Page 29

1.6K 55 1
                                    

Menerima pesan dari Tante Shela, sore yang nampak masih cerah ini Resky mendapat ajakan untuk berkujung ke rumahnya. Tiba di rumah kediaman Om Petra itu, Resky di jemput melalui kendaraan mobil yang di kemudi oleh supir pribadi mereka.

Tidak hanya Resky, ternyata Gresyia, Wahyu, Ade dan beberapa teman sekelas Ryan juga ikut berkumpul meramaikan. Berkat dari referensi resep internet yang dipelajari, Tante Shela sedang membuat puding cokelat saus vanilla, cup cake aneka bentuk dan rasa, sup buah serta es pisang ijo, maka ia mengundang mereka untuk mencicipi makanan buatannya itu sekaligus menikmati kebersamaan, mengisi kekosongan waktu dalam rumah yang luas itu dengan acara-acara kecil yang diadakan.

"Heii Res.."
Sapa Gresyia ketika Resky memunculkan muka, memasuki pintu depan rumah.
"Hai kak, udah lama datang?"

"Belum lama, mari kita masuk ke dalam"
Gresyia menggandeng tangan Resky dengan akrab, menuntunnya menemui Tante Shela di area dapur yang sedang memotong buah-buahan. sedikit lagi sup buah buatannya akan selesai, menyusul makanan lainnya yang sudah siap plating.

"Kak Anisa dan kak Glori mana kak?"
Tanya Resky pada Gresyia, sambil berjalan. Sebentar lagi dapur akan mereka jumpai.
"Mereka gak bisa datang, Annisa sibuk ikut ekskul Jurnalistik di sekolah sedangkan Glori dia lagi gak enak badan katanya"
Gresyia melempar senyum ke arah teman-temannya yang duduk santai di sofa, asik dengan canda tawa mereka.

"Oh, lihat-lihat nih hanya kita berdua aja cewek disini"
Bisik pelan Resky, lalu tertawa kikik.
"Umm, betul banget! syukur lo datang juga. Habisnya Ryan gak mau ajak teman perempuan main kesini selain gue, Anisa sama Glori. Dasar tuh anak! Sukanya milih-milih"
Tawa kekeh Gresyia sambil menggelengkan kepala.

"Haha, ka Ryan malu kali kalau banyak cewek-cewek"

"Malu?? Hih,, bukan malu Res tapi dia takut terganggu dengan kecerewetan mereka, hadapin gue aja dia menyerah apalagi  semua perempuan itu di ajak kesini, bisa di USIR"
Mereka berdua tertawa serempak membayangkan cerita itu benar-benar terjadi pada seorang Ryan.

Usai tawa, Gresyia tiba-tiba merasakan perasaan tidak enak saat kedua bola matanya memperhatikan noda pukulan di pipih Resky.
"Res, gue jadi bersalah banget sama lo"
Gresyia menunjukan muka bersedihnya.

"Kenapa kak?"
Resky menoleh intens ke Gresyia menanyakan maksud perkataannya.
"Gara-gara gue, lo kena imbas dari ulah cowok itu, masih sakit ya Res?"
Tangan Gresyia terulur memegang pipi Resky.

"Ah nggak papa kak, justru aku senang bisa bantu kaka, lagian lebamnya juga udah gak sakit kok"
Resky mengusap punggung tangan Gresyia yang menyentuh, seolah menyampaikan kalau dirinya tidak masalah apapun.

"Thank's karena lo, Angga, Gideon dan Jonatan bisa datang nyelesain, gue beruntung bisa kenal lo"

"Sama-sama kak, aku juga beruntung bisa dekat dengan kaka"
Senyum Resky.

Keduanya semakin terjalin akrab lepas kejadian kemarin. Gresyia tidak pernah melupakan gadis dihadapannya ini, bahaya yang hampir menimpanya dapat terhindari karena jasa Resky. Ia tidak tau membayangkan nantinya, jika Resky tidak ada di tempat itu kemungkinan besar nasib Gresyia kini terancam dalam ambang kehancuran dan akan memperburuk masa depannya. Jua ia bersyukur dan berterima kasih Tuhan masih menyanginya, mengirimkan gadis sebaik Resky untuk memenuhi pertolongan keselamatannya.
*

Melihat keadaan Resky, Tante Shela tidak kalah khawatir. Tanpa perlu meminta alasan pertanyaan, Tante Shela sudah mengetahui penyebabnya dari Gresyia, yang telah bercerita padanya sebelum Resky datang.

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Where stories live. Discover now