Page 14

2.3K 72 3
                                    

Tiga anak mungil seumuran balita sedang bermain asyik di depan pekarangan rumah kompleks berwarna orange jeruk. Halaman depan rumah tersebut yang bersih dan asri, cukup lumayan luas sehingga dua anak laki-laki dan satu anak perempuan itu tak rela meninggalkan kegiatan serunya yang lagi melakukan permainan petak umpet.

Tania yang memiliki kulit yang sangat putih bagaikan susu, bulu matanya yang lentik dan badan imutnya lebih kecil dari guling tidur menampakkan sosok empunya terlihat imut saat sedang menutup matanya bersandar di batang pohon mangga sambil berhitung mengucapkan angka sebelum memulai aksinya mencari kakak sepupunya yang bersaudara yakni si Simon dan Hayum, bersembunyi di tempat yang tidak dijangkau mungkin oleh Tania.

Dibalik pot besar, di dalamnya tumbuh bunga berdoa menjadi sasaran Simon untuk berhinggap sedangkan Hayum memilih tiang dinding teras rumah, seraya menghalangi tubuhnya agar tidak dilihat oleh Tania.

"8..9..10.. sudah???"
Suara cempreng Tania bergema.
"SUDAH"
Jawab serentak Hayum dan Simon.

"Sudah??"
Tanya lagi Tania, berjalan meraba-raba orang yang menjadi sasaran pencariannya.
"SUDAH"
Simon dan Hayumpun masih menjawab.

Meskipun umur Tania belum cukup 4 tahun, tapi ia memiliki otak yang cerdas, tak heran ia mempunyai akal licik untuk mencari jalan agar kedua kakak sepupunya itu dapat segera di temukan.

"Sudah??"
Tak bosan Tania mengulang tanyanya, padahal hitungan selama tadi ia menutup matanya sudah selesai loh..
"SUDAH"
Bodohnya lagi kedua bocah itu menjawab juga.

"Sudah??"

"SUDAH"

Tania terkikik, dengan mendengar suara Simon dan Hayum barusan ia dapat mudah mengetahui dimana posisi mereka berdua. Kemudian ia melanjutkan jalannya ke arah persembunyian Hayum.
"Hap.. kaka Hayum dapac!!"
Tunjuk Tania pada Hayum yang tertangkap dengan cengiran gembira di wajahnya.

"Yah.. kok kamu bisa tahu sih.. kalau aku sembunyi disini"
Hayum menggaruk tengkuknya yang gatal dengan lagat frustasi. Yaiyalah,, Tania bisa tahu karena suara lo bego, kedengaran!!

"Iya dongss, cania kan hebat!"
Ucapnya sambil bersidekap kehandalan yang dimiliki. Tania memiliki sifat yang unik, ia tidak bisa menyebut huruf 'T' melainkan menggantinya menjadi huruf 'C', so.. namanya sendiri harus tersamarkan.

"Ayo kica cari kak Simon"
Ajak Tania menangkap target selanjutnya. Tak perlu buang tenaga, karena Tania sendiri udah tahu dari awal dimana Hayum dan Simon sembunyi akibat mendengar petunjuk suara mereka yang keluar tadi.
"Kamu yakin kak Simon sembunyi di sana?"
Tunjuk Hayum pada pot bunga di sebrang jalan trotoar depan Rumah.
"Cania yakin,, yuk!"

Ketika Tania dan Hayum menyebrang ke jalan trotoar untuk meninjau tempat perhinggapan Simon, ada seorang mas penjual es keliling lewat mengendarai motor dihadapan mereka dengan lantunan lagu khasnya yang terputar, menarik pelanggan untuk membeli.

"Wah.. ada es krim aku mau beli deh"
Ucap Hayum denga mata berbinar.
"Kak Hayum punya uang??"
Mereka berdua menghentikan langkahnya, saat sebentar lagi mas penjual es keliling itu menjumpai mereka.
"Iya..."
Hayum mengambil uang 2000 di dalam saku celana.
"Cania juga yah??"
Pinta Tania.
"Oke.."
"Horee.. Mas! Mas!"
"Mas!!! Mas!!"
Panggil mereka kompak, sampai orang yang dipanggil memberhentikan motornya.

"Mau beli es krim dek??"
Mas itu bertanya sambil membuka box kotaknya yang terikat di belakang jok motor berisi semua barang dagangannya.
"Iya mas,, yang rasa scrawbery mas, soalnya cania suka buah scrawberry. Kaca mama cania,, scrawberry icu bikin muka orang cancik lohh"
Tania curhat dengan mas melalui gosip aneh yang ia dapat dari ibunya.
"Kalau aku mas yang coklat, biar makin ganteng akunya"
Hayum ikut-ikutan membuat khasiat baru dari Es krim yang tidak terduga oleh banyak orang yang mengkomsusmsinya. Hihi ada-ada saja nih anak-anak.
"Siap dek,, nih es krim yang kalian butuh"
Mas tersebut memberikan es sesuai dengan selera yang diminta oleh kedua tadi.

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Where stories live. Discover now