[22] Karena fasilitas.

1.9K 105 3
                                    

"Ngapain lo masih ada disini?" Tanya Syifa sinis kepada Daniel. Lantas Mauren memegang pundak Syifa.

Sejak 3 jam setelah kejadian tadi siang dan dibawa kerumah sakit, sampai sekarang, dokter belum juga keluar dari ruangan yang Syakilla tempatkan.

"Gak boleh gitu, Syif." Ucap Mauren.

"Enek gue ngeliat muka dia, masih punya malu apa lo diem disini?!" Sinis Syifa. Sifat celetuknya Syifa keluar, teman-temannya sudah tahu betul.

Daniel hanya diam.

"Dari pada lo diem gitu kaya orang tolol, mending lo pergi aja deh!" Ucap Syifa marah.

"Syifa!" Tegur Gilang.

"Gue emang tolol kok, gue emang bego, dan gue juga penyebab Syakilla ada dirumah sakit ini." Akhirnya Daniel bersuara.

Tiba-tiba,

Bugh!

Daniel terjatuh karena pukulan seseorang yang baru saja datang. Untungnya dekat ruangan Syakilla jauh dari keramaian, jadi hanya satu-dua orang saja yang ada disekitar sini.

"Bang Fikri?" Ucap Mauren tidak percaya.

Saat Fikri hendak mendaratkan pukulannya lagi pada Daniel, dengan cepat Gilang menahannya. "Bang, ini rumah sakit."

"Brengsek lo ya! Gak cukup apa lo nyakitin Syakilla dengan ninggalin dia dibioskop karena cewek lain? Hah?" Ucap Fikri.

Daniel memegang sudut bibirnya yang terluka, lalu berdiri.

"Pergi lo!" Perintah Fikri.

"Tapi Bang-"

"Pergi atau gue gak akan pernah izinin lo lagi untuk ketemu Syakilla." Ucap Fikri.

Daniel membuang nafasnya. "Gue bakal pergi, dan gue bakal balik lagi kesini untuk ngejelasin semuanya ke Syakilla."

Setelah mengucapkan hal itu, Daniel pergi.

"Bentar," Ucap Gilang pergi.

Fikri mengusap wajahnya kasar. "Udah berapa lama?"

"Dari tadi Bang, sekitar tiga jam, dokter belum keluar juga." Jawab Mauren.

"Kenapa bisa?" Tanya Fikri lagi.

•••

"Kenapa lo gak jelasin dari awal?" Tanya Gilang kepada Daniel yang sedang membersihkan luka pada sudut bibirnya diwastafle.

"Gue udah sering bikin Syakilla sakit hati." Sahut Daniel.

"Ya lo bego sih. Coba lo bilang dari awal, jelasin semuanya, Killa juga gak akan berubah kaya gini kali. Gila ya, baru kali ini Killa tuh se-parah itu sakit hati sama cowok, sampe-sampe berubah drastis." Ucap Gilang.

"Gue bingung awalnya harus kaya gimana, waktu itu gue masih kaget aja, gak percaya bonyok gue kaya gitu, kesel gue tuh, mau nolak, tapi ancamannya parah gila. Semua fasilitas gua diambil, Lang, kalo gue nolak." Jelas Daniel.

"Ck! Beneran bego lo. Cuma karena takut fasilitas lo disita bonyok, lo rela liat Syakilla menderita karena lo, sampe kaya sekarang. Cuma karena fasilitas doang loh, wah, gak beres lo." Ucap Gilang geleng-geleng kepala. "Sebenernya lo serius gak sih sama Syakilla? Masa rela bikin Killa tambah terpuruk cuma karena fasilitas?"

Daniel terdiam sebentar. "Gak, gak, bukan kaya gitu, Lang. Ck! Lo jangan memperkeruh suasana dong. Gue bukan rela liat Killa menderita, gila lo, gue gak sejahat itu ya. Gue mikirnya disini, kalo gak ada fasilitas, gimana cara gue bahagiain Syakilla? Tanpa ada apa-apa. Gue masih sekolah, Lang. Masih susah buat cari uang sendiri."

"Syakilla tuh ya, gak butuh lo beliin barang-barang bagus, gak butuh ditraktir makanan mahal sama lo. Dia mah, dibikin ketawa sama doi aja udah seneng, Niel." Gilang membuang nafasnya.

Menarik nafasnya lagi, lalu berbicara kembali. "Gini ya, seharusnya lo gak perlu takut fasilitas disita, disini kan masih ada temen-temen lo yang bisa bantu lo, lagian bonyok lo juga nanti gak bakal tega kalo liat lo bolak-balik sekolah-rumah pake angkutan umum, ngeliat lo tersiksa gitu, uang pas-pas'an, mana tega orang tua lo, mikirnya tuh kesana, Niel. Ah, lo mah, keliatan banget takut kehilangan fasilitasnya."

Daniel mengacak-acak rambutnya frustasi. "Iya dah, gue salah."

Tiba-tiba laya ponsel Daniel menyala, ponsel Daniel yang emang disimpan disisi wastafle membuat Gilang bisa melihat siapa yang menelfon Daniel.

Setelah melihat siapa yang menelfon, Gilang tersenyum miring. "Pacar lo tuh,"

Melani❤️

"Ck! Apaan sih." Sahut Daniel.

"Dipaksa, tapi tetep pake love ya namanya." Ucap Gilang tertawa.

"Eh diem ya lo, gak tau apa-apa." Daniel mengangkat telfonnya.

"Apaan?"

"Dirumah sakit."

"Kepo."

"Hem."

"Ini, cuek gitu karena didepan gue atau gimana?" Tanya Gilang jahil.

"Bacot lo!" Daniel memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Lang, kasih tau gue kalo Syakilla sadar ya." Ucap Daniel.

"Ogah," Sahut Gilang.

Daniel udah masang muka kesel. Dan Gilang cuma terkekeh.

•••

Karena aku gak ngerti tentang kedokteran, lebih tepatnya gak bisa sih, jadi kayanya aku bakal skip aja sih, gak ada dialog dokter yang ngejelasin Syakilla kenapa blablabla gitu.

Sebenernya bisa aja sih ya aku search digoogle, cuma aku males parah hehehe.

Fight [COMPLETED] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن