Ch. 26 - Kesulitan Diingat

Start from the beginning
                                    

"Eh, tidak, tidak. Aku tidak sibuk kok. Ayo kita ngeteh dan makan kue!" balasku dengan semangat.

"Loh, katanya tadi sibuk?" tanya si Nenek, wajahnya terlihat menjengkelkan.

"Enggak kok, saya gak sibuk. Mungkin Nenek sudah pikun, hehe," jawabku dengan sopan.

Si Nenek kemudian memandangku dengan tatapan curiga.

"Oh, ya sudah kalau gitu. Ayo kita masuk," ajak Akemi.

(Yes!)

Kita bertiga kemudian masuk ke rumah.

*Jeng jeng jeng!

"Lev-hentai!!!"

"Loh, Lev?"

"L-Lev-kun?"

Saat aku masuk, para anak cewek Kelas 1-F sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka sedang makan kue, minum teh sambil main UNO. Sera, Shino, Lullin, Nana dan Maggiana sedang berkumpul di sini.

"Halo semuanya!" sapaku.

(Cih. Kirain cuma ada Akemi saja, ternyata teman-temannya juga ada di sini,) pikirku

"Lev sini, ayo main kartu UNO!" ajak Shino.

"Ahaha, aku gak ikut. Ini kan acara kalian, aku gak mau ganggu," tolakku.

(Males banget main UNO sama cewek-cewek biasa. Kalau mainnya sama Akemi berdua sih gak masalah,) pikirku

Tiba-tiba, Shino tersenyum.

"Oh, jadi kamu pengennya main berdua sama—"

"Ok ok, aku ikutan!" balasku, memotong pembicaraan Shino.

Haaahh... Ratu Shino emang gak bisa dikalahkan.

Sebelum aku bermain, aku melihat seorang anak perempuan yang terlihat asing. Aku baru pertama kali melihatnya.

Saat aku memandang wajahnya, dia langsung bereaksi.

"A-anu, perkenalkan, nama saya Fuuka. Saya adiknya Kak Shino." Gadis itu mengajakku bersalaman.

Sebelum aku menyalaminya, dia menarik kembali tangannya.

"Eh, maaf Kak. Saya lupa, kekuatan aneh kak Lev kan bikin orang jadi amnesia," ucap Fuuka.

Aku terdiam sejenak dan berpikir.

Tadi, aku bersentuhan tangan dengan Neneknya Akemi, tapi dia tidak melupakanku. Apakah seseorang yang memiliki hubungan darah dengan orang yang berkekuatan aneh tidak akan mempan dengan kekuatanku? Kalau aku bersentuhan tangan dengan adiknya Shino, apa dia tidak akan melupakanku juga?

"Fuuka, ayo kita bersalaman saja. Aku jamin, kau tidak akan melupakanku."

"Tapi, aku takut amnesia."

"Sudah, tidak apa-apa. Percayalah padaku."

Mendengar ucapan dariku, Fuuka jadi merasa lega. Tapi, dia terlihat malu-malu.

"Ayo Fuuka, kita bersalaman. Percaya padaku, kau pasti tidak akan melupakanku," kataku, memotivasi Fuuka supaya mau bersalaman.

"Kalau aku melupakan Kakak?"

"Kita kenalan lagi."

Fuuka memandang Shino dan dibalas dengan anggukan. "B-baiklah."

Kami pun bersalaman.

"Gimana Fuuka, apa kau masih bisa mengingatku?"

"I-iya! Aku masih bisa ingat sama kak Lev!" ucap Fuuka, dia terlihat gembira.

(Bagus! Seperti dugaanku, kekuatan anehku tidak bekerja pada orang yang memiliki hubungan darah dengan orang yang punya kekuatan aneh juga. Berarti, sekarang calon istriku jadi bertambah. Tentu saja, mereka cuma

cadangan. Calon utamanya adalah Akemi. Yes!) pikirku.

"Lev bilang, dia senang soalnya calon istrinya jadi bertambah. Tapi cuma—"

"Oii!!!"

Dengan cepat, aku langsung menutup mulutnya Shino.

"Eh, Lev-hentai ngapain???"

"Sworry... akwu... gwa... akwan... bwilang." Shino ngomong tapi gak jelas.

Aku pun melepaskan tanganku dari mulut Shino.

"Cuma apa, Shino?" semua gadis kompak bertanya pada Shino.

"Ahaha, rahasia," jawab Shino.

Fiuuh, syukurlah.

Tak lama kemudian, Akemi mengantarkan secangkir teh dan sepiring Cheese Cake kepadaku. Dia memakai apron, karena sedang memasak.

"Ini Lev, silakan dinikmati."

"Y-ya, makasih banyak Akemi."

Melihat Akemi berpakaian seperti itu, aku langsung terdiam dan terpesona.

Astaga, Akemi totemo kawaii! (Sangat cantik sekali)

"Astagaaa, Akemi totemo kawaii!!" ucap Shino, tapi dia malah memandangku.

"Oi, berhenti membaca pikiranku!" Aku protes.

"Ahaha, santai saja Lev. Anak-anak juga bilang gitu kok pas lihat Akemi pake apron," Shino tertawa kecil.

"Oh, ya, tentu saja. Tadi, aku mau bilang gitu juga, tapi kamu ngeduluin," jawabku, berusaha terlihat cool.

Tapi, semua orang malah tertawa. Sedangkan Akemi hanya tersenyum saja.

Haaah. Memang sangat sulit berhadapan dengan Shino. Saat ada Shino, aku tidak bisa terlihat cool di depan orang lain. Saat ada Shino, aku malah sering terlihat bodoh. Sepertinya, aku memang harus menyogok Shino supaya dia mau diam.

Malam itu, aku minum teh dan makan Cheese Cake sambil main UNO. Aku bermain bersama para gadis sampai larut malam. Tentu saja, aku tidak menginap. Soalnya Nana protes. Dia tidak ingin aku menginap bersama mereka.

Shino juga tersenyum jahat, dia sudah siap membocorkan berbagai rahasiaku jika aku tidak kunjung pulang. Daripada menderita karena terus-menerus disiksa Shino, mending aku pulang saja deh.

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Where stories live. Discover now