Sesampai ditempat anak itu dengan banyak rintangan yang ia lalui demi mengahampiri gadis kecil manis yang sedang meremas rambutnya ketakutan.

"Hy gadis kecil"sapa Tsunade, Gadis itu menoleh menunjukkan mata sehijau lumut dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Entah apa yang dipikirkan anak itu dengan refleks dirinya memeluk Tsunade menunjukkan pada Tsunade bahwa dia sangat ketakutan sekarang.

Tsunade tersenyum kecil sembari mengelus kepala anak ini, menenangkannya dari ketakutan.

"Siapa namamu?"Mata Tsunade kembali berair karena anak ini memeluknya sangat erat.

Anak ini tidak menjawab dia malah menambah erat pelukannya karena mendengar Bunyi Sirine Ambulance yang mengema di telingannya. Menyadari anak ini semakin ketakutan iapun berjongkok menyamakan tingginya dengan anak ini. Tsunade tersenyum lebar dengan segera memeluk anak ini seakan memberitahu bahwa dia tidak perlu  takut sekarang karena dirinya sekarang yang akan melindunginya.

Anak itu terisak di pundak Tsunade membuat Tsunade mengelus punggung kecil anak ini.

"Ibu, Ayah mereka masuk di dalam tanah. Ini semua salahku gara-gara mau menyelamatkanku....mereka yang jadinya di telan tanah, sedangkan aku dengan bodohnya....mengikuti mau mereka untuk lari, menyelamatkan diriku sendiri"ucap Anak ini menangis, Temari menghapus Air mata anak kecil ini dengan penuh kasih sayang.

"Tenanglah sekarang keluargamu....Aku, kamu bisa menganggap aku sebagai Ayah dan Ibumu"

"Terima kasih"

"Oh yah nama kamu siapa? Kamu belum menjawabnya tadi?"

"Temari" Temari anak yang masih menginjak 10 tahun, menjawab dengan senyuman tipis nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Belum lama Gempa ini berakhir disusul dengan Hujan rintik-rintik yang tidak lama lagi akan deras.

Tsunade dan Temari berjalan dengan langkah cepat sebelum Hujan deras datang membasahi mereka, Tsunade ingin membawa Temari pulang kerumahnya yang ada di Tokyo karena Rumahnya yang dikonoha sudah Hancur di telan tanah dan syukurlah dirinya masih punya Rumah Di Tokyo, Rumah Warisan orang tuanya yang sudah lama ia tinggalkan.

Tsunade mengenggam erat tangan Temari seakan tidak akan membiarkannya sendirian.

"Tidak aku tidak mau mengikuti kalian! aku ingin bersama dengan Ayah dan Ibu ku."

"Ayah, Ibu bangun dan selamatkan aku dari mereka, Ibu Ayah!"Anak kecil bersurai pink sepundak berteriak-teriak, memberontak dengan seorang polisi yang memaksanya masuk kedalam Mobil.

Tsunade yang mendengar itu dengan segera menghampiri Mereka.

"Ada apa ini?"tanya Temari dengan tangannya yang masih mengenggam tangan Temari.

"Maaf yah nona kami bukan seorang penculik anak, kami ini seorang polisi yang akan membawa anak ini ke panti asuhan"ucap seorang polisi karena merasa Tsunade mengangap mereka seorang penculik.

"Iya tapi kenapa?"Tanya Tsunade.

"Keluarga anak ini sudah meninggal dunia jadi kami ingin membawanya kepanti asuhan supaya kehidupan anak ini terjamin"ucap Sang polisi.

"Tidak aku tidak mau ke panti asuhan, aku ingin bersama Ayah dan Ibuku, mereka belum meninggal!"Sakura anak yang dipaksa polisi untuk tinggal di panti asuhan ini tidak terima orang tuanya dianggap telah meninggal Dunia.

"Emmh maaf Nama kamu siapa gadis manis?"tanya Tsunade dengan lembut.

"Sakura, Haruno Sakura anak Haruno Kizashi dan Haruno Mebuki"Jawab Sakura dengan lengkap.

Tsunade merasa hatinya seperti diris menyadari bahwa anak ini begitu sangat yakin bahwa kedua orang tuanya masih Hidup.

"Bisa aku yang merawatnya?"tanya Temari pada polisi yang masih mengenggam erat Sakura agar dia tidak melarikan diri.

"Boleh saja Nona tapi anda harus mengurus surat hak asuh anak ini"ucap Pak Polisi.

"Oh yah pasti aku akan mengurus surat hak asuh Sakura dan Temari"ucap Tsunade sembari melirik kearah Temari saat mengucapkan namanya.

"Oh dengan anak ini juga?" Tanya Polisi sembari menujuk Temari yang sedari tadi hanya diam. "Nona ini sangat baik mau merawat dua anak sekaligus"ucap Polisi.

"Iya lagipula aku hanya sendirian dirumah semenjak Suami ku meninggal dunia karena sakit"ucap Tsunade sendu mengingat Suaminya Jiraya.

"Oh maaf nona bukan maksudku mengingatkan anda pada suami anda"ucap sang polisi dengan tidak enak hati.

"Tidak apa-apa"

"Kami pergi dulu tolong jaga baik-baik anak ini dan jangan lupa surat hak asuhnya supaya anda bisa berhak merawat anak-anak ini"ucap Polisi

"Iya"



Tbc....



Vote dan Komentar jangan jadi Silent Readers.


DestinyWhere stories live. Discover now