Ketujuh

69 4 0
                                    

Di foto itu ada emotion love. Ternyata iam hanya mempermainkan ku. Kenapa aku bisa sebodoh ini mau menunggu dia, kenapa aku ini?? Aku kenapa? Sakit sekali melihat foto itu. Jika memang mereka tidak ada hubungan, kenapa bisa syifa update seperti itu. Aku hanya bisa menangis akan kebodohan ku. Dari itu aku mulai kembali membuka hati ku untuk rifki. Hari ketiga iam di rawat dan siangnya iam boleh pulang, jadi pulang kerja aku tidak perlu mampir ke rumah sakit. Sampai di rumah, aku mandi makan dan ke rumah widya, aku ingin bercerita ke widya tentang hubungan aku dgn iam. Sebenernya widya melarang ku untuk dekat kembali dgn iam maupun rifki, namun aku masih tetap menjalaninya. Saat melewati rumah iam, aku di panggil mama nya.
"Nay"
"Iya ma"
"Sini masuk, iam ada di atas"
"Iya ma, iam pulang jam berapa?"
"Tadi siang, sono naik. Iam dari tadi nungguin" lalu aku ke atas ke kamar iam.
"Ada apa?" Tanya ku ke iam yg sedang tiduran dan nonton tv
"Gak papa kok"
"Oh yaudah aku pulang" saat aku memutarkan badan, iam langsung bangun dah memegang tangan ku.
"Sini dulu duduk"
"Tadi bilang gak papa"
"Iya iya, aku mau ngomong" masih memegang tangan ku
"Ngomong aja"
"Gak jadi deh nanti aja"
"Gak jelas" aku gak tau apa yg ingin dia bicarakan. Yg jelas aku penasaran. Tapi aku tidak ingn memaksa iam untuk bicara. Senyumannya yg membuat aku luluh, aku tidak bisa marah kenapa iam. Marahnya aku hanya bisa cemberut ke iam. Dan cemberut nya aku itu yg membuat dia senang, dari itu kenapa dia senang sekali membuat ku kesal. Akhirnya aku lupakan kejadian dia dengan syifa itu. Aku sama iam emang jarang main keluar karna kita lebih suka di rumah, dan mama & papa iam pun mengijinkan kalau kita main di rumah.

Yang selalu aku ingat dari dia saat menjemput ku pulang sekolah itu saat dia abis pulang dari rumah sakit saat pertama kalinya dia di rawat, dia mempunyai 2 perempuan yang kan dia pilih salah satunya untuk dia jadikan pendampingnya nanti.
"Nay"
"Iya"
"Aku baru ngomong ini doang sama kamu ya"
"Ngomong apa?"
"Aku punya pilihan 2 cewek yang bakalan aku pilih salah satu di antara mereka, yg bakal jadi pendamping aku nanti"
"Iya terus"
"Iya aku mau liat di antara mereka siapa yang benar benar sayang sama aku"
Tentunya aku am, aku yang benar benar sayang sama kamu dalam hati ku saat itu.
"Mereka itu siapa?" Lanjut aku bertanya
"Salah satunya itu adalah kamu"
"Aku?"
"Iya kamu, aku cuma ngomong ini sama kamu doang. Makanya aku minta kamu ya buat jgn kecewain aku lg lah"
"Iya janji"

Mungkin dari itu juga, kenapa iam meminta ku untuk menunggu iam selesai mondok. Mungkin itu alasannya karna aku adalah salah satu cewek yg dia pilih itu. Aku tidak mau merusak kepercayaan yg dia kasih. Karna itu aku bertahan menunggu dia sampai saat ini.

Tapi semua itu berubah!! Seolah iam tidak pernah meminta apa apa dari ku. Iam jahat! Dia sangat jahat. Yang aku takutkan selama ini terjadi juga. Aku sakit, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku kehilangan arah dan tujuan.
"Lek aku mau potong rambut" kata ku, karna dia tidak suka melihat rambut ku yg panjang, dia suka kalo rambut ku sebahu
"Terserah" kaget aku membaca jawaban itu
"Kamu kenapa?"
"Tau ah gue lg pusing" benar benar kaget membaca itu, dia berkata gue. Aku berfikir dia udah berbeda dia berubah
"Kalo pusing minum obat" dgn polosnya aku jawab seperti itu.
"Nay, maaf yang sebelumnya. Gue tau lu masih ngarepin gue, tapi gue gak sebaik yang lu pikir. Gue udah nentuin siapa yang bakal jadi pendamping gue nanti" kata kata itu yang selalu aku ingat, masih terngiang di pikiran ku sampai saat ini.
Membaca itu hati aku sakit sekali, dada ku sesak, mata ku pun sudah tidak mau mengeluarkan air mata lagi. Mau menangis pun sudah tidak bisa.
Aku bodoh! Sangat bodoh! Aku dgn mudahnya di permainkan iam! Ya Allah kuat kan Hamba mu ini.
Gemetarnya tangan ku membalas chat itu
"Oh yaudah makasih"
"Kita masih bisa sahabatan kok" lagi lagi dia meminta ku. Aku gak sanggup am. Ini sangat sulit untuk ku.
"Iya" itu lah jawaban terakhir ku untuknya.

Aku mencoba kuat, aku ingin menangis meluapkan semua kekecewaan ku tapi tidak bisa, dadak ku sesak, sesak sekali. Saat aku bercerita ke widya, widya menyalahkan aku kenapa tidak mau mendengar perkataan dia. Aku mengurung diri di rumah, aku tidak mau keluar tidak mau ketemu iam. Bahkan aku tidak peduli dia mau pulang lagi atau tidak! Aku gak peduli.

Semenjak kejadian itu, aku tidak tau iam pulang ke pondok kapan dan balik kesini kapan, aku tidak mau tau lagi urusan dia. Tidak ada kabar lagi dari dia. Satu dua bulan aku mulai mencoba merelakan iam untuk menjadi sahabat ku. Perlahan aku coba dan aku mencoba juga membuka hati untuk cowok lain.

Hampir 7 bulan tidak ada kabar, aku buka fb ternyata ada pesan dari iam
"Nay, aku kangen bgt sama kamu" bukannya senang justru aku kesal membaca itu, sebenarnya apasi mau mu am? Tolong jgn permainkan aku seperti ini. Tidak aku balas chat itu langsung aku keluar dari fb. Berapa minggu ke depannya aku buka fb lagi dan ada pesan dari iam, tapi ternyata itu bukan iam yg ngechat aku.
"Iya yang kangen mah beda -Fatia" ternyata itu fatia, fatia megang fb iam dan mungkin cewek yg iam maksud itu adalah fatia.

Aku belajar menerima semuanya, aku mulai menerima bahwa aku hanya bisa sahabatan dgn iam, akhirnya aku kembali lgi dgn rifki, ya walaupun aku belum fix pacaran dgn rifki. Aku mulai menyayangi rifki, dan mama ku juga tau tentang hubungan aku dgn rifki, tapi aku belum sanggup untuk LDR dgn rifki ya walaupun jakarta - bekasi.

Saat iam pulang dari pondok, dia sms aku, entah dapat dari mana nomor ku, padahal aku udah ganti nomor. Dia menanyakan kabar, aku hanya menjawab seadanya.

Dia meminta ku untuk menemani di rumahnya, karna mama dan papanya lg pergi ke bekasi. Entah kenapa aku mau datang ke rumahnya.  Di ruang tamu hanya ada aku dan dia. Dia diam dan aku pun begitu.
"Nay" aku hanya menengok ke arahnya
"Aku mau ngomong"
"Ngomong apa"
"Tapi kamu jgn marah"
"Hmm"
"Gak tau kenapa ya nay perasaan yg dulu timbul lagi" dengan mudahnya kamu mengeluarkan kata-kata itu am, Tolong jgn buat aku hati aku bimbang.
"Ya terus?" Singkat ku
"Ya aku cuma mau ngomong itu"
"Kamu gak sadar ya kamu tuh udah nglakuin apa?"
"Iya aku tau, aku minta maaf"
"Gampang tau kalo cuma minta maaf tuh. Kamu minta aku buat nunggu kamu, udah aku jalanin, terus tibatiba kamu bilang kita sahabatan aja?" Nada kesal
"Kamu tuh gak mikir ya, saat aku udah bisa nrima kita jadi sahabat, aku mau buka hati buat cowok lain, terus kamu tibatiba dateng dan kamu bilang perasaan yg dulu timbul lagi?" Lanjut ku. Dia hanya diam dan menunduk.
"Kamu jahat am jahat" kata ku sambil menahan air mata
"Aku tau nay, aku jahat! Tapi jujur aku gak bisa jauh dari kamu, kamu yg selalu ada buat aku nay, kamu ada kalo aku lg butuh, kamu tetap bersikap baik walaupun aku udah nyakitin kamu nay, kamu mau kan maafin aku?" Sambil memegang tangan ku
"Apapun kesalahan kamu, sebesar apapun itu tanpa kamu minta aku udah maafin kamu am" sambil tersenyum.
"Makasih nay, kamu emang yg terbaik buat aku"

Besoknya adalah malem minggu, iam ingin mengajak ku jalan keluar, tapi aku sudah ada janji mau menemani rifki ke acara musik. Aku bingung, saat aku di rumah iam, iam sudah ijin ke mamanya dan di bolehkan kita pergi. Tapi aku menolak.
"Aku gak bisa am, besok aja perginya. Aku udah ada janji sama yg lain"
"Sama siapa?" Mengambil hp ku
"Ih sini hpnya" kata sandi gak pernah aku ganti, dan dia tau itu akhirnya dia bisa membuka hp ku.
"Oh mau pergi sama rifki"
"Biarin aku pergi sama rifki, kita masih bisa besok"
"Aku maunya sekarang, tadi kan juga udah ijin sama mama di bolehin"
"Ya tapi kan aku udah janji duluan sama rifki"
"Kamu tetep disini gak boleh pergi"
"Ini udah sore, aku harus pulang lah mandi"
"Gak! Kamu disini sama aku" dgn nada maksa

Ya Allah, apalagi ini. Aku bingung dgn perasaan iam, dia seolah tidak ingin membiarkan aku dgn cowok lain, tapi dia juga tidak memberi ku kepastian. Aku hanya ingin bebas & cepat menyelesaikan teka teki ini ya Allah.

Aku janjian sama rifki jam 7 abis magrib. Dan adzan pun berkumandang aku masih di rumah iam, aku ingin pulang namun di tahan, bahkan pintu depan pun dia kunci.
"Kamu disini jngan kemana mana"
"Ih aku harus pulang, lampu di rumah belum di nyalain" alasan ku agar bisa pulang
"Gak kamu disini! Jgn pergi! AWASS YA KALO KABUR" aku seperti tahanan di penjara. Bahkan seperti jadi TKW yg di tahan majikannya.
"Aku mau sholat dulu, kamu disini aja" lalu dia turun ke bawah dan mengambil air wudhu. Ada bbm dari rifki
"Nay, prepare ya sekarang" aku bingung, gimana caranya aku bisa pergi
"Bentar rif" singkat jawab ku. Terdengar iam menutup pintu.

Lalu aku turun, dan ternyata tidak di kunci pintunya, aku langsung pulang mandi, sholat dan prepare.

Saat abis sholat, bunyi telfon dari iam
"Kamu dimana? ke rumah sekarang"
"Aku gak bisa, aku mau pergi"
"Awass ya kalo kamu sampe pergi, cepetan sini"
"Besok aja kita perginya, aku udah ada janji"
"Awass ya jgn harap kita bisa kenal lagi"
Tutt tutt iam langsung matiin telfonnya.

Kapan Berakhir?Where stories live. Discover now