[Chapter Twelve]

4.3K 298 54
                                    

I'm so sorry..
gatau kenapa mood menulisku hilang.. padahal ide ada..

Sepertinya.. mungkin inilah kebiasaan burukku.. menunda nunda.. maaf.. maaf..

Okay, dari pada bersedih sedih mendingan kita baca chapter ini.

Oh ya bagi umat muslim sekalian, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.





Misfortune.
•___________________________•

Author POV

"Apakah masih jauh, Mark?" tanya sang Luna yang terlihat dari wajahnya yang  tak sabar ingin segera bertemu anaknya.

"Ya, Luna." jawabnya datar.

Mobil Debby melaju dengan kecepatan maksimal agar segera cepat sampai menuju pack milik mate dari anaknya.

Suasana perkotaan mulai menghiasi jendela mobil, dengan arsitektur bangunan jaman dahulu, dinding dinding yang terbuat dari marmer dan bebatuan.

Mata sang Luna tersebut terbinar-binar melihat banyak sekali bangunan tua di sekitar jalan tersebut. Tanpa sampah, udaranya segar dan sungainya pun bersih. Sungguh pemandangan perkotaan yang indah untuk dilihat.

Awalnya Debby ingin mampir sebentar ke sebuah toko kue, namun Mark meminta Debby untuk melakukannya setelah bertemu Teresa, karena perjalanan menuju Redmoon Pack Masih cukup jauh.

Perlahan suasana perkotaan mulai berubah menjadi pedesaan dan hutan pepohonan pinus yang luas, kedua mata Debby kembali di manjakan dengan rindangnya hutan pinus ini, yang bernama Hutan Białowieża.

Perlahan suasana perkotaan mulai berubah menjadi pedesaan dan hutan pepohonan pinus yang luas, kedua mata Debby kembali di manjakan dengan rindangnya hutan pinus ini, yang bernama Hutan Białowieża

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sela-sela rindangnya pepohonan, tampak sebuah tembok yang menjulang tinggi menutupi sebuah rumah-rumah yang terdapat di dalamnya, ya inilah Redmoon Pack.

"Apakah ini pack milik Zack? Eum.. maksudku Alpha Zack." tanya Debby yang melihat sebuah Emblem di tengah pintu perbatasan pack tersebut, dengan bulan merah besar dan kumpulan seekor serigala abu-abu.

"Sepertinya begitu, Luna." jawab Mark yang seraya membelokkan setirnya untuk masuk menuju pack tersebut.

Mobil berhenti di depan perbatasan, dan Mark membuka jendela mobil tersebut dan menanyakan kepada penjaga perbatasan tersebut, apakah ini pack yang mereka berdua cari.

Sang penjaga menggangguk mengodekan bahwa benar, kalau ini pack milik Zack. Kemudian, sang penjaga bertanya, "Anda siapa? Dan ada perlu apa menuju pack ini? Sudah melakukan janji dengan Alpha kami?"

The Bastard Alpha [Story#1 Zegna.]Where stories live. Discover now