S2.3.Dione

8 0 0
                                    

"Lia, dia adalah nyonya Agatha Dione dan Nona Mathilda Dione , untuk sementara waktu meraka akan tinggal bersama kita sampai menemukan rumah yang cocok untuk mereka" Alia Vallery tersenyum mendengar hal tersebut.

"Selamat datang Nyonya dan nona Dione saya adalah Istri Alfreed nama saya Alia Vallery" Agatha tersenyum melihat keramahan Alia.

"Terima kasih karena sudah menyambut kami nyonya Vallery" Agatha tersenyum membalas senyuman Alia disisi lain  Albert tengah gemetar menahan tawa melohat Agatha yang terbiasa sarkas padanya namun sangat lembut pada sang istri.

Cahaya senja dengan keindahannya pun datang mengakhiri pertemuan mereka.

Agatha dan Mathilda kini tinggal dipaviliun barat milik grand duke Vallery.

Albert memberikan pelayan khusus untuk mereka yaitu para peri, karena mereka seorang dewi tidak mungkin menempatakan manusia disampingnya.

Albert yang dulu pernah menjadi kadidat dewa tau bagiamana perasaan para dewa maupun dewi yang memiliki kekuatan yang luar biasa kala bertemu makhluk yang menyembah mereka.

"Albert Vallery! " Albert menoleh menatap Agatha yang barusaja memanggil namanya.

"Bicaralah padaku sebentar,  ini tentang Mathilda" Albert mengangguk patuh,  lalu duduk didepan Agatha.

"Apa kamu masih meminggat Alizhea Vallery? " Albert tertegun,  lalu menatap Agatha tanpa mengedipkan matanya.

"Jawab tanpa menyebut namanya" jelas Agatha.

"Ah baik" Patuh Albert.

"Adikku adalah gadis yang jarang menampakkan perasaannya,  ia sangat pandai mengendalikan ekspresinya sampai-sampai saat pertamakali kami bertemu, aku tidak percaya bahwa ia adik kembarku" Agatha menikmati cerita tersebut sambil menikmati teh yang disajikan peri padanya.

"karena dia adalah pemegang ingatan megerikan tentang keluarga kami mungkin karena itu ia terlihat lebih dewasa dari gadis sebayanya" Albert terhenti sejenak.

"Ijinkan aku bertanya" Albert menatap Agatha.

"Kapan dia memberikan tanda pada kaisar" tutur Agatha.

"Tanda? " Agatha mengangguk.

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, Ada bunga yang mekar didalam dada kaisar yang terhubung dengannya, bahkan setelah perasaan dan ingatannya dihapus, namun bunga tetap mekar bahkan untuk mereka yang sudah berbeda dimensi" Albert tak bosa berkata-kata .

Meskipun dijelaskan sedemikian rupa,  ia tetap tidak tau apa jawaban yang akan memuaskan agatha, dalam ingatanya yang diingatnya mereka..  albert sedikit tersentak seakan ia barusaja mengingat sesuatu yang dapat menjawab pertanyaan panjang Agatha.

"Apa itu termasuk mencium kening?" Agataha mengangguk.

"Itu yang dinamakan tanda dasar lamban" Meskipun tanpa menyentuh Albert merasa tertampar oleh agatha.

"Jadi kapan itu terjadi?" lanjut agatha mengorek.

"Ah, itu sekitar 16 tahun yang lalu, untuk membantu Iloys melihat peri" Jujur Albert.

"Ahahahaha he bocah,  pertemukan aku dengan kaisar, aku tidak menerima penolakan. Sekarang keluar dari ruanganku" Albert yang terlempar keluar dari ruangan tersebut.

"Ah, kurasa bebanku bertambah" Gumam Albert sambil mengaruk-garuk kepalnya dan mulai berjalan meninggalkan Paviliun.

*
*
Hari berganti namun bagi Iloys tidak ada yang berubah dalam dirinya, rutinitas wajib yanh selalu ia sempatkan,  mengunjungi makam cinta pertamanya.

"Yang Mulia?" Iloys menoleh.

"Kamu  datang tidak untuk mengomeliku kan? " Albert terdiam.

Terlalu sering ia meluaplan emosi untuk satu-satunya teman sekaligus satu-satunya penguasa yang gagal melupakan cinta pertamanya.

"Bukankah saya sudah menjadwalkan anda untuk bertemu para kandidat permaisuri? "tutur Albert dengan penuh kesabaran.

"Kamu benar-benar menyuruhku untuk menikah rupanya" ucapnya putus asa ambil menatap makam didepannya.

"Anda tidak bisa terus merepotkam Theres" Iloys hanya terdiam.

"Yang mulia, hari mulai petang silahkan kembali akan bahaya jika anda terus keluar tanoa pengawal"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Become The Successor of War AngelsWhere stories live. Discover now