatan dulu, aku bakal nungguin kamu kelar kuliah kok" senyumnya
"Tapi kamu gak bisa kasih aku kepastian" jawab ku
"Iya kita jalanin aja kayak gini"

Kamu memang tidak meminta ku untuk menunggu, tapi aku juga butuh kepastian dari kamu, apa dgn cara mu ini aku bisa melupakan dia? Karna aku tidak mau jatuh ke lubang yg sama untuk ke dua kalinya. Karna dari ketidak pastian yg kamu berikan ini, membuat hati aku ragu untuk menerima mu.

"Heyy bengong aja" lamuran ku buyar
"Ih, udah kamu tidur aja, aku lg liatin pemandangan"

Memang indah di daerah pegunungan, sejuk, udara dingin, rasanya aku ingin berlama-lama disini namun tidak bisa.
Hujan sudah mulai reda, dan bahkan sudah tidak turun lagi, pada akhirnya kita udah sampai di markas TNI tempat pakce di tugas kan, pakce turun, berpamitan lalu beni pindah ke depan nyetir dan kita lanjut makan pecel ayam di dekat situ, masih sekitar jam 7 malam. Selesai makan kita lanjut lagi nongkrong di nongki cafe hanya sekedar untuk minum, ngobrol dan nobar. Sampai jam 10 malam akhirnya kita pulang, kita turun di rumah lia, beni tidak mengantar ku ke rumah, karna dia langsung pergi lagi untuk menjemput mama nya.
Di rumah udah pada tidur semua, hanya om & kakek ku yg sedang nonton bola, aku rebahan untuk istirahat dan mengumpulkan tenaga agar tidak sampai jatuh sakit karna kelelahan, rasanya kaki ini sakit, nyut-nyutan.

Jam 6 pagi aku terbangun, entah kenapa kalau di kampung aku tidak bisa bangun siang, apa karna udara yg dingin, dan selimut hanya dari kain jadi tidak bisa menghangatkan tubuh, apa emang aku di haruskan bangun pagi selama di kampung. Bis yg aku tumpangi untuk ke jakarta berangkat jam 9 pagi, tapi ternyata di undur sampai jam 1 siang, jadi aku masih punya waktu untuk berpamitan.

Aku, mama, mama lek dan om pergi ke rumah nenek uyut ku untuk berpamitan, umurnya sekitar 97 tahun, mungkin bisa lebih dari itu. Setelah itu lanjut ke pasar untuk membeli sayuran & lauk untuk di masak, bahkan aku pun belum packing, sampai di rumah sudah ada om aku membawa oleh-oleh yg akan aku bawa ke jakarta, lalu aku pakcing, tidak ada baju yg aku bawa lagi ke jakarta, termasuk gamis berwarna Mustard yg aku pakai ke acara wisuda mu am, aku tinggal di kampung, karna aku tidak mau mengingat itu lagi, jadi aku hanya membawa tas kecil berisi dompet, hp dan tas cukup besar berisikan makanan oleh-oleh khas solo.

Beni tadi bilang kalau dia pulang ke rumah bapaknya untuk menaruh mobil disana, lalu dia kembali lagi kesini,
"Kamu berangkat jam berapa?"
"Bentar lagi" jawab ku
"Bisa ke rumah lia bentar gak?" Tanya beni
"Iya bentar ya" lalu aku berjalan ke rumah lia dan sudah ada beni dan lia disana
"Kamu mau berangkat sekarang ndok?" Tanya lia
"Iya sekarang, ini mau pamitan" jawab ku

"Kamu mau boneka gak?" Tanya beni
"Boneka? Boneka apa?"
"Bentar" lalu beni masuk ke rumah lia, dan terdengar suara berisik plastik disana, lalu dia keluar membawa boneka stitch berwarna biru dan berukuran besar.
"Ini buat kamu"
"Ya ampun, makasih, gede bgt" kata ku
"Kamu suka gak?"
"Iya suka lah, ini kan boneka kesukaan aku"
"Iya tadinya mau aku beliin teddy bears, tapi pas aku liat ini jadi beli ini aja"
"Iya ndok" sahut lia, lia menceritakan bagaimana tadi mereka muter-muter keliling ke toko boneka untuk mencari boneka itu.

"Yaudah aku pamit ya"
"Yaudah kamu hati-hati ya disana, jaga diri baik-baik" sambil mengelus rambut ku.
"Siap pak bos" beni langsung mencium kening ku, yg di saksikan oleh lia
"Woyy kalau mau pacaran jangan disini"
"Hahahaha" aku dan beni hanya tertawa.

Aku pulang ke rumah membawa boneka, om, tante, mama, kakek, nenek pada bertanya darimana itu boneka aku dapat, bonekanya aku tinggal, karna tidak mungkin aku bawa boneka sebesar itu naik bis, aku titipkan ke om aku yg membawa mobil pribadi.

Kita berpamitan semua, lalu aku di antar tante aku ke terminal, di susul dengan riri.

Kapan Berakhir?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora