Chap 24. Pernyataan Cinta

Start from the beginning
                                    

"Bangsat lo!" Bulan mulai emosi.

Iqbal hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Oke, denger. Kalo kalian mau ingkar janji sih gue nggak papa. Berarti Ana juga berhak dong buat ingkar janji buat nggak nurut sama kalian ataupun buku peraturan bodoh kalian!"

Bulan berkacak pinggang, menyebalkan sekali sampai mereka tidak mau memcium pantatnya. Meskipun karatan tetap saja ini pantat ter-sexy di dunia.

"Gue mau cari Ana dan bakal gue bakar buku itu di depan muka kalian!" Bulan yang kesal langsung saja berjalan cepat untuk menuju tempat di mana Ana berada.

Mereka yang tidak terima langsung saja mengejar Bulan.

Tapi saat mereka berada di tempat kumpul kelas 12 ips 3, ternyata Ana dan Alister tidak ada di situ.

Bulan terus mencari-cari Ana, tapi tidak berhasil, Ana masih tidak ada di mana pun.

"Ada yang lihat Ana?" tanya Bulan pada siapapun.

"Tuh lihat," ucap anak kelas sambil menunjuk Ana dan Alister yang tengah berjalan menuju ke mari.

Bukan hanya Bulan yang keheran tapi semua orang memiliki pikiran yang sama dengannya. Ada apa ini? Kenapa mereka terlihat sangat akrab?

"Akhirnya," ucap Bulan sambil tersenyum.

Ana dan Alister berjalan menuju keramaian, semua orang menoleh melihat mereka yang terkesan begitu dekat, atau bahkan seperti sepasang kekasih.

"Aku bilangin Bulan!"

Alister tertawa melihat Ana yang begitu lucu, apa lagi dia berusaha menghindar menutupi wajahnya yang memerah.

"Ya udah bilang aja," jawab Alister diiringi tawa kecil.

Ana menutup wajahnya, ingin dia teriak sekencang-kencangnya meratapi dirinya yang bodoh.

Bodoh!

Kenapa dia harus berkata seperti itu tadi? Menyebalkan, seharusnya dia menjambak Alister dan menendangnya ke sungai, tapi yang dia lakukan adalah sebaliknya.

"Setan apa yang nempel di otak aku? Keluar!!" ucap Ana dalam hati.

Ana memukul-mukul kepalanya, tiba-tiba Alister mengulurkan kelingkingnya. Ana pun di buat heran dengan kelingking tersebut.

"Oke, kali ini gue nggak bakal bocorin kejadian ini, janji."

Ana menghela napas lega, dia kemudian menaruh kelingkingnya tepat di kelingking Alister, pada akhirnya kedua kelingking mereka pun saling bertautan.

Mereka tersenyum manis, tapi sepertinya mereka lupa saat ini mereka sedang di mana.

Tasya dan Alana memperhatikan mereka, begitupum Bulan, Iqbal dan Andra.

Dan saat mereka berdua tertawa dengan wajah malu-malu pun mereka melihatnya, atau lebih tepatnya semua orang melihatnya.

"Sikapnya biasa aja dong!" bentak Ana.

"Siap kapten!" balas Alister sambil menaikan tangannya, memberi hormat pada Ana.

"Ih turunin tangannya, semua orang lihat kita. Mending kamu marahin aku lagi."

Alister berdecak kesal, susana hatinya yang barusan kacau balau mendadak dingin, secepat itukah efek Ana pada Alister?

"Bukan 'aku' tapi 'gue' gimana sih?"

Entah kenapa, kali ini Ana malah tersenyum dimarahi Alister. Saat mereka berdua sudah sampai di perkumpulan Tasya mulai beraksi.

"Alister Reygan, lo udah lupa temen lo siapa?" tanya Tasya.

Saat Alana mau beraksi, Andra langsung menghalanginya dan memegang tangannya.

Kali ini Tasya tidak bisa menahan lagi, Tasya sudah tidak kuat menyimpan air mata yang terpendam, kini dia meluapkan segalanya.

"GUE SUKA SAMA LO, KENAPA LO JADI KAYA GINI?!" ucap Tasya di depan semua orang sambil menangis.

Alister terdiam melihat Tasya yng seperti orang gila. Tidak perlu mengungkapkan perasaannya pun Alister sudah tahu.

Dari mulai cara dia metapnya, selalu memegang tangannya tiba-tiba dan membawakannya makanan. Tapi semua itu hanya membuat Alister risih.

"ALISTER LO JUGA SUKA KAN SAMA GUE? JAWAB!!"

Alister tetap terdiam, Ana menatap Alister dengan dalam. Tapi saat Ana menatap Alister tiba-tiba seseorang menamparnya.

Plakkk...

"CEWEK GATEL LO! NGAPAIN LO LIAT-LIAT COWOK GUE?! UDAH LUPA SAMA BUKU PERATURAN?"

Ana meringis memegang pipinya. Sudah cukup, Alister tidak bisa diam saja melihat Ana ditampar dan dipermalukan di depan semua orang.

Alister membuka resleting jaketnya, di balik jaketnya terdapat saku, di sana Alister menyimpan buku peraturan yang menjadi penghalang kebebasan Ana.

"Lo liat ini apa? Buku peraturan yang lo bikin!"

Tasya melotot melihat buku itu ada di tangan Alister. Saat Tasya ingin merebutnya, Alister langsung merobeknya tepat di depan muka Tasya.

Air matanya tak bisa berhenti turun, apalagi saat Alister melempar buku tersebut pada api unggun.

"LO JAHAT! LO TEGA SAMA GUE!!" tangisan Tasya pecah dan sangat deras. Sampai satu ngkatan dapat mendengarnya.

"Lebih kejam mana sama buku peraturan lo?" tanya Alister dengan tatapan sadisnya.

Kini Alister beralih memegang tangan Ana dan menariknya. Hati Tasya rasanya hancur berkeping-keping.

Dia memegang dadanya, hari ini benar-benar hari paling buruk yang dialaminya.

"HEH CEWEK GATEL, NGAPAIN PEGANG-PEGANG TANGAN COWOK GUE!"

Saat Tasya ingin menampar Ana lagi, Alister langsung mencekalnya. Alister sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Gue yang pegang tangan dia duluan, Tasya. Lo nggak buta kan?"

Kata-kata itu terucap perlahan tapi sangat menusuk. Tentu saja, jika ada yang berani menyalahkan Ana itu sudah menjadi urusan Alister.

Kenapa harus Ana yang terus menerus menjadi korban? Padahal Alister duluan yang memegang tangan Ana.

"NGAPAIN LO PEGANG TANGAN CEWEK KAMPUNG INI?"

"Gue pacar Anastasia Mysha, dan gue nggak pernah suka sama CEWEK IBLIS kaya lo!!"

Love you readers...

Tasya nyebelin ya😒

Akhir akhir ini aku lagi semangat update, makasih kalian😘

Kalo komentar udah 300 terus masih belum update teror aja akunya, soalnya tinggal langsung klik publikasikan doang, cerita chapter 25 udah ada di draft.

Oke ada yang mau ditanyain?

Ig: ekaaryani01

Makasih💕

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now