[23] Mimpi.

2K 110 1
                                    

Setelah tadi dokter menjelaskan bahwa Syakilla ada luka parah dibagian kakinya dan mengharuskan memakai kursi roda, dokterpun mempersilahkan orang-orang terdekat Syakilla untuk masuk keruangan yang Syakilla tempati.

Sekitar 15 menit Fikri dan teman-teman Syakilla melihat keadaan Syakilla yang tangannya diinfus, dibagian kepala dan kakinya masih ada yang diperban. Syakilla akhirnya membuka matanya.

Dan sepertinya Syakilla masih kelihatan pusing dengan penglihatannya, karena sedari tadi ia terus mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Kill," Sapa Mauren.

"Gue kira, gue udah mati." Ucapan pertama yang dikeluarkan oleh Syakilla membuat semuanya kaget bercampur iba.

"Ngomong apa sih lo?" Tanya Syifa ketus.

"Padahal, gue berharap, setelah kejadian itu, gue mati." Ucap Syakilla menatap kosong kedepan.

"Apaan sih lo dek, jangan cuma karena-"

"Gak cuma karena dia doang, tapi karena bokap lo juga," Ucap Syakilla memotong ucapan Fikri. "Udah gak kuat gue, gue pengen mati."

"Lo ngomong kaya gitu lagi, gue kecewa sama lo. Apalagi sampe coba-coba ngelakuin." Ucap Fikri penuh ancaman.

Syakilla terkekeh.

"Bang," Panggil Syakilla.

Fikri mengangkat satu alisnya.

"Laper."

"Mau apa?"

"Lagi mau samyang." Ucap Syakilla polos.

"Gak usah aneh-aneh." Ucap Fikri datar.

"Mau ramyeon."

"Killa!"

Syakilla tertawa. "Nasi padang aja."

"Yaudah, tunggu." Ucap Fikri sembari berjalan keluar.

"Kill," Panggil Syifa sembari berjalan mendekat ke kasur Syakilla. "Gue kaget banget waktu ngeliat lo ketabrak mobil didepan mata gue, serasa mimpi tau gak."

Syakilla tersenyum. "Kenapa gak ketabrak truk sekalian aja ya padahal?"

"Apaan sih lo!" Sahut Mauren.

"Udah, jangan ada yang bahas kejadian itu lagi." Ucap Gilang.

"Eh, Vino mana? Emang masih sakit ya?" Tanya Syakilla.

Syifa mengangguk.

Saat Syakilla hendak duduk, ia merasakan bahwa dibagian kaki kanannya terasa nyeri. "Aw," Syakilla memegang kakinya. "Kok sakit sih?"

"Em," Mauren terlihat terdiam sejenak. "Tulang kaki kanan lo ngegeser Kill, jadi sementara lo harus pake kursi roda dulu."

Syakilla sempat terkejut, namun hanya sebentar. Wajahnya kembali datar. "Gue juga bilang apa, harusnya-"

"Bisa gak, gak usah ngomong itu mulu, Kill." Kesal Syifa.

Syakilla tidak menjawab ucapan Syifa, ia malah berucap.. "Daniel mana?"

Lantas semua temannya terkejut.

"Nanya apa lo barusan?"

"Gue gak salah denger kan?"

"Hah? Apa?"

Sahut Syifa, Gilang dan Mauren bersama.

"Apa sih, gue tanya, Daniel mana?" Tanya Syakilla lagi.

"Tadi Daniel balik habis nganterin lo, diusir Bang Fikri." Jawab Mauren seadanya.

Syakilla membuang nafasnya.

Fight [COMPLETED] Where stories live. Discover now