[Chapter Seven]

6.6K 472 57
                                    

Another Reason.
●__________________________●

Author POV

Seorang wanita muda dengan pakaian yang setiap hari selalu ia kenakan berjalan menuju ruangan sang Luna, Teresa.

Hari ini ia di tugaskan oleh Sang Alpha untuk menjaga penuh Teresa. Bukan bermaksud untuk peduli dengan Teresa dan bukan bermaksud pula untuk punya rasa simpati dengan Teresa.

Hanya satu, agar Teresa tak lagi membuat masalah. Menurut Zack, sejak kedatangan sampah itu yang notabene nya adalah matenya sendiri, menganggap kalau Teresa hanya menjadi perusuh keadaan.

Maka dari itu, perempuan ini mau tak mau harus mengikuti perintah sang Alpha. Ya, ia adalah Maid of Alpha. Seorang maid yang ditugaskan hanya khusus untuk melaksanakan tugas apa yang disuruh oleh Alphanya.

Berbeda dengan maid kebanyakan. Maid of Alpha harus mau diperintahkan oleh sang Alpha, walaupun permintaannya itu tak logis ataupun negatif.

Bisa saja Zack menyuruh maid ini untuk membunuh Teresa. Namun pasti harga diri, dan martabat Zack akan langsung tercoreng di mata seluruh werewolf di packnya sendiri.

"Aku harus bisa melaksanakan tugasku yang pertamaku ini." gumam sang maid dengan percaya diri seraya berjalan menuju kamar Teresa.

Dengan berjalan dengan pelan ia mendekati pintu kamar sang Luna. Jujur, ini merupakan kali pertama baginya untuk menjaga Luna. Pasti kedua orang tuanya akan bangga.

Ia membuka pelan pintu kamar Teresa dan kepalanya memasuki kamar tersebut, "Per-permisi Luna. Sa-saya di tugaskan un-untuk menjagamu." ucapnya dengan gugup sambil menarik badannya agar bisa masuk kamar tersebut.

Matanya memperhatikan sudut-sudut setiap isi kamat tersebut. Bersih. Ya, itulah kali pertamanya yang ia lihat dari kamar ini. Tapi... dimana sang Luna?

"Luna?" ucapnya sambil memperhatikan seluruh ruangan. Mulai dari ruang TV, kasur, dapur, dan kamar mandi. Tak ada satupun tanda-tanda keberadaan sang Luna berada.

Maid tersebut mulai khawatir, ia takut sang Luna pingsan di kamar mandi atau melarikan diri dari kamar ini. Atau atau... jangan-jangan... Ia bunuh diri?!

Sesekali ia menggelengkan kepalanya. Mencoba menjernihkan pikirannya, tak mungkin sang Luna bunuh diri. Ia mungkin hanya lelah. Makanya ia berpikiran yang aneh-aneh.

Ia mencoba membuka pintu kamar mandi. Kini ia benar-benar khawatir, di kamar mandi pun sang Luna juga tak ada. Gawat! Bagaimana jika dia akan di hukum oleh Alpha karena tak dapat menjaga sang Luna.

Tangannya mulai gemeteran, sesekali keringat dingin turun dari pelipisnya, "Bag-bag-bag-bagaimana ini..." ucapnya bergidik ketakutan. Ia mulai membayangkan betapa seramnya wajah sang Alpha.

Namun, mau tak mau ia harus melaporkan hal ini kepada sang Alpha. Apapun resikonya itu, ia harus bisa terima apapun itu. Dengan penuh keberanian walaupun takut ia melangkah keluar menuju ruangan sang Alpha.

•○●○•

"Ada yang datang kemari, Alpha." ucap sang Beta yang berada di samping sang Alpha sejak tadi.

The Bastard Alpha [Story#1 Zegna.]Where stories live. Discover now