Ch. 9 - Shirakawa ROMAN

7.2K 632 75
                                    

Murid Aneh 7: Shirakawa ROMAN

Kekuatan Aneh: Transformation

Letak Bintang: Bawah Mata Kiri

*Sudut pandang Roman

Namaku Roman. Lelaki tulen. Menyukai perempuan, dan terkadang berfantasi dengan pikiran-pikiran mesum. Yaa, seperti lelaki pada umumnya lah. Tidak ada yang aneh padaku. Namun, semua berubah ketika negara api ehmm... kekuatan aneh menyerang.

Saat hujan turun, aku sangat bahagia sekaligus kesal. Bahagia karena aku sangat menyukai hujan. Kesalnya, karena saat hujan turun, kekuatan anehku aktif.

Kekuatan anehku adalah: Ketika hujan turun, jenis kelaminku akan berubah.

Aku yang tadinya laki-laki berubah menjadi perempuan. Ya, perempuan tulen. Hanya pikiranku saja yang tidak berubah, keseluruhan tubuhku berubah menjadi tubuh perempuan ketika hujan turun.

Wajahku saat berubah menjadi perempuan sangat cantik, sama seperti wajah laki-lakiku yang sangat tampan. Rambutku juga menjadi lebih panjang dan lebih halus. Tubuhku akan terus menjadi perempuan sampai hujan berikutnya turun lagi. Sungguh aneh bukan? Tentu saja aneh, kalau tidak aneh aku tidak akan menyebutnya sebagai kekuatan aneh.

Tidak ada yang berubah dari sifatku, walau tubuhku perempuan, sifatku masih sama seperti biasanya.

Mungkin kau berpikir aku sangat bahagia karena dapat meraba-raba tubuh perempuanku ini dengan bebasnya, tetapi tidak demikian. Aku sama sekali tidak bernafsu dengan tubuhku sendiri. Aku malah banyak dirugikan. Aku adalah atlit bola voli, gara-gara turun hujan, aku jadi gagal ikut kejuaraan bola voli putra. Sial!

Saat dalam mode perempuan, aku juga sering ditembak laki-laki kelas lain. Sungguh menjijikkan.

"Ehmm, Roman ada yang ingin ku katakan, aku—"

"Aku laki-laki woy!!!!" Aku berteriak, walau suaraku adalah suara perempuan.

Mungkin itu adalah yang kesepuluh kalinya aku berteriak untuk menolak tembakan seorang laki-laki. Sungguh, benar-benar menjijikkan.

Walau jadi perempuan, aku tetap bergaul dengan laki-laki. Aku tetap memakai celana panjang. Hanya saja, atasanku seragam perempuan. Dan yang paling gak enak, aku terpaksa harus memakai kutang.

Aku juga tetap memakai toilet laki-laki, walau beberapa siswa dari kelas lain sering kaget ketika aku masuk. Soalnya rupaku memang perempuan.

Beberapa laki-laki kadang menjaga jarak. Mungkin, karena mereka takut jatuh cinta padaku. Maklum, wajahku memang sangat cantik. Aku bahkan jatuh cinta pada diriku sendiri.

"Maukah kau menikah denganku, Roman?"

"Roman, kau bagaikan bidadari yang turun dari langit."

"Apa kau tau apa itu kesempurnaan? Ya, itulah dirimu, Roman."

Percayalah, orang yang berkata begitu adalah para anak laki-laki. Mereka sering mengejekku, terutama Hoshi dan Lev. Tapi, mereka hanya bercanda. Mereka selalu meminta maaf setelahnya. Mereka juga tidak pernah macam macam terhadapku.

Suatu hari saat sedang liburan, kami para anak laki-laki Kelas 1-F berendam bersama di pemandian air panas. Kami berendam di kolam yang sama.

Di saat yang lain berendam dengan tenang, aku justru merasa sangat gugup. Aku takut kalau tiba-tiba hujan turun dan berubah jadi perempuan.

Namun, kekuatan aneh ini ada untungnya juga buatku. Terkadang, saat aku dalam mode perempuan, aku bersikap nakal dengan masuk ke pemandian perempuan, hahaha. Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya aku laki-laki, jadi tidak masalah.

Karena keseringan, suatu hari aku tertangkap basah oleh Nana akan masuk ke pemandian perempuan. Cewek loli itu langsung berteriak dengan kencang.

"ROMAN! HENTAI!!!"

Semua orang melihatku, aku langsung membekap mulut Nana karena panik. Nana meronta, memukuli tubuhku dengan ototnya yang lemah. Aku seperti penjahat kelamin yang hendak menculiknya.

Kupikir Nana datang sendiri, ternyata di belakang dia ada Lullin dan Maggiana yang sudah lama berdiri tanpa aku sadari. Mataku bertemu dengan Lullin, wajahnya terlihat jijik. Sedangkan Maggiana tersenyum jahat.

Akhirnya aku meminta mereka untuk tidak menceritakan kejadian itu pada teman sekelas. Mereka setuju. Tapi, sebagai gantinya, aku dilarang mereka untuk memasuki pemandian perempuan lagi. Ya, pertukaran yang setimpal lah.

Tapi, bukan Roman namanya kalau takut pada perempuan. Suatu hari, aku nekat bersikap nakal lagi saat sedang dalam mode perempuan. Kali ini, aku masuk ke pemandian perempuan yang jaraknya agak jauh dari sekolah. Jadi, aku tidak perlu khawatir bertemu lagi dengan si 'ember' Nana.

Seolah sudah pro, aku bersikap biasa saja saat berada di dalam pemandian perempuan. Aku tidak terlihat panik atau apapun. Aku hanya fokus saja berendam, sambil memejamkan mata.

Namun, bencana tiba-tiba muncul. Kalian pasti sudah tahu. Ya, hujan turun! Tubuhku yang asalnya perempuan, bertransformasi dengan cepat menjadi tubuh laki-laki. Sangat jelas, tubuh dan wajah seorang laki-laki.

Perempuan di pemandian itu, mulai dari Balita sampai Nenek-nenek, berhamburan keluar dari pemandian. Mereka semua panik, seolah melihat Kakek Sugiono.

Kemudian petugas pemandian masuk ke dalam dan menangkapku. Mereka tidak memarahiku, mereka hanya memintaku memberi penjelasan. Akhirnya mereka mengerti. Tetapi, tetap saja pada akhirnya mereka memarahiku juga.

Ya, sudahlah.

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Where stories live. Discover now