"Kamu gadis si penjual ramen itukan?"tanya Wanita paruh bayah pada Temari.

"Ah i-iya"jawab Temari bingung.

Wanita itu menarik Trolley milik Temari dan mendorongnya kebarisan Depan.

"Eh"kaget Temari iapun mengikuti wanita itu.

"Shika Kamu bayar yah barang-barang milik gadis ini, pengang ini!"perintah wanita paruh bayah itu dan menarik tangan kanan Shikamaru yang tadinya memengang Trolley miliknya yang juga lumayan banyak.

"Pegang Trolley milik gadis ini!"Yoshino Nara meminta agar Shikamaru membantu gadis ini yang sudah kelihatan tidak sabaran mengantri terlalu panjang ia meminta bantuan Shikamaru karena Shikamaru ada di barisan ke 5 sudah tidak lama lagi akan gilirannya membayar semua barang-barang miliknya.

"Ta-tapi bu_"

"Sudah Tidak ada Tapi-tapian kasian dia harus cepat masak ramen"Yoshino berkacak Pingang sembari memberi tatapan tajam nya pada Shikamaru tatapan yang tidak akan bisa Shikamaru menolaknya.

Shikamaru menarik nafas lelah dengan terpaksa ia harus memengang 2 Trolley yang penuh dan itupun ia harus membayar semuanya.

"Ayo kita berdua tunggu saja di luar"ajak Yoshino sembari menarik tangan Temari menuju pintu keluar Supermarket.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa menit kemudian Shikamaru keluar dari Supermarket itu dengan kedua tangan yang penuh dengan tas kresek yang memiliki beban yang di berikan ibunya pada dirinya, Apa dia tidak kasian pada anaknya sendiri?

"Ini belanjaan mu"Shikamaru memberikan Belanjaan Temari.

"Ah iya Terima Kasih banyak"ucap Temari dan mengambil Belanjaannya, 4 tas plastik yang cukup besar berisi bahan-bahan membuat Ramen milik Temari.

"Emmh namamu siapa?"tanya Yoshino ibunya Shikamaru sang inspektur kepolisian kebangaan Jepang.

"Temari, Sabaku Temari"jawab Temari dengan senyuman ramahnya.

"Sudah berapa lama kamu jualan ramen?"tanya Yoshino.

"Emmh seingatku kayaknya sudah 3 Tahun"jawab Temari

"Lumayan lama yah? Kamu tau Ramenmu itu sangat enak aku senang makan ramen masakan kamu"Puji Yoshino.

"Wah benarkah? Terima kasih bi"ucap Temari dengan senyuaman  ramahnya lagi.

"Eemhh bisa kita pulang bu"ucap Shikamaru yang merasa dirinya jadi kacang mahal disini.

"Oh iya ayo, Temari kapan-kapan mampir kerumah bibi yah!"Yoshino melambaikan tangannya pada Temari dan dibalas dengan senyuman Ramahnya, Lagi.

"Mereka baik jarang bisa ketemu sama orang kaya yang baik hati seperti mereka"batin Temari sembari melirik barang-barang belanjaannya, ia merasa itu bukan barang belanjaannya tapi belanjaan mereka yang dengan baik hati memberikan padanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Malam hari

"Kok Sakura belum pulang juga sih?"tanya Temari pada Saudara-Saudarinya.

"Nggak tau kak"Jawab Hinata.

Belum lama mereka selesai membicarakan Sakura akhirnya orangnya datang masuk kedalam rumah dengan wajah yang amat kecewa dan sedih.

"Kak Temari"Sakura berlari memeluk Temari dengan air mata yang mengalir.

Temari membalas pelukan Sakura sembari mengusap punggung Sakura karena ia mengetahui sekarang Sakura menangis di balik punggungnya,"Apa yang terjadi?"tanya Temari.

"Aku di pecat hiks"Sakura merasa bersalah dengan dirinya yang di pecat bagaimana tidak merasa bersalah sedangkan saudara-saudaranya bekerja terus dirinya tidak memiliki pekerjaan sekarang tidak mungkin ia harus bergantung pada Saudara-Saudara nya, dia tidak mau bergantung dengan uang hasil kerja mereka, ia tidak mau merepotkan saudara-saudaranya dengan dirinya yang nanti pasti akan hanya diam dirumah saja.

DestinyWhere stories live. Discover now