[18] Asik.

2.2K 124 1
                                    

"Tadi Teteh denger dari dapur, kalian jadian?" Tanya Teh Fatma.

FRONTAL ABIS.

Gue liat temen-temen gue pada nahan ketawa. Sebel.

"Gak."

"Iya."

Gue langsung melirik Daniel karena jawaban yang dia ucapin tadi bertolak belakang sama gue.

"Apaan sih lo," Bisik gue ke Daniel. Heran gue, kenapa doi bilang iya coba.

Dan lebih geramnya lagi, Daniel cuma senyum tanpa dosa.

"Jadi yang bener yang mana? Kalian pacaran atau enggak?" Tanya Teh Fatma lagi.

"Enggak, Teh ih."

"Iya kok, Teh."

Lagi-lagi gue melirik Daniel geram. "Lo diem!"

Seketika tawa teman-teman gue pecah.

"Lucu banget asli." Ucap Mauren.

"Kocak lo, anoa!" Teriak Syifa.

"Gue balik ya," Kata Vino. Dia berdiri. "Teh Fatma, Vino pamit." Vino pergi gitu aja. Gak ngelirik gue barang sedikitpun.

Sumpah gue makin bingung.

"Eh? Lah Vin!" Teriak Gilang.

Gue diem sejenak.

Setelah itu gue bangkit, dan berlari mengejar Vino. Gue ingin tahu mengapa Vino beda akhir-akhir ini. Tidak peduli dengan panggilan Daniel, gue ingin meluruskannya sekarang.

"Vin, tunggu!" Teriak gue sembari menarik pergelangan tangannya agar menghadap gue.

"Apa?" Tanya Vino dingin.

"Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini beda, selalu pergi-pergian gak jelas gini. Terus, kenapa lo jadi dingin sama gue?" Tanya gue.

"Gue gak beda, gue gak berubah, gue tetep Vino," Kata Vino terdiam sejenak. Lalu kembali bersuara. "Gue dingin? Tanya aja sama diri lo sendiri."

Setelah mengucapkan itu, Vino melepaskan cekalannya yang gue pegang erat agak keras, lalu berlari ke arah motornya dan pergi.

Gue memikirkan kata-kata Vino barusan. Maksudnya apa? Gue gak ngerti. Apa emang gue bodoh untuk mengetahui isi pikiran Vino?

Ya gue kan bukan dukun yang bisa baca pikiran orang.

•••

Hari sudah malam. Yang masih bertahan dirumah gue adalah; Syifa, Gilang dan.. Daniel.

Bahkan Teh Fatma pun sudah pulang.

Gak tau lagi dah ah. Padahal gue udah capek banget pengen tidur.

"Kalian kapan pulang?" Tanya gue. Ngusir.

"Oh, jadi ceritanya ngusir secara halus?" Tanya Syifa.

"Iyaaa," Gue mengusap wajah gue kasar. "Kalian pulang sana, gue ngantuk banget pengen tidur."

"Yaiyalah, masa ngantuk pengen konser." Sahut Gilang.

Malah memperpanjang suasana anjir, gue udah ngantuk banget.

Fight [COMPLETED] Where stories live. Discover now