Ch. 29 - Murid baru

6.1K 556 29
                                    

*Sudut Pandang Emili

"Perkenalkan! Namaku Emili. Mulai sekarang aku akan belajar di kelas ini. Mohon bantuannya semua!" kataku sambil membungkukkan badan.

Jadi, ini ya kelas aneh itu? Rasanya tidak ada bedanya dengan kelas yang lain, mereka semua tampak seperti murid biasa.

"Baiklah, silakan duduk di bangku yang kosong Emili." Jui-sensei mempersilakanku duduk.

Bangku yang kosong tinggal ada 1, sisanya sudah penuh semua. Aku duduk di bangku paling belakang, di barisan yang dekat dengan pintu keluar.

Setelah aku duduk, jam pelajaran langsung dimulai.

***

Sekarang jam istirahat sudah hampir habis. Aku masih duduk sendirian, tidak ada yang mengajakku mengobrol atau berkenalan.

Kok, gak ada yang datang menyapaku, ya? Aku murid baru loh, masa dicuekin. Apakah anak-anak di kelas ini memang sombong semua?

Besoknya, aku berinisiatif untuk memulai pembicaraan. Aku mendatangi seorang lelaki yang sedang duduk sendirian di bangkunya, kalau tidak salah namanya Gen.

"Halo Gen!" sapaku dengan semangat.

"Pergi! Jangan menggangguku, aku lagi sibuk. Kalo berani dekat-dekat lagi, aku akan memukulmu!" kata Gen membentak. Aku hampir menangis, Gen benar-benar menyeramkan. Padahal kemarin dia terlihat sangat ramah. Aku pun mengurungkan niat dan kembali duduk di mejaku.

Besoknya lagi aku mencoba sesuatu yang baru. Aku ingin membuat lelucon.

"Sera, ini buatmu." Aku menyerahkan sesuatu setelah Sera menutup bukunya.

"Ini kan sedotan bekas, buat apa?"

"Aku tidak tahu, tapi tolong terimalah."

"Oh, ok. Terima kasih," kata Sera tanpa berekspresi.

Loh, dia kok gak ketawa sih? Mana ada cewek yang mau nerima hal gak penting seperti sedotan bekas. Kok malah dia terima, sih?

"Ehm, anu Sera, aku—"

"Maaf, aku mau keluar sebentar. Daah..." Sera pergi meninggalkanku.

Yah... aku dicuekin lagi.

Tidak, tidak. Aku tidak boleh menyerah, pasti ada satu orang yang mau jadi temanku di kelas ini. Akhirnya, aku mencoba mendekati semua anak Kelas 1-F satu persatu.

"Halo Ota," kataku sambil tersenyum. Ota malah lari ketakutan.

"Maggiana, mau ke mana?"

"Akemiiiiii!!!!!!" Maggiana juga malah pergi menuju Akemi.

"Hide, kamu sedang apa?"

"Aku membencimu Emili," ucap Hide dengan muka datar.

Semua anak di sini benar-benar mengacuhkanku.

Setiap kali aku bertanya, Akemi hanya membalas dengan senyuman. Ketua kelasnya juga sama saja. Kensel malah menatapku sinis setiap kali aku mendekat padanya.

Huft!!! Aku benar-benar dikacangin nih...

Sekarang tinggal 1 anak lagi yang belum aku dekati. Menurutku, anak ini yang paling tampan di Kelas 1-F. Mukanya khas Eropa dengan sedikit bumbuJepang.

"Halo Lev apa kabar?" aku menyapanya dengan lembut.

"Oh, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu Emili?" dia balik menyapaku.

Waah, aku sangat senang, akhirnya ada juga yang mau berbicara denganku.

"Aku juga sehat kok, hehehe."

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Where stories live. Discover now