1,1. Akhir sebuah mimpi panjang.

4.5K 211 1
                                    

"Ugh, apa-apaan ini tubuhku berat sekali berapa lama aku tertidur"

"Zhea?"

"Ya"

"kamu benaran Zhea?"

"Ya ini aku Arzhea Laurent, kamu pikir ada orang lain bernama Zhea selain aku"  pria tersebut menangis dan langsung memeluk Zhea yang masi terbaring diranjangnya.

"Arska? Apa yang terjadi!!" 

"Ah ayah, lihatlah Zhea sudah sadar" 

"Tunggu-tunggu kenapa kalian menangis! pertama berikan aku makan dan minum rasanya aku mau mati karena tubuhku rasanya sangat berat" gerutu Zhea.

"ah benar, aku sudah menyuruh beberapa pelayan tunggulah sebentar"  

***

Namanya Arzhea Laurent anak kedua Viscount Laurent kekaisaran Arenttia, Kekaisaran yang berseberangan langsung dengan Hutan yang dihuni para monster Hutan Niph. meskipun banyak monster yang menghuni hutan tersebut dirumorkan ada sebuah gunung yang sangat subur bahkan terdapat keristal yang cukup banyak disana. Meskipun begitu belum pernah ada yang kembali dengan selamat setelah memasuki hutan tersebut.

"Zhea apa yang sedang kamu pikirkan?" Arska Laurent kakak laki-laki Arzhea yang hanya 1 tahun lebih tua darinya, ia menoleh menatap Arska yang membawakannya anggur hijau segar di nampannya, Arska sangat paham aya yang disukai Arzhea, ia tersenyum melihat Arska mulai menyuapinya.

"Apa aku benar anak ayah dan mendiang ibu?" ucapnya tiba-tiba yang membuat Arska menatapnya terkejut, ibunya meninggal saat ia berusia 7 tahun dan Arska 8 tahun. ibunya memiliki mata abu-abu kebiruan yang indah dan rambut berwarna merah muda yang menawan, sedangkan sang ayah memiliki rambut merah sedikit gelap dan mata coklat.

Arska memiiki rambut yang sama seperti ayahnya namun memiliki mata seperti sang ibu sedangkan Arzhea memiliki rambut seputih awan dan Mata magenta terang yang sanagt indah, semula ia mengira dia albino karena tidak hanya rambutnya yang berwarna putih tpi juga alis dan bulu matanya. namun setelah bangun dari mimp panjangnya ia menanyakan hal tersebut tanpa sadar.

"Apa maksudmu, tentu saja kamu anak mereka dan saudaraku" 

"tapi bukankah kamu mengatakan sendiri, mataku yang berwarna magenta mirip dengan mata count Vallery?" Count Vallery Dijuluki Count termuda karena diusianya yang masih 16 tahun ia sudah menduduki posisi sebagai kepala keluarga Vallery.

"Arska,  Count Vallery dan Pangeran Ke 7 datang berkunjung " 

"Ha kenapa mereka datang tanpa memberitahu lebih dulu?" Arzhea menatap sang kakak yang sedang berdebat dengan sang kakak, meskipun sebelumnya Zhea belum pernah berpapasan secara langsung dengan Count Vallery, dan pangeran ke 7 cukup banyak rumor yang mengatakan bahwa teknik berpedang mereka sangat hebat, membuatnya membayangkan seperti apa para penggila pedang itu.

"Aku juga ingin menyambut mereka" ucapnya tiba-tiba yang membuat kedua laki-laki yang tengah berdebat itu kini menatapnya karena terkejut.

"Zhe.. Zhea apa maksudmu"

"Oh aku akan ikut menyambut mereka" Jelas Zhea.

"Tidak, kondisimu masih belum pulih, jangan memaksakan diri" Zhea berdiri

"Oh Zhea?"  kaget kedua pria itu

"Ah aku sudah merasa nyaman dan tidak merasa sakit lagi"  jelasnya.

"Aku ingin bersiap-siap kalian tunggulah diluar" Usirnya.

banyak pertanyaan yang terngiang dalam pikirannya, nama yang familiar terdengar ditelinganya. Vallery. seakan ia mengenal dengan pasti nama tersebut namun ia tidak tau itu sebuah kenyataan atau hanya mimpi panjangnya yang masit terus menungu kelanjutan mimpi yang sangat panjang seakan ia barus saja membaca sebuah novel tragendi dengan gambaran yang sangat nyata dibenaknya.

" Count Vallery, bukankah dia seumuran denganku" Gumamnya.

"Benar nona, anda dan beliau sama-sama lahir saat terjadi badai 16 tahun yang lalu, ah benar juga pangeran ke 7 juga lahir di har yang sama" Zhea menatap cermin yang memantulkan gambaran dirinya, dilihat bagaimana pun ia tidak terlihat mirip dengan Arska, Ayah maupaun mendiang ibunya.

I Become The Successor of War AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang