Page 35

1.4K 51 1
                                    

Kegiatan Upacara Bendera telah di laksanakan, siswa-siswi Harapan Bangsa berbondong-bondong masuk ke dalam kelas.

sebuah petaka kembali menubruk Gresyia. Glori teman sebangkunya yang ingin meminjam buku tugas Bahasa Indonesia nya, kemudian Gresyia membuka resleting tasnya untuk mengambil buku yang diperlukan Glori, dibuat menganga.

Bukunya yang bersampul pelastik itu telah dalam keadaan mengenaskan. Lembaran demi lembaran kertas terobek hancur dan yang paling menyakitkan cover dari buku tersebut dipenuhi oleh banjiran tinta bolpoint.

"Astaga Gres,, tuh buku lo—?"
Glori menutup bibirnya shock.

"Gawat! Buku tugas bahasa indonesia gue kenapa bisa gini?"
Panik Gresyia, menggigit kuku-kukunya yang terlihat alami.

Orang-orang di sekitar mengikut sertakan dirinya untuk melirik apa yang sedang di alami Gresyia. Beberapa ada yang kaget, prihatin dan ada juga bersikap cuek.

Buku tugas itu di kumpul pada jam pertama, mirisnya sekitar 5 menit lagi bel berbunyi untuk memasuki waktu pelajaran. dan Gresyia hanya bisa berpasrah hukuman dari guru akan menantinya. Tega banget sih orang yang melakukan ini!

Ade dan Ryan yang belum lama memasuki ruang kelas, membawa langkahnya ke bangku Gresyia.

"Ade, Ryan! Buku gue.. lihat!"
Gresyia merengek, setidaknya sahabatnya itu melihat musibah apalagi yang melanda dirinya. Glori di sebelahnya hanya mencoba memberikan arahan agar Gresyia tenang sedikit dan memaksakan muka sedihnya.

Ade melototkan mata melihat buku Gresyia yang diletakkan atas mejanya. Terbesit satu nama yang lewat dalam otaknya untuk menyalahkan orang yang berbuat itu. kemarahan yang terukir di wajah Ade, kini bertentangan dengan karakternya yang dikenal dengan cowok ramah dan berhati lembut. Ia berjalan ke bangku seorang siswi, membawa buku yang membuat Gresyia gelisah.

"Maksud lo apa ini??"
Ade membanting buku itu di atas meja Annisa hingga menghasilkan bunyi hentakan.

"Kurang kerjaan banget lo, mau lo apa hah??"

Annisa yang sudah capek di tuduh ini-itu oleh teman-temannya, mendengus nafas beratnya.
"Lo punya bukti gue lakuin itu?"

"Gak perlu ada bukti, toh orang yang selama ini menaruh benci dengan Gresyia itu ya elo"
Ade sangat yakin, permainan baru yang diciptakan ini pasti pemicunya adalah Annisa.

"tau dari mana kalau gue adalah orang yang benci dia, lo bisa baca pikiran gue? Ada video, foto atau rekaman yang bisa menuduh gue semua itu?"
Tantang Annisa. Mulai hari ini Annisa tidak tinggal diam, dia tidak akan lemah dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Orang lain bisa saja melempar kalau dia yang patut di salahkan, tapi kali ini Annisa akan berjuang mempertahankan dirinya tidak bersalah.

"Lo— udah salah.."
Ade nampaknya terpancing emosi dengan perkataan Annisa, sigap Ryan yang dari tadi diam menonton, menghentikan pertengkaran itu.

"Udah de.. lo sabar"
Ryan menarik Ade untuk mundur, mengambil posisi untuk menengahi.

Gresyia mengambil tangan Ade dan membawanya ke tempat duduknya. Ia tidak ingin Ade berkobar Api dalam kelas ini karena kepeduliannya ke Gresyia sebagai Sahabat.

"Nis,, lo ikut gue!!"
Ryan dengan muka datarnya mengajak Annisa berbicara secara empat mata. Annisa tidak ingin memperumit kejadian ini, sebaiknya ia menuruti permintaan Ryan.
*

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Kde žijí příběhy. Začni objevovat