Ch. 26 - Kesulitan Diingat

2.9K 394 105
                                    

*Sudut Pandang Lev

Sepulang dari rumah Roman—saat malam hari—aku melihat seorang Nenek sedang kepayahan membawa barang belanjaan yang terlihat berat. Dia menenteng dua buah keresek di tangan kanan dan kirinya. Dia sendirian, tidak ada orang yang bersamanya.

"Biar saya bantu nek," kataku setelah menghampirinya.

Si Nenek memandangku cukup lama, entah lola atau bingung, tapi wajahnya blushing.

"Oh, i-iya, terima kasih anak muda."

Si Nenek kemudian memberikan keresek yang berada di tangan kirinya.

"Sini Nek, biar saya bawa dua-duanya."

Dengan hati-hati, aku mengambil kantung keresek yang satunya lagi. Si Nenek percaya padaku seolah aku adalah Cucunya. Setelah itu, aku dan si Nenek mulai berjalan.

"Nek, sebenarnya saya ini pencuri loh, sebentar lagi saya akan membawa kabur semua belanjaan Nenek," ancamku, mencoba menjahilii Nenek.

"Ya gapapa, curi saja belanjaannya, asalkan hati Nenek juga," gombal si Nenek.

Astaga, baru pertama kali aku digombalin Nenek-Nenek.

"Ahahaha, Nenek bisa saja." Aku tertawa kecil.

Si Nenek juga tertawa.

"Nek, dulu Nenek pasti cantik, ya?" tanyaku.

"Hehehe, kok tahu?"

"Soalnya, sekarang sangat cantik."

Mendengar itu, si Nenek blushing lagi.

Yes!! satu sama.

Malam itu, aku membawakan barang belanjaan si Nenek. Kecepatan berjalan si Nenek yang selambat keong membuat perjalanan dekat terasa jauh. Tapi, waktu yang lambat terasa cepat, karena si Nenek orang yang asik diajak ngobrol.

Tak terasa, kami sudah sampai di depan rumah si Nenek.

"Ayo masuk dulu, Nenek bikinkan teh sama kue," ajak si Nenek.

"Gapapa nek, gak usah. Saya ada urusan malam ini."

"Ayolah, sebentar saja." Si Nenek menyeret tanganku.

...

...

...

"Kamu siapa ya?" tanya si Nenek, wajahnya kebingungan.

Aku tertunduk lesu, pasrah. Si Nenek melupakanku. Aku kurang berhati-hati, harusnya aku menghindar dengan cepat. Meski cuma kenal sebentar, dilupakan itu rasanya sungguh menyakitkan.

"Tapi bohong," ucap si Nenek.

"Eh?" Aku memandang si Nenek.

Kenapa si Nenek tidak lupa padaku? Apa dia punya kekuatan aneh?

Di saat aku merasa kebingungan, seseorang tiba-tiba keluar dari pintu rumah. Dia bergegas lari menghampiri si Nenek.

"Nek, kenapa belanja sendirian? Aku kan mau ikut!"

Gadis itu kemudian memandangku.

"Eh, Lev? Kamu ngapain di sini?" tanya Akemi.

"Pemuda ini membantu Nenek membawakan barang belanjaan. Dia pria yang sangat baik dan ramah," ucap si Nenek.

"Waah, makasih ya Lev sudah membantu Nenekku. Ayo mampir ke rumah, kita minum teh dan makan kue," tawar Akemi.

Sebelum aku menjawab, si Nenek bicara duluan.

"Dia sedang sibuk, katanya ada urusan."

"Oh, begitu ya. Sayang sekali..." Akemi berkata dengan nada kecewa.

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon