"Aku tidak suka bermain-main! Apa yang sedang kau lakukan?," bentak Jungkook tak sabaran.

Suara tembakan Jungkook mengundang para penjaga masuk keruangan. Mereka mengelilingi Jungkook dengan pistol dimasing-masing tangan mereka.

"Kita memang bertolak belakang Gold. Aku sangat suka bermain, maka dari itu aku menyiapkan kejutan spesial untukmu," Nichkhun berdiri perlahan sambil memegangi bahunya tanpa melepaskan pandangan matanya dengan Jungkook.

"Aku menaruh bom dibus yang dinaiki Kim Yerim. Bom itu akan meledak bila rem diinjak. Anak buahku ada disana untuk mengaktifkan bom begitu wanita itu naik kedalam bus. Bukankah sangat menarik? Seoul akan menyaksikan pertunjukan baru malam ini," ucap Nichkhun dengan nada angkuh.

Jungkook membulatkan matanya. Tangan dan kakinya seketika gemetar. Jantungnya berdetak tidak karuan. Pikirannya kacau. Kim Yerim dalam bahaya.

"Dasar gila! Bajingan kau Nickhun!," Jungkook baru saja akan menghabisi Nichkhun sebelum suara tembakan memenuhi ruangan. Ia jatuh berlutut dengan rasa sakit yang luar biasa dibetis kanannya.

Jungkook mengepalkan tangannya menahan sakit sekaligus amarah. Ia mendongak, menatap tajam Nichkhun. Pria itu merunduk, menyejajarkan tubuhnya dengan Jungkook. Ia melepaskan masker Jungkook kasar lalu membuangnya kesembarang arah.

Nichkhun tersenyum miring. "Habisi dia"

Jungkook merasakan tendangan keras dipunggungnya membuatnya terhuyung jatuh kedepan. Tangan kirinya melindungi kepalanya dari tendangan anak buah Nichkhun. Jungkook tidak diam. Tangan kanannya perlahan meraih pistolnya yang terjatuh lalu menembaki anak buah Nichkhun.

Ia berdiri, berusaha mengabaikan sakit dibetisnya. Ia menembaki anak buah Nichkhun tanpa ampun. Beberapa terjatuh terkapar. Menyisakan tiga orang yang kini menghampirinya.

Salah satu dari mereka merebut pistol Jungkook dan mebuangnya jauh. Jungkook geram lalu meninju wajahnya lalu memelintir kepalanya sehingga menimbulkan suara berderak yang mengerikan.

Tanpa Jungkook sadari salah seorang dari mereka memukul kepala Jungkook dengan sebuah lampu meja dari belakang, membuat Jungkook jatuh. Pukulan tersebut cukup keras, membuat pandangan Jungkook kabur. Ia kembali terjatuh kelantai, tubuhnya benar-benar lemas.

Nichkhun bertepuk tangannya senang. Ia menghampiri Jungkook, menjambak rambut pria itu sehingga Jungkook mendongak menatapnya.

"Ini yang akan kau dapatkan jika berani macam-macam denganku. Kau mung-"

"Hwang Miyoung," bisik Jungkook lemah mampu memotong kalimat Nichkhun.

Pikiran Jungkook sudah kacau. Ia harus menyelamatkan Yerim sekarang juga. Satu-satunya cara mengalihkan Nichkhun adalah Miyoung. Walaupun ia tahu ia hanya akan menambah masalah kedepannya.

Persetan. Keselamatan Yerim yang utama sekarang.

Nichkhun memiringkan kepalanya. Tertarik dengan apa yang baru saja diucapkan Jungkook. "Ada apa dengan Tiffanyku?," tanyanya bingung.

Jungkook tersenyum miring. Mengabaikan rasa sakit diujung bibirnya yang berdarah. Ia menatap tajam Nichkhun.

"Jadi kita bermain wanita disini? Baiklah, aku ikuti permainanmu," ucap Jungkook. Nichkhun menggeram kesal melihat wajah angkuh Jungkook.

"Aku tahu dimana Hwang Miyoung. Aku tahu siapa orang yang ada didekatnya"

"Aku akan memberitahumu kalau kau menyuruh orang-orangmu keluar"

Nichkhun tampak menimbang-nimbang ucapan Jungkook. Ia akhirnya memberi kode pada dua anak buahnya yang tersisa untuk menunggu diluar.

"Akan lebih baik jika kau tidak berbohong Jeon Jungkook," ucap Nichkhun sambil menatap Jungkook tajam.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum