[16] Pelarian.

2.3K 115 1
                                    

Sesampainya dikelas, Syakilla langsung berlari ke arah bangkunya dan menangkupkan kepalanya memakai kedua tangannya sebagai bantalan dimeja, memiringkan kepalanya ke samping.

Syakilla menangis.

Syifa, Mauren, Gilang dan Vino yang sedari tadi sedang asik mengobrol terkejut dengan kedatangan Syakilla sembari menangis.

Syifa yang duduknya disamping Syakilla langsung saja melihat sudut bibir Syakilla yang berdarah.

"Syakilla bibir lo kenapa?" Tanya Syifa cepat.

Penasaran dengan yang diucapkan Syifa, Mauren, Gilang, dan Vino melihat Syakilla, dan tentunya terkejut.

"Anjir, kenapa lo?" Tanya Gilang.

Syakilla terus menangis sesegukan.

"Ini lo nangis karna emang tuh bibir sakit, atau ada masalah lain?" Tanya Syifa hati-hati.

Mereka memang belum berbicara dengan Syakilla dari pagi, mengingat Syakilla yang terus menghindar bila disuruh bergabung.

"D-Daniel,"

"Daniel kenapa?" Tanya Mauren.

Brak!

Pintu kelas 11 IPA 1  terbuka lebar bersamaan dengan orang yang membukanya, Daniel.

Dengan nafas terengah-engah, Daniel menghampiri Syakilla. Syakilla yang melihat kehadiran Daniel, langsung menenggelamkan kepalanya dikedua tangan yang berada diatas meja.

Daniel menghela nafasnya pasrah. Ia membalikan kursi yang ada didepan meja Syakilla agar menghadap Syakilla, dan Daniel duduk.

"Kill," Panggil Daniel lembut. "Obatin dulu luka lo ya, nanti infeksi."

"Ada apa sih? Kok sudut bibir lo juga lebam?" Tanya Mauren.

Daniel mengangkat tangannya kode untuk tidak ada dulu yang bersuara. Dan mereka semua mengangguk mengerti.

"Kill, obatin ya." Ucap Daniel lebih lembut.

Syakilla mengenggeleng. "G-gak. Gak mau sama lo." Suaranya terdengar serak dan pelan.

Daniel membuang nafas pasrahnya.

"Yaudah. Sama Syifa Mauren aja, gue gak akan ganggu." Ucap Daniel bangkit, lalu pergi.

"Kill, Daniel udah pergi." Bisik Mauren.

Syakilla mendongkakkan kepalanya, lalu membuang nafasnya berat.

"Aw," Rintih Syakilla saat rasa nyeri disudut bibirnya semakin berasa.

"Ayo ke UKS sekarang!" Ucap Syifa lalu bangkit. "Habis itu, ceritain semuanya."

•••

Dikediaman Syakilla..

"JADI? Lo berhubungan lagi sama Alif? SYAKILLA! Lo mau semuanya ke ulang lagi, hah?!" Bentak Mauren.

"Sumpah, kalo lo nyembunyiin ini udah seminggu, bakal gue jauhin lo." Lanjut Mauren.

Syakilla hanya menunduk merasa bersalah.
Iya, Syakilla merasa bersalah karna ia sudah berjanji kepada teman-temannya itu untuk tidak berhubungan lagi dengan 'Kakak kelas yang ceweknya udah kaya Fansnya EXO kalo lagi gathering.' a.k.a Alif Adriansyah.

"Killa, kalo lo emang mau ngejauh dari Daniel, bisa kan larinya gak usah ke Alif?" Tanya Syifa.

Syakilla masih menunduk. "Gak ada pilihan lain. Kalo gue gak buktiin gue punya pacar, Daniel pasti deketin gue terus." Suara Syakilla pelan.

"Sini hp lo!" Suruh Gilang.

Syakilla melirik Gilang. "Mau apa?"

"Chat Alif, bilang kalau lo mau putus, karna gue yakin seratus persen kalo lo sama sekali gak ada rasa sama dia." Ucap Gilang.

Syakilla memberikan hpnya pada Gilang. "Niat gue jadiin Alif pelarian juga buat bales dendam, biar dia ngerasain apa yang mantan-mantan dia rasain."

"God girl!" Sahut Gilang.

"Btw, Kill, alesan lo ngejauh dari Daniel apa? Seharusnya lo seneng, karna Daniel udah mulai buka hatinya buat lo." Ucap Mauren.

"Iya. Jangan disia-siain, giliran Daniel udah mulai suka sama lo, malah lo abain, gak takut nyesel?" Ucap Syifa.

Skak.

Syakilla terdiam.

"Jawab. Gue penasaran." Akhirnya Vino bersuara.

"Oke, jadi gini.."

Setelah Syakilla menceritakan semuanya secara detail. Teman-temannya terkejut.

"Demi apa Clara? Buset dah." Ucap Syifa.

"Lagian lo kalo jadi orang jangan terlalu baik nanti mah, elah, sekali-kali lo pikirin kebahagiaan lo, jangan mikirin orang terus, lo liat orang bahagia karna lo, tapi lo sendiri? Terpuruk." Ucap Gilang.

"Ya tapi kan Clara udah lebih lama nunggu dari daripada gue." Ucap Syakilla.

"Kill, sekarang gini deh, lo relain Daniel buat Clara, Clara bahagia, kalo Daniel? Kasian juga kalo Daniel ngaku dia gak ada perasaan sama Clara. Percuma Kill, berbagai cara Clara lakuin buat bikin Daniel suka sama dia, sedangkan hatinya udah buat lo, gak akan mempan." Ucapan Gilang membuat Syakilla terdiam.

Gilang kembali melihat layar ponsel Syakilla, dan ia menggeram melihat isi pesan balasan dari Alif. "Eh, tuhkan, liat, Alif emang bangsat!" Umpat Gilang.

"Apaan emang?" Tanya Vino.

"Baca yang keras." Perintah Gilang kepada Vino.

"Gue mukul lo itu gak sengaja. Salah lo lah, pake sok nyelamatin Daniel, lo kalo emang suka sama Daniel gak usah nerima gue. Pacar macam apa, yang ngebiarin pacarnya babak belur, tanpa nolongin sama sekali. Gak guna lo. Mau putus? Yaudah." Baca Vino serius.

"Gila! Kenapa gak mati aja sekalian sih?!" Teriak Syifa. "Kesel gue."

"Bodolah, gak peduli, untung gak baper." Ucap Syakilla. Anggap saja Syakilla cewek jahat, karena telah memainkan hati cowok. Ah, sepertinya tidak salah, cowoknya juga main-main ternyata, tidak merasa sakit sedikitpun.

"Gue tadi chat Daniel, suruh dateng kesini." Ucap Mauren polos.

Syakilla membulatkan matanya. "NGAPAIN SIH?"

"Yah gue mau meluruskan masalah ini aja. Plis deh, pusing banget gue sama kalian, yang satu terlalu baik, yang satu peka tapi gengsi." Ucap Mauren.

"Oh iya, sekalian gue suruh Daniel bawa makanan dan gue bilangnya disuruh Syakilla. Hehe." Ucap Mauren.

Syakilla pasrah. Tidak tahu lagi harus bagaimana.

•••

Tau ah.

Fight [COMPLETED] Where stories live. Discover now