Ke empat

78 4 0
                                    

Aku selalu update status tentang rifki di twitter, agar fatia berfikir bahwa aku sudah bisa move on dari iam, padahal nyatanya belum bisa sama sekali. Ada sodaranya iam yg tdak menyukai ku, namanya putri, dia lebih suka kalo iam berpacaran dgn fatia daripada dgn ku. Namun aku tidak mau pusing untuk memikirkan sodaranya itu mau suka atau tidak dengan ku.

Yang terpenting aku hubungan aku bisa kembali seperti semula dgn iam, bisa baik baik aja ya walaupun tidak mungkin aku bisa balikan lg dgn iam.

Saat aku tidak kuat, untuk berlama lama seperti musuh dgn iam, akhirnya aku memberanikan sms fatia minta nomor iam, aku punya nomor fatia karna waktu itu fatia minta nomor ku, dan dia sms aku nanya nanya tentang hubungan aku dgn iam dan keluarga.

"Fat"
"Iya ada apa ka?" Dia memanggil ku kak
"Aku boleh minta nomor iam gak?"
"Buat apa ka?"
"Aku cuma mau minta maaf sama dia doang kok" sambil menyakinkan fatia
"Tapi jgn bilang iam ya ka kalo dapat nomornya dari aku"

Setelah dapat nomor iam, aku sms dia
"Iam, maafin aku ya kalau aku udah jadi PHO di hubungan kamu, tapi aku gak ada niat buat ngrusak hubungan kamu. Maafin aku ya"
Tidak ada balasan dari sms itu. Yg terpenting aku sudah minta maaf kepadanya.

Iam lulus SMP dan aku naik ke kelas 3 SMK, sebenarnya aku tidak ingin melanjutkan masalah ini, aku ingin fokus dgn sekolah ku karna aku udah kelas 3, tetapi hati aku meminta untuk melanjutkannya.

Hari minggu itu aku ke rumah widya, melewati rumah iam, ternyata ada widya di rumah iam, dan widya memanggil ku.
"Naya" aku nengok ke arah suara itu
"Eh wid, ngapain disini?"
"Sini masuk" widya meminta ku masuk, ada iam disitu. Iam hanya diam saja
"Enggak ah, aku kan mau ke rumah kamu"
"Kan aku disini, disini lah masuk"
"Assalamuallaikum" aku masuk ke rumah iam dan duduk di samping widya.
"Ini iam ngomong" widya ke iam. Aku hanya diam
"Apa ya, nanti aja deh ngomongnya"
"Yee sekarang lah"

"Eeenm, nay tadi kamu sms aku ya?"
"Iya" singkat jawab ku
"Aku udah maafin kamu kok"
"Iya makasih" aku tidak tahu kenapa iam tibatiba merubah secepat itu, padahal selama ini dia bertemu dengan ku cuek, buang muka.
"Kamu dapet nomor aku darimana?"
"Dari pacar kamu lah" jawab ku ketus
"Hah" jawabnya kaget
"Kenapa?" Dia menunjukan semua isi smsannya dgn fatia. Di sms itu fatia bilang ke iam kalau aku minta nomornya iam.

"Maksudnya apa coba dia ngomong gitu? Padahalkan dia bilang jgn bilang sama kamu, kalau aku dapet nomor kamu dari dia" dasar muka dua dalam hati aku lanjut berbicara dgn nada kesal.
"Ya aku gak tau kenapa dia kayak gitu"
"Tau ah, ayok wid pulang aja"
"Eh, ntar dulu dong, aku masih pengen ngobrol sm kamu"
"Ngobrol apa lagi?"
"Wid, bantuin ngomong dong" iam ke widya
"Nih nay, iam itu mau minta bantuan kamu"
"Bantuan apa?"
"Jadi gini....."

Widya dan iam bercerita bahwa mama iam minta iam untuk mutusin fatia, karna mama iam tidak suka fatia berkata kasar kepada iam. Jadi iam akan lanjut sekolah ke pondok pesantren di daerah bogor, aku pun baru tau itu. Jadi waktu iam tes di pondok itu tidak bawa hp dan iam tidak bisa ngasih kabar ke fatia, sampainya iam di jakarta, fatia nelfon iam namun tidak di angkat, karna posisi iam sedang di suruh beli makan sama mamanya, dan ada sms dari fatia "kalo gak mau ngasih kabar bilang njing" dan ternyata sms itu di baca sama mamanya iam, mamanya iam marah
"Ngapain cewe kayak gini di pacarin, ngomongnya kasar, mendingan kamu pacaran sama naya aja daripada sama dia" dari situ mama iam meminta untuk memutusan hubungannya dgn fatia.

Di perbincangan mereka sebelum aku datang, iam berkata ke widya
"Naya aja wid, kalo lagi kesel gak pernah ngomong kasar sama aku, semarah marahnya naya gak pernah ngomong kasar kayak gitu, ngomong bego tolol aja gak pernah ke aku wid"
"Aku nyesel udah nyia nyian yang pertama" lanjut kata iam.

Aku tidak tahu apakah saat itu aku harus senang aku atau sedih, aku senang iam berkata seperti itu kepada widya, apalgi mamanya lebih setuju dgn ku daripada fatia, namun aku sedih kenapa masalah ini muncul di saat aku sudah mulai perlahan menyayangi rifki.

Di hari itu di resmikan bahwa aku sudah baikan dgn iam, dan iam juga meminta maaf kepada ku untuk kejadian yg sebelum sebelumnya.

Keesokan harinya, aku ke sekolah hanya untuk membuat E-Ktp dan aku berangkat dgn iam kebetulan saat itu siang, membawa motor iam dan nanti motor iam aku bawa pulang lagi, karna iam belum boleh membawa motor ke sekolah. Di sekolah ada yg meliat aku boncengan dgn iam, aku berani boncengan dgn iam karna iam bilang mereka udah putus, entah itu bener aku tidak.

Sore harinya waktu iam baru pulang sekolah, iam meminta aku untuk ke rumahnya, waktu aku di rumahnya, ayah bertanya kepada ku
"gimana nay, iam udah putus belum dgn fatia? Kata iam tadi udah putus"
Aku bingung harus menjawab apa pertanyaan itu, lalu iam berbisik "bilang aja udah"
"Emm iya yah udah putus kok" jawab ku sambil gugup.

Saat iam udah di nyatakan lolos tes di pondok, aku di ajak ke pondok iam untuk pertama kalinya, saat itu hari sabtu di sekolah hanya ada ekskul, padahal aku tidak ikut ekskul apa apa tapi guru meminta murid harus masuk semua. Karna pulang sekolah jam 2, dan Iam berangkat ke pondok abis dzuhur, aku memberanikan diri untuk bolos haha. Di tas aku isinya hanya laptop, aku meminta iam untuk menjemput ku di sekolah.

Aku tidak mungkin keluar dgn membawa tas, lalu aku keluar membawa laptop aku dan di tanya oleh satpam
"Mau kemana kamu?"
"Ini pak mau ngasih laptop di depan bentar"
Aku langsung keluar gerbang dan berjalan di samping sekolah ku.
Kelas ku dekat dgn jalan arah pulang, jadi aku meminta teman ku untuk melempar tas ku dari atas lewat jendela kelas ku, untung tas ku tidak jatuh ke selokan.

Aku langsung berjalan cepat agar tidak ketauan dgn saptam tadi, walaupun ada tukang parkir yg memperhatikan ku. Gak lama iam datang dan aku langsung naik ke motor.

"Kamu bolos?"
"Enggak kok"
"Kok udah pulang, kan belum jamnya pulang?"
"Yakan aku mau nganter kamu ke pondok"
"Siapa yg ngajarin buat bolos?"
"Kamu" jawab ku dgn polos
"Lah kok aku"
"Iyalah, karna kamu mau pulang ke pondok makanya aku bolos haha"
"Yee malah ketawa, aku gak mau ya kamu kayak gitu lagi"
"Iya iya"

Setelah sampai rumah aku prepare untuk ikut ke pondok iam, dan untungnya mama ku mengijinkannya tapi hanya untuk sekali ini aja.

Di mobil ada aku, iam, ka arif, widya, aji (sodara iam) dan kekey adek iam paling kecil.

Di perjalanan aku tidak banyak bicara, aku duduk di samping iam di bangku ke dua, ada kekey dan widya juga. Aku hanya melamun dan menatap ke jendela "Ya Allah, baru saja aku merasakan rasa itu lagi, lalu ini apa? Kenapa dia pergi? Pergi meninggalkan aku lagi"
"Hey jangan bengong" lamunan ku buyar saat iam berbicara dgn aku
"Enggak kok" aku tersenyum
"Kamu ngantuk? Sini tidur aja" sambil menunjukan pundaknya untuk bersedia menjadi tempat kepala ku bersandar untuk tidur.

Akhirnya aku rebahan kepala ku di pundaknya dan memejamkan mata, ya walaupun aku tidak tertidur pulas, aku merasakan tangannya meraba raba pipi ku, tangan kanannya memegang tangan ku seakan takut kehilangan.

Dan sudah 2 jam kepala aku bersandar, sampai aku terbangun karna sudah mau sampai, pasti pundak dia pegal sekali, "masih lama kok, kamu tidur lg aja" padahal sudah dekat.

Kapan Berakhir?Where stories live. Discover now