Ch. 24 - Impian Akemi

3.8K 442 47
                                    

*Sudut Pandang Akemi

Apa sih mimpi itu? Apa semua orang harus mempunyai mimpi? Apa hidup biasa-biasa saja tidak boleh? Apakah berjalan dan mengalir bersama waktu itu salah? Hmm...

Aku yang dijuluki teman-teman si cewek alien tidak bisa menjawab pertanyaan mudah itu. Kalau pertanyaannya mudah kenapa tidak bisa dijawab? Hmm...

Malam tadi, ibuku menelpon. Setiap seminggu sekali, ibuku memang selalu menelpon. Tentu saja, karena dia kangen. Ibuku yang dari Osaka jarang mampir ke Tokyo. Jadi, kami berdua melepas kangen lewat obrolan asik di telpon.

"Halo."

"Akemi sayang. Ibu kangen. Kabarmu gimana? Sudah punya pacar belum?" tanya ibu di telpon.

"Aku juga kangen. Tadi sore aku main tenis sama Sera, aku sehat jasmani dan rohani Bu. Pacar? Makhluk apa itu?" tanyaku.

"Ih... pura-pura gak tau. Dasar Akemi si cewek jomblo forever. Hahaha," Ibuku tertawa.

"Heee... gak forever juga bu." Aku protes.

"Iya, iya... ibu cuman bercanda." Ibuku masih tertawa.

Malam itu, kami terlarut dalam obrolan yang menyenangkan. Kami menceritakan tentang keseharian kami selama berada di tempat masing-masing. Aku memang sangat dekat dengan ibu, jadi sangat asik ketika telponan.

Tiba-tiba, ibuku menanyakanku tentang mimpi dan cita-citaku.

"Akemi sayang. Sejak kamu kecil ibu penasaran, mimpi dan cita-citamu itu apa, sih?"

Aku berpikir sejenak, "Aku tidak tahu bu, Hehehe," jawabku yang dilanjutkan dengan tertawa bodoh.

"Hee... harus tahu dong. Kalau gak punya mimpi, hidup kamu gak akan terarah loh. Bisa nyasar, atau ketabrak tukang becak."

Aku terdiam cukup lama, tidak menjawab pertanyaan ibu.

"Kamu sudah ngantuk? Ya sudah, ibu tutup saja telponnya, ya. Kamu punya tugas! Kamu harus cari tahu apa mimpimu. Nanti ibu telpon lagi. Selamat malam sayang." Ibuku menutup telponnya.

Aku belum sempat mengucapkan selamat malam pada ibu. Aku langsung mengiriminya pesan singkat. Kemudian, aku tidur.

***

Aku masih bingung menjawab pertanyaan dari Ibuku. Aku memang ikut ekskul Astronomi, tapi itu sebatas kelaparanku pada ilmu pengetahuan saja. Aku tidak berniat menjadi astronot ataupun pakar antariksa.

Jadi guru? Hmm... Aku memang suka belajar, tapi aku kurang pandai dalam mengajari orang lain. Sepertinya aku kurang cocok.

Duh... aku sangat bingung. Kalau dipikirkan sendiri rasanya mustahil. Aku harus tanya teman-temanku tentang mimpi mereka.

Aku berjalan mendekati tempat duduk Kensel dan Rock.

"Kensel. Apa kamu punya mimpi?" tanyaku.

"Mimpi? Tentu saja! Aku ingin bermain di Liga Inggris." Kensel menjawab dengan penuh percaya diri.

Kemudian aku menoleh ke Rock.

"Kalau kamu, Rock?" tanyaku.

"Mimpiku tidak tinggi-tinggi. Aku hanya ingin meneruskan usaha toko manisan milik keluargaku saja," ucap Rock, meyakinkan.

Kensel menoleh. "Hee... jadi cita-citamu itu bukan jadi pemain Smack Down, ya?"

"Itu cita-citaku yang nomor tiga."

"Nomor duanya apa?"

"Mempunyai toko boneka. Aku suka hal yang imut-imut, sama seperti wajahku. Hehehe." Rock tersipu.

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang