Kelima

63 4 0
                                    

Kita di bawakan makan sama mama iam, yg lainnya sudah makan di mobil, hanya aku yg belum makan, akhirnya aku makan disuapin sama iam.

Sesampainya di pondok jam 4 sore, iam, aji dan ka arif menurunkan barang-barang yang di bawa iam dari bagasi mobil, lalu di bawa ke kamar iam. Pondoknya besar luas walaupun cuma 2 lantai. Banyak sekali yang mondok disana. Setelah selesai menurunkan barang barang, kita bercanda dan mengelilingi pondok itu, ada taman kecil dgn gasebo dan di bawahnya ada kolam ikan kecil mengelilingi taman itu.

Di rasa cukup istirahat, gak lama kami pulang kembali ke jakarta. Saat berpamitan dgn iam
"Aku pulang ya?" Iam menyodorkan tangannya seolah meminta ku untuk mencium tangannya, aku pun mencium tangannya.
"Jaga diri kamu baik baik ya" aku hanya tersenyum
"Ji jagain ya" iam bicara ke aji
"Iya am" sahut aji.

Cukup berat meninggalkan iam di pondok, dan sangat singkat waktu ku bersama iam. "Kapan aku bisa bertemu dgn dia lgi? Apa harus nunggu 4 tahun lagi? Jarak dan waktu ini sangat berat untuk aku lalui am" tanpa sadar mata ini ingin menetes kan air mata, namun aku tahan, aku tidak mau ada yg tau, apalagi aji yg duduk di samping ku.

Setika itu grimis turun menemani perjalan kami pulang.
"Naya si nangis, jadinya grimis kan" tibatiba ka arif membuyarkan lamunan ku
"Ih apasi a, siapa juga yg nangis" sahut ku. Ka arif hanya tertawa dgn jawaban ku.

Sangat berat aku melewati hari hari tanpa iam. Kapan aku bisa bertemu dgn dia lagi. Baru juga baikan tp langsung di tinggal pergi.
"Kamu jahat am, jahat" sambil memandangi foto kemarin yg di pondok dan foto yg kita udah resmi baikan di rumahnya.

Aku mendapat kabar, ternyata fatia juga masuk ke sebuah pondok, namun aku tidak tahu dia masuk di pondok mana. "Mungkin mereka sudah mempunyai rencana untuk hubungan mereka kedepannya, mereka samasama di pondok, dan aku? Aku tidak ada apa apa nya di banding dgn fatia, aku kalah, kalah jauh"

aku mengakui bahwa aku memang tidak pantas untuk iam, tapi aku hanya berusaha menjadi yg terbaik buat iam.
Satu, dua hari, satu minggu, satu bulan tidak ada kabar dari iam.
Aku siapa minta di kasih kabar sama iam? Dia pasti kasih kabar ke pacarnya bukan ke aku. Lagian di pondok dia kan gak boleh bawa hp mau ngasih kabar pake apa? Itu lah pertanyaan pertanyaan yg timbul.

Ternyata dia memberi ku kabar lewat facebook, hanya sekedar menanyakan kabar ku, aku sudah senang sekali, bahwa dia masih peduli dgn ku. Dia meminta ku ikut ke pondok kalau orang tuanya kesana, tapi aku tidak di ijinkan sama mama ku karna udah kelas 3.

Kalau kalian bertanya bagaimana hubungan aku dgn rifki, rifki tidak hanya dekat dgn ku, dia dekat juga dgn cewek lain di bekasi sana. Aku mencoba mengabaikan rifki, namun dia masih saja menghubungi ku.

Ketika itu aku mendapat kabar tidak baik, iam sakit iam di rawat, iam di rawat dari kemarin. Aku bingung kenapa dia bisa sampai sakit, padahal aku selalu mengingatkan dia untuk jgn lupa makan. Sepulang sekolah aku langsung ganti baju dan ke rumah mama iam, aku ke rumah sakit dgn mama iam, RS tidak cukup jauh dari rumah. Sesampai di rumah sakit aku melihat dia berbaring dgn impusan di tangannya, ada aji yg sudah menemaninya. Mama iam meminta ku untuk menjaga iam, dan mama iam pulang dgn aji.

Aku bersama iam di tempat itu hanya berdua, karna iam di kamar VIP. Lagi lagi karna dia telat makan, makanya sampai sakit. Akhirnya aku nyuapin dia dgn makanan yg sudah di sediakan dari RS. Setelah makan, lalu dia tiduran, aku duduk di samping dia, memegang tangannya.
"Kamu kenapa si sampai sakit?"
"Aku gak papa kok"
"Jgn gak papa, ini kamu di rawat"
"Aku kuat kok, nanti juga sembuh"
"Apaan kuat, sama infusan aja takut" sambil bercanda
"Dih awass ya" sambil narik hidung.
"Aww sakit, kan merah ih"
"Hahaha bodo wlee"

Ya itu lah iam, dia selalu narik hidung ku ketika dia kesal, dia bilang biar hidung mancung seperti hidung dia.
Waktu sudah sore aku harus pulang, akhirnya aji datang untuk mengantar aku pulang.

Iam di rawat 3 hari di RS, saat dia boleh pulang aku tidak menjemputnya karna aku masih sekolah. Aku berangkat pulang sekolah jalan kaki, karna lumayan dekat dari rumah ku. Saat aku keluar gerbang dgn teman teman aku, ada iam di depan sekolah ku, dia menjemput ku.
"Ciyee di jemput" rayu ina. Aku hanya tersenyum.

"Kamu ngapain disini?"
"Jemput kamu lah"
"Kan kamu masih sakit, tangan kamu masih lemes bawa motor"
"Ini buktinya aku disini"
"Kebisaan, kalo di kasih tau ngeyel"
"Ayo naik" sambil menyalakan motor
Sebelum pulang ke rumah, aku jalan jalan hanya untuk menghirup udara sore hari.

"Aku besok pulang"
"Pulang?" Aku melepaskan pelukan ku

Aku benci kata itu, benci. Kenapa si waktu harus sesingkat ini. Apa emang ini yang harus aku jalanin, menunggu dia kembali, lalu melepaskannya lagi?

Sebelum dia pulang, dia ke sekolah ku saat jam istirahat, abis sholat dzuhur dia ke sekolah hanya untuk berpamitan dgn ku.
Aku masih ingat sekali, dgn motor fino biru yg dia pakai, celana jeans panjang, dan kemeja panjang. Dia berpamitan

"Aku pulang ya" sambil menatap mata ku
"Apa gak bisa nunggu besok aja?"
"Gak bisa, aku pulang karna sakit di rawat"
"Hmm iya deh" dgn muka sedih
"Jgn sedih ya, nanti aku pulang kok, kamu yg rajin belajarnya, jgn karna nilai kamu turun nanti gk boleh deket sama aku" senyuman yg membuat hati aku luluh seketika.
Ya dia masih ingat alasan classic kenapa aku mutusin dia.

Aku sangat menyesal am, kenapa bodohnya aku memutusan hubungan kita begitu saja. Aku bodoh!"

Bel berbunyi, dan dia pulang. Aku masuk ke kelas. Ingin ikut ke pondok, tapi aku harus fokus karna aku sudah kelas 3.

"Drtttt drrrttt" hp ku bunyi ada yg telfon. Ternyata dari papa iam.
"Assalamuallaikkum"
"Wallaikumsalam, kamu udah makan belum?"
"Iam?"
"Iya ini aku, gimana sekolah kamu?"
"Aku bentar lagi ujian praktek"
"Iya kamu Semangat belajarnya, aku selalu doain kamu kok"
"Iya kamu juga jaga diri baik-baik, jgn sampe telat makan"
"Iya bawel, oh iya ada yg godain kamu gak?" Lanjut iam
"Banyak yg godain disini, aku takut"
sambil tertawa aku
"Siapa yg godain kamu? Berani bgt goda godain kamu"
"Hahahaha enggak ada kok"
Memang semenjak kejadian itu, aku sudah jarang bertemu rifki, aku hanya fokus dgn sekolah dan iam, ya walaupun aku tidak di nyatakan balikan lagi dgn iam
"Bener ya gak ada?" Tanya iam
"Iya enggak ada kok"
"Aku minta sesuatu sama kamu, bisa?"
"Minta apa?" Penasaran ku
"Emm kamu mau kan nungguin aku sampai selesai mondok?"
Aku terdiam mendengar pertanyaan ku. Aku bingung harus jawab apa,
Iam 4 tahun itu gak mudah, apa dgn aku meng iya kan permintaan kamu, semuanya akan balik seperti semula?

"Insyaallah aku bisa kok" jawab aku senyum
"Aku pegang ya kata-kata kamu"
"Iya iya"
"Aku cuma minta ini sama kamu doang, jadi kamu jgn kecewain aku ya"
"Iya iya iam jelek"
"Dih batu ya"
"Haha bodo wlee"
"Udah ya nay, ayah sama mama mau pulang, assalamuallaikum"
"Wallaikumsalam"

Kapan Berakhir?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora