39 - Byun Baekhyun

Mulai dari awal
                                    

Baik aku atau Sihyeon, kami sama-sama belum bisa pergi dari zona nyaman kami sendiri. Sihyeon dengan dilemanya dan tentu saja aku dengan ketakutanku.

Tidak akan ada yang bahagia jika salah satu dari kami tidak pergi dari zona amannya sendiri untuk datang ke zona aman lain.

Bagiku, takut kehilangan adalah hal yang wajar. Tapi Chanyeol bilang ketakutanku terlalu berlebihan. Aku dinilai terlalu egois untuk memiliki Sihyeon seorang diri.

Sihyeon dengan zona dilemanya. Dia tidak terlalu yakin dengan perasaannya sendiri, bahkan sekarangpun aku yakin jika Sihyeon sedang di landa kebingungan untuk memilih.

Jika saja aku bukan penakut, atau... Jika saja Sihyeon menetapkan hatinya padaku, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

Tapi sekarang, antara aku atau Sihyeon harus ada yang pergi.

"Oppa?"

Sosok Sieun yang muncul dari balik pintu membuatku mengerjapkan mataku cepat. "Bisa tidak kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" hardikku.

Sieun mendengus. "Sihyeon Eonni menelpon, katanya ponselmu mati," ujar gadis itu sambil mengulurkan ponselnya sendiri.

"Aku lupa menchargenya."

"Sudah angkat saja, aku mau menonton tv di depan," ujar Sieun sebelum berlalu pergi ke ruang tamu.

"Halo," sapaku ceria. Dengusan kesal khas Sihyeon langsung memenuhi indra pendengaranku.

"Aku sudah menelpon hampir 10 kali!"

"Ponselku mati... Dan aku lupa mengisi baterainya."

"Kenapa sulit sekali menghubungimu belakangan ini? Kau sibuk sekali ya?"

Suara Sihyeon yang terdengar lemah di telingaku membuatku menghela napas pelan. "Aku sibuk, tapi tidak sesibuk itu hingga mengabaikan telponmu."

"Lalu kenapa diabaikan?"

"Aku baru bangun tidur sebenarnya."

"Ya Tuhan Baek! Ini sudah pukul 10 pagi dan kau masih berada di rumah?"

"Ya begitulah..."

"Mandilah, ini masih hari selasa jika kau lupa. Bukankah ada banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan?"

"Hmm, ngomong-ngomong kau sedang dimana?"

"Aku? Uh di hotel... Aku sedang menonton televisi di hotel."

"Begitu?"

"Hmm, nanti malam kutelpon lagi. Ingat jangan lupa untuk mengaktifkan ponselmu eoh?"

"Iya, selamat bersenang-senang."

Tutt... Tutt...

Aku merindukan Sihyeon. Tapi ada suatu hal yang membuatku harus menahan diri agar tidak menyusulnya kesana. Sihyeon sedang bersenang-senang, aku tidak mau mengganggu acara liburannya sama sekali.

"Terima kasih," ujarku sambil memberikan ponsel pink metal kepada pemiliknya.

Sieun mengangguk pelan dengan mata yang masih terpaku pada televisi. Aku mendengus kecil, belakangan ini aku dan Sieun menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Yah, itu karena Sieun sering mondar-mandir ke apartemenku untuk meminta makanan atau camilan yang Sihyeon sediakan di lemari es. Terkadang anak itu juga menonton televisi dan bermain game seharian disini.

Heal Your Heart | BBH - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang